Istirhami / Turats

Turats 91 s/d 99

Sebaik-baiknya mengharapkan hasanah duniawi adalah
kebaikan yang tersambung dengan hasanah ukhrawi
dan seburuk-buruknya kehidupan duniawi adalah mengharapkan hasanah
yang tidak disisipkan dengan mengharap kebaikan ukhrawi.
Wahai kaum Istirhami : takutlah kepada Allah SWT
dengan segala bentuk permohonan kebaikan
untuk menyempurnakan kemegahan
hidup dengan membelakangi
permohonan kemegahan
sesudah mati
[Turats :91]

Sebagian dari akhlak orang-orang mulia ialah :
Berbicara dengan tangannya, mendengar dengan perutnya dan melihat dengan hatinya.
Dan sebagian dari akhlak orang-orang hina ialah :
Membicarakan tangannya, memperdengarkan perutnya dan memperlihatkan hatinya.
Hai kaum perindu kemuliaan,
Hinakanlah tanganmu yang membisu, hinakanlah perutmu yang tak pernah lelah
mendengar dan hinakanlah hatimu yang tak mau terpejam. Dan ketahuilah:
kemuliaan tidak akan mau dipertemukan dengan kehinaan,
dalam satu hati.
[Turats : 92]

Seorang Istirhami
akan menjadi mulia oleh tiga sebab:
1. Bersedekah dengan mengajarkan Istirham kepada orang lain;
Kemuliaan itu akan diperoleh dengan derajat tinggi sebagai Imam.
2. bersedekah dengan memberi air kepada orang sakit;
Kemuliaan itu akan diperoleh dari hamdalah orang yang menderita.
3. bersedekah dengan membacakan al Fatihah untuk Imam mereka;
Kemuliaan ini akan diperoleh dari pahala Silaturrahim.
[Turats :93]

Penuhilah semua keinginan Allah SWT, maka Dia akan memenuhi semua
keinginanmu. Bila belum sanggup memenuhi seluruh keinginan Nya, maka jangan
kecewa bila keinginanmu hanya dipenuhi Nya sebagian.
[Turats :94]

Berhati-hatilah dalam
merangkai hasratmu
karena untuk suatu hasrat buruk
jauh lebih sulit dari berhasrat baik. Dan mewujudkan
hasrat kebaikan jauh lebih mudah dari pada mewujudkan hasrat buruk.
Kecuali : untuk dapat melihat hasil suatu kejahatan, dapat ditunggu
hanya dengan beberapa kali tarikan nafas dari dalam dada,
sementara untuk melihat hasil suatu hasrat kebaikan,
diperlukan beberapa kali mengusap dada.
[Turats :95]

Di halaman salah satu majelisku
tertumpuk batu kali dan batako belum digunakan untuk melanjutkan
pembangunan ruang i'tikaaf. Sementara itu tampak beberapa pemuda
sedang mengumpulkan batu kali. Ketika saya tanyakan maksud
mereka mengumpulkan batu-batu itu, mereka menjawab
bahwa batu-batu itu akan digunakan untuk
membangun pondasi sebuah majelis,
yang kebetulan tidak jauh dari majelisku sendiri.
Kepada para pemuda yang
tampak bekerja keras dengan riang
tanpa basa basi kuperintahkan untuk
mengangkut tumpukan batu dan batako milikku,
mereka sungkan, para pemuda itu tahu bahwa
aku juga sedang membangun.
Tapi kepada mereka kukatakan
bahwa aku sedang menunggu 'kiriman' batu yang sama
dan jumlahnya dapat memenuhi halaman majelis,
khawatir tempatnya tidak mencukupi
karena terhalang batu-batu ini. Mendengar penjelasan itu,
mereka dengan lega dan suka hati mengangkut seluruh batu yang ada.
Keesokan harinya mereka menemuiku, menanyakan : kapan bebatuan yang
kukatakan itu dikirim, karena mereka siap membantu untuk menurunkan
dan menata dengan baik. Kepada mereka kubilang : karena batu yang
akan dikirim, jumlahnya dapat menutupi semua permukaan bumi,
maka batu-batu itu kukembalikan lagi ke langit
untuk membangun pondasi majelisku di akherat.
Dengan jawaban demikian : aku merasa tidak bersedekah batu yang banyak
dan berat timbangannya, tapi yang kusedekahkan adalah
sebaris senyum untuk menggembirakan hati mereka.
[Turats :96]

Mahsan Thabrani
adalah seorang pengemudi ojeg.
Ceritanya : setiap kali akan mengemudi,
dia selalu berdoa agar mendapat 'kelebihan' rizki.
Dan ternyata benar bahwa bila dia mengemudi dengan berdoa
sebelumnya, maka penghasilannya jauh lebih besar dibanding mengemudi tanpa
didahului dengan doa. Usai cerita panjang lebar, kuanjurkan agar Mahsan tidak lagi
berdoa untuk mendapatkan 'kelebihan' itu. Dan ternyata, sunguh-sunguh
penghasilannya berkurang drastis. Bahkan setelah itu, Mahsan kuanjuran untuk berhenti
ngojeg dan mengisi waktu-waktu luangnya hanya dengan membaca al Qur'an
dan memperdalam lstirham.
Melihat itu keluarga Mahsan agak gundah
dan menyatakan keberatan atas anjuranku itu.
Saat ini, al Imam Mahsan Tabrani,
muballigh yang pernah menelusuri pulau Jawa, Bali dan Madura
untuk melakukan tabligh Istirhami, telah menjadi seorang ustadz
dengan ratusan santri. Mereka diasuh Mahsan
di majelisnya yang dibangun kokoh, berdiri di sisi selatan
masjid at Taqwa, tempat pertama kali
Istirhami kuwariskan
di waktu fajar
18 shafar
tahun
1419
[Turats :97]

Berprasangka baiklah
kepada Allah SWT, dalam
keadaan terburuk sekalipun.
Dan jangan pernah berprasangka
buruk kepada Nya, dalam keadaan terbaik
sekalipun. Ketahuilah : berprasangka baik
kepada Allah SWT dapat mengubah keadaan buruk
menjadi baik dan sebaliknya berprasangka buruk kepada
Allah SWT dapat mengubah kebaikan menjadi buruk. Aku bersaksi
bahwa sepanjang tahun aku melakukan banyak hal yang bertentangan
dengan yang dilakukan oleh kebanyakan orang. Mereka bekerja
mencari nafkah di siang hari, sementara saya hanya 'bekerja'
seorang diri di malam sepi ; aku menangis ketika berjuta
orang tertawa dan aku ridha untuk merendahkan
kepala tergeletak di lantai, ketika berjuta
orang menegakkan kepala mereka
menatap dunia. Namun aku
berprasangka baik:
bahwa Allah SWT
tak akan membiarkanku
dan anak-isteri
lapar serta ketakutan
atau mejelis-majelis yang
kutanggung menjadi terbengkalai.
Dan setiap kali hatiku tergetar untuk
beramal kebajikan dengan harta, selalu saja
Allah SWT mengirim rizki Nya dari sumber yang tidak
kuduga. Aku sungguh-sungguh malu untuk meminta rizki
dari Nya karena Dia selalu memberi yang lebih baik dari keinginanku.
Dengan husnuzzhann, Dia senantiasa memberi yang kuinginkan, karena
Dia Mahatahu bahwa yang kubutuhkan hanya rahmat Nya bukan sekedar
meminta rizki yang ditebarkan
sepanjang jalan hidupku
sampai hari kiamat
[Turats : 98]

Ya
Allah
Ya Rabbi wa
Ya Rabbal Istirhamiyyin
Bila tertulis di dalam Turats ini
ada sisipan kalimat yang akan menyesatkan
kaum Istirhami-Istirhamiat, musnahkanlah
sebelum dibaca, dipelajari, dan diteladani siapapun
namun bila di dalamnya terkandung hikam yang dapat
mengantar kaumku menuju keluasan samudera rahmat Mu
tunjukkanlah kebenarannya kepada alam semesta bahwa Turats ini
berusia panjang sepanjang umur dunia. Ya Allah, Engkau modali aku jari-jari
tangan dan atas izin Mu jemari ini menari-nari
menggoreskan huruf demi huruf hingga tersusun
Turats ini. Aku ridha menghabiskan
jutaan detik untuk ini ; dan hamba
hanya ingin agar Engkau berkenan
mendengar sedetik saja harapanku :
ridhailah dan rahmatilah kami.
[Turats :99]

Wa shallallahu' ala sayyidina Muhammadin
wa’ ala alihi wa ash — habihi wattatabi’in al Istirhamiyyin ajma'in
Walhamdu lillahi rabbil‘alamin

Puncak: 18 Ramadhan 1422 - 04 Desember 2001

Abi Bismillah Almischat Radjiun
Pk : 00.00.00