Istirhami / Turats
Turats
Jendela Sufi Istirhami
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahi Rabbil Istirhaamiyyin
Wash-shalutu wussalamu'ala sayyidina Muhammadin
Sayyfdil anbiya-i wul mursalin
Wu 'aIa alihi wa ash-hubihi wattabi'in
Wuttabi'ittabi'in wa man tubiahum bi-ihsanin
Ila yaumiddin
Turats
Jendela Sufi lstirhami
adalah pandangan dan sikapanku
dalam menggembalakan hati kaum lstirhami,
kaum yang telah kutempatkan di tiap Iembar sarafku.
Dengan dan bersama Turats ini diharapkan mereka dapat
ikut campur dalam memberi warna sufistik kepada duniaa Sebab
kita sadari bahwa kian hari semakin mahal nilai ketajaman mata hati
untuk mampu melihat dunia sebagai batu loncatan kecil menuju akhirat,
dan ketajaman itu hanya dapat tergali dari lembah sufisme yang teduh dan damai.
Turats ini hanyalah salah satu jendela untuk melihat dunia itu, yang nyaris tidak dikenal
lagi oleh masyarakat. Dan kaum lstirhami, dalam rentang waktu yang singkat, telah mulai
menapakkan kakinya, mengayun langkah-langkah kecil dalam menata ulang pola banding
masyarakat sekitarnya, tentang arti dan nilai kebendaan serta arti dan nilai kerohaniaan
dengan mengacu pada serat-serat halus sufi lstirhami.
Mari detakkan kembali jantung kehidupan para sufi
dengan ketajaman matahati kita yang mulai tumpul;
Semoga Allah SWT membimbing kaum ini menuju
Ridha Nya untuk menemukan kembali rantai
yang hilang, rantai kehidupan kaum sufi
yang telah menduniakan kehidupan
akhirat dan mengakhiratkan
kehidupan dunia. Itulah
jalan lurus yang tengah
ditempuh oleh barisan
kaum lstirhami di seluruh
penjuru dunia, bersama cahaya
rahmat Allah
SWT
Abi Bismillah Almischat RadjiunTurats 1 s/d 9
Bismillahirrahmanirrahim
Bila lidah ingin menyebut
dan hati ingin mengingat sebuah nama,
maka sebut dan ingatlah Nama Sang Pengasih dan Penyayang
[Turats : 1]
Ketika hati terbakar
kerinduan ingin memuji sesuatu, simpanlah rindumu
dan pujilah Dia ; karena hanya Dialah Yang Maha Terpuji
[Turats : 2]
Bumi ini penuh dengan makhluk
yang menjadikan dirinya atau dijadikan orang lain sebagai rabb,
pengatur, penguasa bahkan sebagai tuhan ; namun Rabb yang dapat mengantar kita
ke jalan kebenaran dan kedamaian hanyalah Rabbul ‘alamin,
[Turats : 3]
Janganlah mengharapkan
kasih sayang yang tulus dan abadi dari siapapun
harapkanlah dari Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
[Turats :4]
Dunia melahirkan begitu banyak raja;
namun kerajaan mereka dibatasi oleh kematian.
dan hanya Allah SWT sajalah Raja Abadi, di dunia maupun di akhirat.
Dialah yang membatasi kekuasaan para raja dunia, sementara
Kekuasaan Nya tidak terbatasi oleh raja manapun.
[Turats : 5]
Beribadah ialah
Menempatkan diri seutuhnya dan merendahkan diri
serendahnya sebagai seorang hamba di hadapan Tuhan
maka tidaklah mungkin seorang hamba
mempertuhankan makhluk selain
Tuhan yang sesungguhnya :
Allah SWT.
[Turats : 6]
Sesungguhnya
manusia selalu terjebak perasaan takut,
baik menghadapi yang tampak maupun yang tersembunyi,
maka dalam mengatasi ketakutan itu,
tidak ada tempat berlindung
dan tidak akan pernah ada pelindung yang sejati
kecuali Allah SWT.
[Turats : 7]
Shirathal Mustaqim
adalah jalan Iurus kehidupan manusia
di dunia maupun di akhirat. Tidak seorang makhluk pun
yang dapat menciptakan jalan Iurus dan tidak ada seorang makhluk pun
yang mampu meluruskan jalan kehidupan seseorang. Petunjuk untuk
menuju jalan yang Iurus hanya ada dalam genggaman
kekuasaan Allah SWT; maka mintalah kepada Nya
dan Dia akan memberimu.
[Turats : 8]
Minta dan raihlah
dua hal utama dari Allah SWT:
jalan Iurus yang penuh kenikmatan
dan terhindar dari kemurkaan serta kesesatan. Amin
[Turats : 9]Turats 10 s/d 18
Muhammad Rasulullah SAW
ketaatannya kepada Allah SWT tak tersamakan siapapun
kecintaannya kepada keluarga tak tersamakan siapapun
sopan bersikap dan santun bertuturnya tak tersamakan siapapun
keteladanannya terhadap ummat telah mengundang cinta-kasih siapapun
maka tak akan pernah kususun bait-bait indah dan kerinduan untuk siapapun
kecuali lstirham, sanjungan terindahku dan getar rinduku buatnya:
Muhammad Rasulullah SAW.
[Turats : 10]
Di bawah kedua telapak kaki orang tua,
tersembunyi sorga dan neraka ; maka melalui telapak kaki merekalah
anak-anak akan mengikuti jejaknya menuju pilihan : sorga atau neraka,
Beri mereka kesempatan untuk memilih serta memperoleh
yang terbaik untuk mengais rahmat Allah SWT
Dan jalan menuju arah itu adalah lstirham
[Turats : 11]
Kulatih kesabaran dengan 3 cara:
Mencukur habis rambut kepalaku dengan tanganku sendiri, bertasbih 33 kali
pada setiap sujud akhir shalat sunnah dan tertawa menghadapi musibah.
[Turats: 12]
Orang tua yang alim
adalah mereka yang memberi pelajaran pertama
kepada anak-anaknya untuk shalat, berkata yang baik dan jujur
serta memilihkan teman bermain yang seakidah; sementara orang tua
yang membiarkan anak-anaknya melalaikan shalat dan berkata-kata
serta bergaul sesukanya, adalah orang tua yang lalim.
Ketahuilah bahwa kebaikan yang ditanamkan orang tua
kepada anak-anaknya sejak dini,
akan membuahkan ketenangan dunia-akhirat;
sebaliknya, dengan membiarkan anak-anaknya
berjalan sesuka hati mereka,
bersiaplah untuk tersiksa seumur hidup
dan disiksa sesudah mati
[Turats 13]
Anak-anak
akan berdosa
atas kesalahan mereka saat
menentang keinginan baik orang tua;
tapi orang tua akan berdosa besar
bila berkeinginan buruk atas anak-anaknya.
Sesungguhnya banyak orang tua yang salah
memahami keinginan anak-anaknya.
Dan tidak sedikit anak-anak
yang benar-benar tidak memahami keinginan baik orang tuanya.
Maka agar terhindar dari perseteruan yang tidak berkesudahan
antara orang tua dengan anak-anak mereka,
samakanlah pandangan hidupnya : berhukum kepada al Quran,
berakhlak kepada as Sunnah dan berjihad untuk menuntun hawa nafsu
ke arah yang benar. Dan Turats adalah jembatan keduanya.
Turats: 14]
Anak-anak
bagaikan pemburu
di belantara kehidupannya.
Mereka bersembunyi, mengintai,
Mengendap-endap dan mengarahkan laras
senapannya ke sasaran bidik masa depannya sendiri.
Di antara mereka ada yang dengan mudah menjinakkan buruannya
tapi juga tidak sedikit yang justru terluka diterkam oleh kebuasan
hewan-hewan hutan pikiran dan perasaannya sendiri.
Perlihatkan kepada mereka peta belantara kehidupannya sejak dini
Tunjukkan kepada mereka liku-liku jalannya
ketika memasuki masa remaja.
Dan saat menginjak usia dewasa, bekali mereka
Kitabullah,
Sunnah Rasulillah dan Turats Abi Bismillah
sebab saat mereka berhasil
menangkap buruannya, mungkin mereka bisa tertawa sendiri-sendiri
Namun kalau mereka gagal atau diterkam buruannya,
maka pasti, kita akan menangis bersama.
[Turats 15]
Warisan terbesar dan terbaik
yang dapat diberikan orang tua kepada
anak-anaknya ialah mengenal Allah SWT,
mengenal Rasulullah SAW serta mengenal Jihad.
Dan orang tua yang tidak mengenalkan
ketiga hal di atas berarti telah membuka 3 pintu
kemiskinan bagi darah dagingnya sendiri di kemudian hari:
Kemiskinan Qurani, karena mereka
tidak mengenal kekayaan rahmat Nya
Kemiskinan Sunni, karena mereka
tidak tersentuh akhlak mulia
Kemiskinan Jihadi, karena mereka
tidak didorong untuk bekerja keras
menjinakkan dunia. Dan mereka
yang miskin hanya akan
dijinakkan dan menjadi
korban dunia.
[Turats: 16]
Ulama adalah laut berbajik
Umara adalah muara berbijak
Ummat adalah ladang keduanya berpijak.
Jangan pernah ulama 'berbijak' supaya ummat terbujuk dan
jangan pernah umara 'berbajik' supaya ummat terbajak.
Karena apabila mereka telah bertukar busana maka
itu hanya akan membiarkan ummat terinjak.
Ketahuilah wahai kaum Istirhami
Kemuliaan ulama dan kemulian umara
bukan disebabkan oleh lidah manis
dan ketajaman matapena mereka
Tapi kemuliaan keduanya hanya bergantung pada
selembar tipis kemuliaan yang tersimpan di hati ummat.
[Turats 17]
Kenalilah suatu kebaikan atau keburukan
dengan al Quran,
karena kalian tidak akan tertipu olehnya.
Mendekat atau menjauhlah dari keduanya
dengan al Quran,
agar tidak ditipu oleh para pembacanya
namun akhlak mereka berseberangan dengan al Quran
[Turats 18]Turats 19 s/d 27
Larikanlah hartamu kemana saja atau datangkanlah kekayaanmu
dari manapun, ia tetap akan menyempitkan dadamu ; karena datang dan perginya dari
bumi ke bumi. Coba hadirkan kekayaanmu atau enyahkan hartamu dari langit ke langit,
maka akan lapanglah dadamu. Hai orang-orang yang menyimpan cahaya keimanan,
keislaman dan keistirhaman, ketahuilah bahwa ruang-ruang besar
yang diciptakan manusia di bumi ini masih terlalu sempit
untuk menyimpan sepotong bintang kecil dari langit.
[Turats: 19]
Sampaikan tiga hal kepada para Istirhamiat:
1. Menjaga kesehatan, keselamatan dan nama baik keluarga
2. Memberi dorongan kepada anak dan suami agar mencapai tujuan dengan benar
3. Menjaga amanat yang dipikulkan kepadanya.
Perintahkan tiga hal kepada anak-anak kita :
1. Menegakkan shalat
2. Bergaul secara Islami
3. Membiasakan bersedekah
Sembunyikan tiga hal dari para tetangga kita :
1. Keluhan yang bersifat pribadi
2. Kekurangan material yang mengesankan kehinaan
3. Kelemahan dalam beribadah
[Turats: 20]
Jadikanlah bunga-bunga dunia
dan segala kemanisannya sebagai keperluan,
dan jadikanlah benih-benih akhirat dan segala kepahitannya sebagai kebutuhan.
Tanpa keharuman bunga-bunga duniawi, kita masih menyimpan kehidupan manis di
akhirat. Tapi tanpa benih-benih ukhrawi, manusia tak ubahnya bagai sebatang kayu yang
tidak dibutuhkan siapapun. Hai kaum yang hati dan lidah kalian selalu dibasahi
kerinduan meraih rahmat Allah SWT Kemanisan yang kalian inginkan
dari dunia ini dapat diperoleh kelak di akherat; namun sedetik saja
kalian terjauh dari rahmatNya, maka bersiaplah untuk hidup
pahit di dunia dan di akherat.
[Turats : 21)
Bila hati
mulai tergoda
untuk mengagumi mahluk,
segeralah Istirham, memohon rahmat Allah SWT
agar kekaguman itu berubah menjadi keteduhan
yang dapat lebih menguatkan
keimanan kepada Nya.
Demi Allah, sesungguhnya
tidak ada keindahan
yang terlihat dan terdengar
kecuali sebatas kelopak mata dan selaput telinga
tidak ada kelezatan yang tercicipi dan tersentuh kecuali
sebatas lembutnya lidah dan tipisnya kulit. Dan ingatlah: kelak,
Allah SWT hanya akan menerima kedatangan siapapun
di kerajaan Nya, dengan hati yang salim, terbebas dari segala
tanggungan duniawi. Periksa mulai sekarang, adakah di antara harta kita
terselip milik kaum mustahiq. Bebaskan hatimu dari jeratannya.
[Turats 22]
Rahmat
Allah SWT
adalah segala bentuk kebaikan
untuk semua makhluk
mulai makhluk yang terkecil
sampai sebentuk alam semesta
yang tidak terkirakan luasnya.
Hai kaum Istirhami di seluruh dunia:
Janganlah bumi dan segala isinya ini
kalian jadikan rebutan
hingga melukai keimanan
janganlah meminta sesuatu
yang tidak akan membawamu kepada
kebahagiaan akhirat.
Janganlah mata, telinga, lidah, tangan dan kaki
diberi kesempatan untuk membimbing kalian ke jalan
yang mengundang murka Allah SWT.
Perhatikanlah: hati kalian adalah tabir halus
yang dapat dilintasi cahaya Allah SWT
Dari cahaya itu, kalian dapat terangi dunia,
dan jangan pernah bangga
dipermainkan oleh kemilau
cahaya duniawi
[Turats : 23]
Para Imam Istirham
bagaikan pohon besar yang rindang
dan berbuah Istirhami yang ranum untuk dibagikan kepada
kaumnya. Di setiap buah itu terdapat sembilan bij, dan tiap bijinya
mengandung sepuluh kebaikan. Maka berbahagialah para Imam itu,
mereka tidak pernah terputus memetik berjuta kebaikan
sampai hari kiamat, kelak, Insya Allah.
[Turats: 24]
Shalawat adalah pohon rahmat
dan Istirham adalah buahnya.
Nikmatilah manisnya, tebarkanlah hikamnya
sampai akhir hayat, kelak, di akhirat,
insya Allah kita dipertemukan
oleh Allah SWT kepada kekasih Nya,
Muhammad SAW
yang kita sebut namanya siang-malam
dengan penuh kecintaan dan
kerinduan
[Turats: 25]
Aku berwasiat
kepada segenap kaum Istirhami
agar berpegang teguh pada pendawaman Istirham;
karena mendawam Istirham
sama dengan mendawam
perintah al Quran untuk bershalawat
kepada Rasulullah SAW
dan turut dalam menebarkan
serta mengawal rahmat Allah SWT
ke seluruh alam semesta.
Berbahagialah kaumku yang berada
di tengah derasnya arus rahmat Nya.
Berbahagialah kaumku
yang dihangatkan oleh rahmat Nya
Berbahagialah kaumku
yang menerangi dan diterangi
oleh cahaya keabadian rahmat Nya
Berbahagialah kaumku
yang berkesempatan mengawal rahmat Nya
sampai berakhirhya umur dunia
dan bermulanya umur akhirat.
[Turats: 26]
Aku
menyatakan
kesaksian bahwa
sepanjang hayatku berjuang
untuk membesarkan Istirham; bekerja siang-malam
untuk kebesaran kaum Istirhami dan dari waktu ke waktu selalu
berdoa agar kelak, di akherat dapat membawa kaum ini menghadap
baginda Rasulullah SAW dan memperdengarkan
alunan Istirhamiah di hadapan beliau.
Kubayangkan kemuliaan senyumnya.
[Turats : 27]Turats 28 s/d 36
Sesekali
Aku kuatkan husnuzzhann,
berprasangka baik bahwa kelak,
di akhirat, aku akan memimpin
berjuta kaum Istirhami
menghadap Rasulullah SAW,
dengan mengenakan busana warna hitam.
Dan aku akan mengatakan:
Wahai baginda Rasulullah SAW,
kekasih Allah SWT
dan penghulu kami;
aku bersama ummatmu,
kaum Istirhami,
kaum yang lidah dan hatinya
tidak pernah kering dari menyapamu
dalam kebaikan.
Sapalah kami
dalam kebaikan dan rahmat Allah SWT
yang engkau tebarkan
untuk seluruh alam
[Turats: 28]
Yakinlah
bahwa pada
sembilan kalimat arrahimiah
dan sembilan puluh sembilan kalimat al 'Uzhma
terdapat kandungan hikam yang tidak tampak oleh mata,
tidak tercium oleh hidung, tidak terdengar oleh telinga,
tidak terbilang oleh lidah, tidak teraba oleh tangan
dan tidak tertapaki oleh langkah
perjalanan seorang istirhami
sepanjang hayatnya.
Kesembilan kalimat itu
milik Allah SWT.
Dialah
yang akan memperlihatkan
kandungan hikam itu
kepada kaum Istirhami
di saat yang paling tepat
karena kaum ini
adalah ahli
waris
Nya
[Turats: 29]
Mengajarkan
dan mengamalkan Istirham
serta menganjurkan untuk diamalkan ajarannya,
sama seperti menanam pohon besar yang berbuah sarat:
dalam setiap buah terdapat sembilan biji yang subur,
dan pada tiap bijinya terkandung sepuluh rahmat.
Setiap kali buah-buah itu dimakan oleh seorang Istirhami,
maka biji-bijinya akan tertanam dan tumbuh manjadi pohon,
berkembang dan berbuah lagi.
Dan demi Zat yang jiwaku
dalam genggaman Nya,
aku bersaksi
bahwa shalawat ini
menyimpan roh kebaikan
yang abadi di sisi
Allah SWT
[Turats : 30]
Suatu hari nanti
akan ditemukan anak-anak kecil
bermain sambil melantunkan Istirham;
mereka tidak tahu arti dan kandungan hikamnya,
mereka tidak pernah bertemu Abi Bismillah dan para sahabatnya ;
mereka adalah generasi yang tumbuh di tengah kebesaran Istirham.
Maka bila hari ini kita siapkan 'rempah-rempah' Istirhami untuk mereka
dengan hati yang tulus maka kelak
mereka akan menyajikan
masakan lezat untuk kita.
[Turats : 31]
Istirham
tidak dibesarkan
oleh para pembesar
atau oleh para hartawan
dan tidak akan besar
hanya karena dibesar-besarkan
atau digelimangi kekayaan
sebab Istirham hanya akan
besar dan kaya
oleh 'campur tangan'
Zat Yang Maha Besar
Lagi Maha Kaya
[Turats : 32]
Apabila Islam
Bagaikan sebuah lstana megah,
Maka Istirham
adalah salah satu hiasan
yang terpajang di dinding kebesarannya.
Berbahagialah kaum Istirhami
mereka mendapat kehormatan mengawal hiasan
di salah satu sudut lstana
yang dibangun oleh firman-firman Allah SWT.
[Turats :33]
Istirham ditegakkan oleh 9 hal:
Tawashshul, al Istirhamiah arrahimiah,
al Istirhamiah al'Udzhma, Doa Istirhami, Turats,
A-imah dan Imamah Istirhamiah, Tabligh Istirhami,
Ihya-ussunnah dan Tadarrus al Quran.
[Turats :34]
Wasiat
kepada anak-cucu
yang pendek kalimatnya
namun panjang hikamnya adalah Istirham.
Maka kenalkanlah shalawat rahmah ini, tanamkanlah
ajaran marhamah nya kepada mereka sejak usia dini.
Dengan marhamah, mereka tidak hanya dapat memberi
kasih-sayang kepada mahluk di bumi tapi juga memperoleh kasih
dari Yang Maha Pengasih dan mendapat sayang dari Yang Maha Penyayang
di langit.
[Turats :35]
Aku, para Imam dan kaum Istirhami di seluruh bumi Allah SWT,
bagaikan tubuh seutuhnya ; duka mereka adalah dukaku dan kebahaglan mereka adalah
rahmat yang dapat kuhirup sepanjang hidup.
[Turats :36]Turats 37 s/d 45
Ketika shalat shubuh
bersama kaum Istirhami di Majelis Markazi,
aku berdoa dengan kedua telapak menghadap ke langit untuk membaca qunut.
Seketika itu aku terbayang perintah Allah SWT dalam surat al Ahzab 56
agar segenap kaum mukmin bershalawat kepada Nabi
maka kuucapkan Istirham di akhir qunut
dengan suara terbata~bata dan linangan air mata yang tak terbendung.
Aku bersumpah : Demi Allah, aku 'merasa' ayat itu sebagai perintah
yang ditujukan kepadaku dan segenap kaum Istirhami.
Dan kita telah tunaikan perintah itu.
[Turats : 37]
Jadilah Imam,
Sebarkanlah Istirham,
hangatkan rumahmu dengannya siang-malam,
maka hidup akan tentram.
[Turats : 38]
Hati dan pikiranku
telah terikat erat oleh kaum Istirhami
yang selalu mendoakanku dan selalu kudoakan mereka.
Aku senantiasa ingin bersama mereka dalam kelapangan atau kesempitan.
Sesekali kudekati mereka dari kejauhan atau kujauhi mereka dari kedekatan
Mata dan hati mereka telah membangun ketajaman matahatiku.
Kudengar kebaikan dari mereka dan mereka dengar kebaikan dariku.
Kubawakan setitik api Istirhami untuk menghangatkan kehidupan mereka.
Dan mereka tebarkan cahaya marhamah sepanjang jalan hidupku.
[Turats : 39]
Keluasan hati seorang Istirhami
diukur dengan anggapan : sekecil apa dunia ini
dan segala persoalan yang menghiasinya;
sebaliknya, kesempitan hati mereka
ditandai dengan anggapan:
sebesar apa dunia ini
dan segala persoalan
yang menghiasinya.
[Turats : 40]
Tiga
Indera utama dan pertama
yang Allah SWT perlengkapi pada seseorang
ketika berada di alam rahim :
as Sami'' [pendengaran], al Abshar [penglihatan]
dan al Af-idah [matahati] ;
ketiga indera itu menempati baris terdepan
untuk menegakkan atau justru tumbang
dalam membangun nilai-nilai kehidupan.
Dan Istirham, Insya Allah cukup handal
sebagai pagarnya.
[Turats :41]
Ketika aku sedang rehat di serambi
masjid Raudhatul Jannah, Rawa Buaya, Cengkareng,
Jakarta Barat, didampingi dua santri dari Australia : Phillip Ilmenstein dan Ashley,
Tiba-tiba mereka berdua merundukkan kepala berkali-kali sambil menutupi mata. Karena
hal itu dilakukan berulang-ulang, kutanyai mereka. Jawabannya : mereka melihat
cahaya yang teramat terang melingkari kepalaku sehingga mata mereka tidak kuat
menatapnya. Demi Allah yang jiwa-ragaku dalam genggaman Nya,
Dia SWT telah menganugerahkan sesuatu yang tak pantas kusebut.
[Turats : 42]
Sembilan hari tanpa makan,
seseorang masih dapat bertahan hidup.
Sembilan jam tanpa minum,
Seseorang sungguh-sunguh masih hidup.
Sembilan menit tanpa udara,
seseorang sudah berada di jendela kematian.
Sembilan detik tanpa roh,
seseorang sunguh-sungguh sudah mati.
Perhatikanlah :
makan dan minum
adalah rizki yang dapat dicari,
sedangkan udara dan roh
adalah rahmat yang diberi,
maka dahulukanlah memelihara
dan mensyukuri
dua pemberian yang terakhir
dari pada memohon
dan menikmati pencarian
dua yang pertama
[Turats : 43]
Keberhasilan seorang Istiharmi
tidak disebabkan oleh kelincahan tangannya.
Kegagalan mereka bukan dikarenakan tergelincir kakinya.
Kaum ini menganggap keberhasilan dan kegagalan hanya
sebagai pergeseran rahmat dari depan
ke belakang atau sebaliknya.
[Turats :44]
Kekayaan dan kemiskinan
dalam pandangan dan sikapan seorang Istirhami
tidak dengan menggunakan tolok ukur keberhasilan atau kegagalan
mereka paham bahwa dunia tidak hanya 'akrab'
dengan keberhasilan kaum kaya
atau kegagalan kaum miskin, tapi juga 'bersahabat'
dengan keberhasilan kaum miskin
dan kegagalan kaum kaya;
dan seorang Istirhami hanya mendengar
dan melihat kekayaan,
kemiskinan, keberhasilan serta kegagalan
dengan menggunakan fuad,
matahati yang paling jernih.
[Turats :45]Turats 46 s/d 54
Bila
kehilangan sesuatu
yang dijaga
dan tidak menemukan
sesuatu yang dicari
berhentilah melakukan pekerjaan sia-sia itu,
sebab ada dan tiadanya sesuatu,
hanya tergantung pada pengakuan atau penyangkalan fuad.
Karena ketika matahati dapat melihat dan mendengar
dengan jernih, maka bertambah atau berkurangnya
kepemilikan akan terdengar sama baiknya ; namun
saat matahati mulai melihat dan mendengar dengan
keruh, maka pertambahan atau pengurangan
kepemilikan harta akan terlihat sama buruknya,
Ketahuilah : redup-jernihnya matahati seseorang
sangat tergantung pada redup-jernihnya
rahmat Allah SWT di dalam dada.
Rawatlah kejernihan rahmat Nya
dengan Istirham.
[Turats :46]
Sepandai-pandainya orang pandai,
ialah mereka yang membuat orang bodoh
menjadi pandai ; dan sebodoh-bodohnya orang bodoh,
ialah mereka yang membuat orang pandai menjadi bodoh.
Ketahuilah : memperpandai orang bodoh
adalah ibadah, dan amat dimuliakan Yang
di langit. Sedangkan memperbodoh orang
pandai adalah musibah. Yang di bumipun
menghinakannya.
[Turats :47]
Satu
baris Istirham
yang diajarkan
kepada seseorang dengan ikhlas,
bagaikan bersedekah sebutir gabah
yang dapat menumbuhkan
hamparan sawah
sejauh mata memandang;
jadikanlah Istirham
sebagai sedekah
thulalhayat [sepanjang hidup]
yang akan dipanen
ba’dalmamat [sesudah mati]
[Turats :48]
Aku
tidak akan
lelah berdoa untuk para Imam,
agar dari tangan mereka
terus berlahiran kaum Istirhami
yang dapat ‘menghitamkan' bumi
dengan busananya
dan 'memutihkan' langit
dengan shalawat mereka.
[Turats :49]
Adalah kedustaan besar,
bila di antara kaum Istirhami
mempercayai mimpi tentang sikapan,
ucapan dan perbuatanku sampai mereka
menyatakan kesaksian bahwa hati dan lidah mereka
selalu dibasahi oleh Istirham di setiap kesempatan.
Karena ketahuilah bahwa aku adalah manusia biasa seperti mereka,
yang ucapan, perbuatan dan sikapanku dapat diserupai oleh jin
atau iblis. Hanya saja Allah SWT menyisihkan rahmat Nya
untukku, sehingga aku dipilih Nya menjadi Imam
di antara kaumku, dan aku diberi sesuatu
yang tidak diberikan kepada banyak
mahlukNya di dunia ini.
[Turats : 50]
Kecantikan
seorang Istirhamiat
tidak karena sentuhan kosmetika
yang menutupi hampir seluruh permukaan wajahnya,
atau busana yang mengurung keindahan tubuhnya
tapi dia cantik oleh cahaya kemuliaannya sendiri;
dia dimuliakan oleh ribuan doa kaum Istirhamiat
yang tidak dikenalnya dan
tidak mengenalnya
samasekali
[Turats :51]
Sikap mulia
seorang Istirhami-Istirhamiat ialah
apabila dia membacakan Doa Istirhami
ditujukan untuk sesama Istirhami-Istirhamiat,
tanpa diketahui atau memberitahu siapapun.
Akhlak mulia itu sesuai dengan sabda Rasulullah SAW
dalam Hadist Qudsi bahwa derajat mulia seseorang di sisi Allah SWT
ialah ketika terbiasa bersedekah melalui tangan kanan,
tanpa diketahui tangn kirinya.
[Turats :52]
Aku
tidak pernah
melihat kecantikan
seorang Istirhamiat
dan ketampanan seorang Istirhami
kecuali ketika mereka mengenakan busana
berwarna hitam, warna kesukaanku dan disukai
oleh zaman, sebagai warna keabadian. Perhatikanlah Baitullah,
HajarAswad, dinding maupun Kiswah yang menyelimutinya,
berwarna hitam, tak akan terubah warnanya oleh siapapun sampai hari kiamat
[Turats :53]
Tiga hal yang paling memungkinkan
terbukanya jendela rahmat Allah SWT bagi seorang Istirhami-Istirhamiat:
1. Taat kepada Allah SWT dengan membaca al Quran
di setiap kesempatan,
sedikitnya membaca surat al Ikhlash 3 kali.
2. Taat kepada Rasulullah SAW dengan menghidupkan as Sunnah
di setiap kesempatan,
seringannya berakhlak mulia di tengah keluarga.
3. Taat kepada Imam dengan menyebarkan Turats
di setiap kesempatan,
setidaknya dengan membaca Istirham.
[Turats :54]Turats 55 s/d 63
Tiga tanda-tanda
kemuliaan seorang Istirhamiat:
1. Mengenakan jilbab berwarna hitam.
2. Tidak melukai perasaan sesama Istirhamiat
3. Mengajarkan Turats kepada muslimah yang dikenalnya
dan mengamalkannya bersama mereka.
[Turats : 55]
Apabila seorang Istirhami
mendapat rizki yang tidak diduga-duga,
sementara hatinya diselimuti keraguan antara fitnah
atau rahmah atas rizki itu, maka segeralah berwudhu, shalat dua rakaat
dan bacalah Istirhamiah arrahimiah ; bila keraguan itu masih kuat, bacalah
al'Uzhmu ; dan apabila masih gundah, maka tempatkanlah rizki itu sebagai fitnah.
Sedekahkanlah dalam jumlah tidak terbatas, sampai hati menjadi tenang. Ketahuilah,
bahwa fitnah akan membalikkan suasana hati dari tenang menjadi gelisah sedangkan
rahmah membalikkan suasana hati dari gelisah menjadi tenang.
[Turats : 56]
Nilai luhur seorang
istirhami ialah membaca
arrahimiah atau al'Uzhmu
semata-mata karena Allah SWT,
dengan tidak mengharapkan apapun,
meski amalan itu dibaca pada saat kita berhajat kepada Nya.
Yakinlah bahwa Allah SWT Maha Mengetahui tentang
dua perkara secara pasti: Sirrakum
[rahasia hati kalian], dan jahrakum
[Kenyataan hidup kalian}.
[Turats : 57]
Shalatmu
tidak sebaik dan tidak sesempurna shalat Rasulullah SAW
Shaummu
tidak sebaik dan tidak sesempurna shaum Rasulullah SAW
Sedekahmu
tidak sebaik dan tidak sesempurna sedekah Rasulullah SAW
Hajimu
tidak sebaik dan tidak sesempurna ibadah haji Rasulullah SAW
Kuingatkan: perbaikilah dan sempurnakanlah Istirhammu,
bangkitkanlah gairah untuk hanya mendamba rahmat Allah SWT.
Karena di akherat kelak, api neraka akan menyala atau padam
dan gerbang sorga akan terbuka atau tertutup, hanya oleh
rahmat Nya. Hai kaumku, telah sampai khabar kepada kalian
bahwa hanya dengan rahmat Allah SWT sajalah kalian akan diantar
memasuki gerbang Kemaharajaan Nya. Dan itu pasti.
[Turats : 58]
Aku bukanlah orang yang paling taqwa
di antara kaum Istirhami. Akujuga bukan
orang yang paling utama dalam barisan kaum ini dan
Allah SWT tidak melebihkan aku dari mereka, hanya karena
kususun arrahimiah dan al'Uzhma; kecuali aku selalu berkeinginan
agar ketaqwaan, keutamaan dan kebaikan selalu menghiasi
segenap perilaku kaumku, kaum istirham di seluruh dunia.
Hai kaum yang hati kalian kusembunyikan dalam
pikiranku dan pikiran kalian kuselipkan dalam hatiku,
ingatkanlah diriku untuk berteguh hati memelihara ketaqwaan,
ingatkanlah diriku untuk lebih mengutamakan kaumku dari diri dan
keluargaku dan ingatkanlah diriku untuk selalu berkata dan berbuat ihsan,
karena dengan perkataan atau perbuatan seperti itu, aku menguatkan diri untuk
beribadah seakan-akan melihat Zat Allah SWT,
namun kalaupun tidak sanggup kulihat Zat Nya
maka dengan ihsan itu, dapat kuimani bahwa
Dia melihatku,
[Turats : 59]
Sebarkanlah
Turats ke kiri-kananmu,
bimbinglah mereka untuk memahami warisanku ini,
dengan bijak, ikhlas dan penuh kesabaran.
Ajaklah mereka kejalan istirhami, jalan yang akan mengantar seseorang
kepada pemahaman sufi dalam betuk yang indah dan teduh.
[Turats : 60]
Suatu hari di Majelis, saya merasa lapar sekali, karena sepanjang hari menerima tamu
yang hampir tidak putus. Dan keadaan saya diketahui oleh ananda Koey bin Siraj. Lalu
dia menghidangkan makanan di hadapan saya. Seketika itu, datang seorang sahabat
yang kelihatan sangat letih, Ternyata sahabat itu belum makan siang, padahal
waktu sudah mendekati maghrib. Maka ketika ditawari makan,
tanpa basa-basi lagi hidangan itu disantapnya habis tak
bersisa. Saya tetap menyembunyikan rahasia kecil itu.
sampai
sekitar
pukul
00.00
hadir
tamu
membawa makanan lezat dan
kami semua makan bersama.
Sahabat itu meninggalkan
Majelis tengah malam,
Tanpa mengetahui keadaan yang sesungguhnya. Dalam hal seperti itu,
saya tidak merasa bersedekah sepiring nasi, tapi lebih merasa bersedekah
dengan merahasiakan keadaan yang sebenarnya.
[Turats : 61]
Sebaik-baiknya seorang
Istirhamiat ialah bila telah bersuami
maka dia akan menjadi seorang isteri yang bertutur sopan,
bertingkah santun dan menjaga amanat yang dipercayakan suaminya;
dan apabila masih menjadi tanggungan orang tua, maka dia akan menjadi qurrota'ain,
berperangai indah dipandang mata. Camkan:
keindahan perangai seseorang hanya bisa diperoleh
dari nilai-nilai lslami-Istirhami
[Turats :62]
Setiap kali membaca Istirham
pada malam Jumat, ruang Majelisku penuh sesak,
Dalam kegelapan itu, beberapa Istirhami-Istirhamiat
melihat cahaya bagai
kilat memasuki ruang
tempat aku dan para sahabatku duduk bersimpuh. Ada juga di
antara mereka yang melihat bayang-bayang hitam tinggi besar, duduk
berhimpitan di sebelah kiri-kananku. Kepada mereka aku uraikan bahwa itu
sebabnya apabila usai shalat, kita mengucap 'salam' ke kanan lalu ke kiri; karena
memang kita tidak pernah sendirian dalam kebaikan atau keburukan, di manapun
berada.
[Turats :63]Turats 64 s/d 72
Kemuliaan atau kehinaan
tidak ditentukan oleh kelebihan atau
kekurangan harta. Ada yang dimuliakan
karena kekayaannya, ada juga yang dihinakan
karenanya. Ada yang dimuliakan karena kemiskinannya, ada juga yang dihinakan
karenanya. Waspadalah : kemuliaan tidak lebih mulia dari kehinaan, selama kemuliaan
itu dicapai dengan cara terhina ; dan ‘kehinaan' tidak lebih hina dari kemuliaan selama
'kehinaan' itu ditempuh dengan cara termulia. Ketahuilah bahwa kemuliaan atau
kemiskinan dapat terukur melalui ruang kecil
dalam hati yaitu : fuad; karenafuad
yang cerah akan menempatkan
seseorang pada derajat
kemuliaan, baik kaya
maupun miskin,
sementara fuad yang redup akan menempatkan
seseorang pada derajat kehinaan, baik kaya
maupun miskin. Maka harapkanlah
untuk termuliakan dan terkayakan
hanya karena ruang kecil itu
telah tercerahkan oleh
kandungan ke 7
al Istirhamiah
ar Rahimiah :
Alluhumma
Nawwir
Warham
[Turats :64]
Puncak dari perasaan takut
adalah kematian. Padahal:
mereka yang lari mendekat pada kematian, akan mati.
Mereka yang lari menjauh dari kematian, akan mati.
Mereka yang meragukan kematian, akan mati.
Mereka yang meyakinkan kematian, akan mati.
Aku, para Imam dan seluruh kaum Istirhami akan mati,
baik dengan cara mendekatkan, menjauhkan, meragukan atau meyakinkannya.
Kematian adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan dan
kematian adalah jarak terdekat untuk dapat memahami
perbedaan antara ketuhanan dan kehambaan.
Ucapkan 'selamat datang‘ pada kematian,
kapanpun waktunya Iidah menyuarakan
ucapan itu, bersama rahmat Allah SWT.
[Turats : 65]
Saya berwasiat
kepada kaum Istirhami agar
ketika berada dihari-hari nahar:
Jadikanlah hari-hari itu untuk membangun semangat berkorban.
Bagi yang mampu, sembelihlah hewan korban yang baik,
Bagi yang belum mampu, sembelihlah seekor ayam atau sekedar
membagi-bagikan telurnya,
sebagai sedekah dan berbagi kebahagiaan
kepada kaum dhuafa terdekat.
Ketahuilah bahwa bersedekah di hari berkorban, merupakan doa
agar dapat menyembelih hewan korban yang sesungguhnya,
di tahun-tahun mendatang.
[Turats : 66]
Aku
memahami
sebuah musibah
dari dua sisi : pertama,
bila musibah itu disebabkan
oleh kesalahanku, maka musibah
yang kutanggung merupakan teguran
dari langit agar aku lebih berhati-hati menghindari
musibah di akhirat kelak. Kedua, bila musibah itu terjadi
tanpa diawali oleh kesalahanku, maka hal itu kuyakini bahwa
Allah SWT berkehendak untuk memberi sesuatu yang lebih baik. Kuingatkan
kaum Istirhami agar tidak melihat suatu musibah sebagai ‘siksaan' tapi jadikanlah
untuk mengukur kejauhan atau kedekatan jiwa kita dari rahmat Allah SWT.
[Turats : 67]
Aku dawamkan membaca al Quran,
langsung sehabis shalat fardhu dengan bacaan tartil
kecuali pada malam Jumat sampai hari Jumat petang. Aku lazim
membaca surat-surat : Yasin, al Kahfi, al Mulk, al Waqi'ah dan
ar Rahman. Bila tidak membaca Al Quran seharian, aku khawatir di akhirat,
ada hari-hari gelap dan sepi yang menakutkan, tanpa ditemani cahaya dan kehangatan
Kitab suci itu. Ketahuilah bahwa satu hari akhirat, sama dengan seribu tahun di dunia;
dan aku tidak pernah berandai-andai untuk berani menghadapi kegelapan dan kesunyian
di akhirat kelak, walau cuma sehari saja.
Karenanya aku berusaha sekuat tenaga
untuk hidup-mati bersama al Quran
sebagai muara rahmat
dunia dan akhirat
[Turats :68]
97.5 %
dari waktu, tenaga,
pikiran serta seluruh milikku,
telah kusedekahkan untuk Islam dan muslimin; sisanya
kunikmati sendiri. Majelis-majelisku terbuka siang-malam bagi siapa
saja yang mengharap rahmat Allah SWT, menginginkan kehidupan akherat dan
berzikir sebanyak-banyaknya. Kecuali pembaringanku yang berbentuk makam dan
terbuat dari susunan bata merah, berukuran 2 x 1 meter; dari batu keras tempatku
menggeletakkan kepala itu, aku berjalan menjenguk kaumku dengan doa-doa indah, dari
atas batu keras itu kusapa kaumku dengan nyanyian hati yang bening, dan dari atas batu
keras itu juga kuendapkan berjuta hasrat Istirhami dalam serat-serat halus sarafku. Dan
aku melayang diterbangkan oleh kehangatan selimut rahmat Allah SWT dengan bekal
2.5 %.
[Turats :69]
Aku membiasakan shalat 5 waktu
dengan membaca surat-surat yang tetap :
Shubuh : ad Dhuha dan al Insyirah
Agar selalu tahadduts dan berlapang dada
Zhuhur : al‘Falaq dan an Naas
Agar terlindungi dari kejahatan was-was dalam dada
Ashar : al'Ashr dan al Kautsar
Agar selalu beramal saleh, bersabar dan bersemangat berkorban
Maghrib : al Kafirun dan al Ikhlash
Agar menjadi penyegar aqidah dan pemantap tauhid
lsya‘ : Quraisy dan an Nashr
Agar terlindungi dari kelaparan dan ketakutan
[Turats : 70]
Di
sepanjang
hari-hari Ramadhan
aku membaca al Qur'an sama
seperti membacanya pada hari-hari biasa.
Dibaca tartil, dan tidak dipaksakan agar khatam
selama bulan suci itu. Selama membacanya aku berusaha
memahami arti hikamnya, ayat demi ayat. Demikianlah aku pahami
tadarrus, bukan sekedar membaca tapi juga mengkaji. Kepada kaum
Istirhami kuingatkan agar tidak terburu-buru mengejar khatam membaca
Kalamullah di setiap Ramadhan, bila kemudian akan membiarkan Kalamullah
itu tidak disentuh lagi hingga bulan suci berikutnya. lmanilah, bahwa dengan al Quran,
keluhmu tidak hanya akan terobati, tapi al Qur'an juga akan meredam kesahmu,
[Turats :71]
Dalam melaksanakan shalat tarawih atau qiyamullail,
aku bermakmum kepada Imam yang melaksanakan shalat itu,
baik 20 rakaat maupun 8 rakaat yang masing-masing ditambah dengan shalat witir
dan bila aku mengimami shalat itu, maka kulakukan sejumlah 8 rakaat dimulai dari surat
at Takatsur hingga surat al Kafirun, sedangkan shalat witir 3 rakaat,
masing-masing dua rakaat pertama membaca surat al Kautsar dan surat
Alkafirun, sedang satu rakaat terakhir membaca sekaligus 3 surat:
al Ikhlas, al Falaq dan an Naas
itu kumaksudkan agar terhindar
dari masalah khilafiah atau perbedaan pandangan
dan acuan, yang sering menjebak ummat
dalam perseteruan berkepanjangan. Aku tidak pernah bermimpi
untuk meninggalkan luka hati akibat perseteruan sia-sia tersebut
di tengah kaum ini, setelah aku wafat. Kaum Istirhami adalah
kaum wasath, penengah untuk menjadi saksi
dari berbagai kepentingan ummat manusia.
[Turats :72]Turats 73 s/d 81
Aku selalu membaca Doa Istirhami
menjelang tidur dan membaca
doa yang sama, saat terjaga. itu kulakukan
dengan harapan agar sepanjang tidurku dihangatkan oleh
rahmat Allah SWT, dan ketika terbangun,
aku ingin mengawali kehidupan dengan bersilaturahim
kepada Rasulullah SAW, para Imam Istirham
dan segenap kaum Istirhami
melalui doa itu.
[Turats :73]
Ketika sedang tidur pulas,
Koey bin Siraj terbangun oleh dering telepon
dari Syamsudin, Imam Istirham di Brunei Darussalam.
ltu terjadi sekitar pukul O3 dinihari. Kepada Koey,
Syamsudin menanyakan : apakah Abi Bismillah
sudah kembali ke majelis. Koey bilanjg bahwa Abi Bismillah
berada di majelis sepanjang malam, tidak pergi kemana-mana.
Menurut Imam itu, barusan Abi Bismillah datang menengok
keluarganya di Brunei; karena memang isteri Syamsudin
sedang sakit. Koey kembali menegaskan bahwa
Abi Bismillah ada di dalam kamar, sedang istirahat,
Setelah mendengar penjelasan Koey,
Syamsudin hanya mengucapkan:
Syukurlah kalau beliau sudah kembali
Mereka terperangkap situasi yang membingungkan,
dan masing-masing bersikukuh dengan keyakinan yang sama:
Al Imam Syamsuddin mengatakan'ainul yaqin' Abi Bismillah baru
beberapa menit keluar dari rumahnya, di Brunei, dan beliau akan langsung
kembali ke majelisnya di Jakarta ; sementara Koey juga bilang 'ainul yaqin' bahwa
Abi Bismillah tampak di depan hidungnya,
sedang tidur, karena lelah menerima tamu-tamu sepanjang malam.
Dari peristiwa itu, ada satu hal yang mereka lupakan bahwa sebagai
Rabbul ‘alamin, Allah SWT menata seluruh alam semesta
dengan sempurna, termasuk kesempurnaan Nya
menghadirkan dua sosok Abi Bismillah
di dua negara. Allahu Akbar
[Turats : 74]
Didamgingi
al Imam Ir. Bambang Prasetyo
kuwariskan 4 kalimat Istirhamiah:
Allahumma Shalli, Allahumma Sallim,
Allahumma Baa'rik dan Allahumma Akrim
di waktu fajar kepada 4 santri, masing-masing:
Shadig, Achmad Gobel, Sachar dan Mahsan Thabrani,
di teras masjid at Taqwa, Kebon Duaratus, Cengkareng, Jakarta Barat.
5 kalimat lainnya: Ahsin, Unshur, Nawwir, Ighfir dan Irdha kuturunkan kepada 5
santri di kediamanku, Vila Taman bandara, Tangerang. Ketika itu, berduyun-duyun
masyarakat pesisir mempelajari dan mengamalkan Istirham. Salah seorang
Istirhami, Yasa, mengamalkan shalawat itu sambil berharap agar isterinya
dapat hamil. Atas rahmat Allah SWT, isteri Yasa hamil dan melahirkan
bayi yang kemudian kuberi nama Siti Istirhamiah.
Sebelumnya, nama yang sama kuberikan
kepada puteri seorang Istirhami, Marullah.
Atas ayat-ayat rahmat Allah SWT itu,
aku bersumpah : Demi yang jiwaku
dalam genggaman Nya, Istirham
tidak disusun untuk tujuan
pengobatan apapun,
namun bila ternyata
shalawat ini dapat
dijadikan washilah
penyembuhan, maka itu adalah
rahmat Allah SWT dan merupakan
karamah shalawat ini, yang dapat disaksikan
oleh mata ummat manusia dengan nyata.
[Turats : 75]
Seorang
Istirhami
hendaknya
menjadi Imam bagi
seluruh anggota keluarganya
dan seorang Istirhamiat hendaknya dapat
menjadi imamah bagi anak-anak, pembantu dan mereka
yang berada di rumah, ketika suaminya sedang bepergian ; dan salah
seorang anak hendaknya terlatih untuk mengambil alih imamah
dalam rumah tangga, saat kedua orang tua mereka tidak berada di rumah.
Seorang pembantu rumah tanggapun hendaknya dipersiapkan untuk menjadi Imam
bagi harta majikan ketika tidak seorangpun berada di rumah;
keimanan mereka cukup dengan saling mengingatkan
untuk menghiasi rumah kediaman dengan Istirham.
ltulah rumah indah, rumah yang terhiasi shalawat,
keselamatan, keberkahan, kemuliaan,
kebaikan, pertolongan, kecerahan,
keampunan dan keridhaan.
[Turats : 76]
Tidak ada amalan khafifan
[pekerjaan ringan] yang sangat
bernilai bagi pasangan pengantin baru
kecuali sebelum 'rehat’ di malam pertama,
mereka sempatkan membaca Istirham
kemudian diakhiri dengan membaca doa Istirhami;
karena di malam rahmah itu, mereka akan menanam
sebatang pohon kebaikan di atas lahan kebaikan pula;
dan kedua Istirham yang mereka baca ialah untuk memagari
kedua kebaikan itu, sedangkan doa Istirhami yang mereka baca ialah
untuk menyelimuti janin selama 9 bulan di alam rahim. Ketahuilah:
Rasulullah SAW bersabda bahwa Allah SWT menciptakan manusia dalam
kandung ibunya selama 3 x 40 hari dan 40 malam, mulai dari setitik air lalu menjadi
segumpal darah, hingga berbentuk segumpal daging ; sehingga pada hari ke 120, Allah
SWT mengutus malaikat untuk meniupkan roh ke dalam rahim atas izin Nya,
kemudian diperintahkan menuliskan 4 perkara : rizkinya, ajalnya,
pekerjaannya dan suka-dukanya. Sedangkan untuk memberi pupuk
marhamah kepada janin, hendaklah ibu jabang bayi itu
tidak putus untuk membaca shalawat Istirhamiah
sejak usia kehamilan 7 bulan
sampai hari persalinan.
[Turats : 77]
Seorang Istirhamiat yang sedang menghadapi detik-detik persalinan, selain bertasbih
dengan mengucapkan'Subhanallah‘ maka diutamakan membaca Istirham
berulang-ulang sampai melahirkan ; dan saat mendengar tangis pertama
bayinya, seorang ibu hendaklah segera membaca doa Istirhami
sampai ayahnya membisikkan adzan dan qomat di kanan-kiri
telinganya. Ingatlah, bahwa alam tempat janin bersemayam
selama 9 bulan, disebut sebagai alam rahim atau alam rahmat.
Maka selain mengingat dan mensucikan Allah SWT, Istirham adalah
lafadz terbaik yang layak diucapkan untuk mengiringi kehadiran bayi suci itu.
[Turats : 78]
Keutamaan seorang Imam dibanding dengan kaumnya ialah seperti keutamaan cahaya
malam purnama atas malam-malam lainnya ; maka jadilah seorang Imam walau
hanya dengan mengajarkan shalawat ini kepada anak kecil, pembantu
rumah tangga atau teman dalam perjalanan. Ketahuilah ; aku akan
bangga mendengar pembicaraan dari seorang Istirhami,
yang tersita waktunya dengan mengajarkan
Istirham di tengah-tengah
kesibukannya.
[Turats : 79]
Kaum Istirhami yang ingin mengais rizki yang halal, berkah dan terbungkus rahmah,
bersikap santunlah kepada Imam terdekatnya, walau hanya dengan sebutir gabah;
karena para Imam itu Iebih banyak mendoakan makmumnya daripada mendoakan
keluarganya sendiri ; dan para Imam Iebih banyak didoakan makmumnya dari pada
didoakan anak-isterinya ; para Imam adalah tempat terkumpulnya
arus rahmah dari langit dan dari bumi ; insya Allah, dari mereka
akan diperoleh doa-doa terbaik, karena mereka berdoa kepada
Allah SWT siang-malam, untuk kaum dan makmumnya
tanpa diminta dan tidak perlu diharap-harap.
Mereka berdoa di tengah malam, saat
makmum dan kaumnya tertidur pulas.
Mereka memohonkan segala bentuk
kebaikan untuk makmum dan
kaumnya, ketika mereka lengah
dan tidak sadarkan diri. Para
Imam adalah mereka yang
berusaha untuk mewarisi
akhlak para Anbiya yang
menempatkan kepentingan
kaumnya Iebih dari keluarga
dan dirinya sendiri.
[Turats : 80]
Silaturrahim
tercepat dari seorang makmum
kepada seorang Imam atau sebaliknya,
ialah dengan bacaan al Fatihah dan Istirham;
karena antara Silaturrahim
dan Istirham terdapat kesenyawaan.
Keduanya berasal dari
akar kata dengan pengertian
yang sama : rahmah
[Turats : 81]Turats 82 s/d 90
Hari
Jumat sore,
Asikin dan isterinya menemuiku
di Majelis, untuk berpamitan akan berangkat menunaikan
ibadah hajji tahun 1421 Hijriah. Kepadanya kutitipkan
sebaris kalimat untuk dibacanya
setiba di tanah suci, Mekkah
disertai 'titipan salam' untuk
baginda Rasulullah SAW,
segera setelah tiba di maqam beliau di Madinah. Keesokan harinya,
sabtu, saat berada di tanah suci, konon Asikin melihat 'aku'
sedang memimpin rombongan di salah satu sudut Ka'bah;
Rombongan itu terdiri dari sejumlah orang berkulit putih,
bersih, mengenakan pakaian ihram.
'Aku‘ menurut Asikin, ketika itu sedang thawaf,
dan dengan suara lantang membaca doa
yang justru sedang dibaca Asikin. Hal itu
diceritakan oleh Asikin di hadapan
sejumlah tamu di majelisku,
sepulang dari tanah suci.
Kukatakan bahwa
pada hari yang sama,
aku ditemani Koey
berada di majelis, tidak ke manapun.
Dan aku bersaksi bahwa dengan
kekuasaan Nya, Allah SWT hanya dengan
perintah 'kun 'dapat menciptakan
atau menyerupakan orang lain dengan
wajahku menjadi sebanyak yang
diinginkan di sebanyak tempat
yang ditentukan Nya pula.
[Turats : 82]
Dua
Imam Markazi:
KH. Nur Ali Achmad Dasuki
dan Abu Fajar Wicoro Jati
menunaikan ibadah haji bersama pada tahun 1419 hijriah. Kepada kedua
Imam itu, kutitipkan dua potong kalimat dalam bahasa Arab: lafaz
'Cahayamu', kuberikan kepada al Imam Nur Ali dan lafaz
'wajahmu' kutitipkan kepada Al Imam Abu Fajar. Sekembali dari
tanah suci, Al Imam Nur Ali menceritakan bahwa beliau melihat cahaya
di makam Rasullullah SAW, yang tidak terlihat oleh orang-orang yang ziarah
bersamanya. Sementara al Imam Abu Fajar, ketika membaca berulang-ulang
lafaz tersebut, selama beberapa detik ‘me|ihat' pintu makam Rasulullah SAW
terbuka hampir separuhnya. Dan sebelum itu, ketika melakukan i'tikaaf di
sisi kanan makam Rasulullah SAW beliau mendengar suara seseorang
dari dalam makam, menyapa dalam bahasa Arab yang dipahaminya
sebagai : â€bagus, teruskan†Demikianlah rahmat dan keutamaan
Istirham yang dirasakan kedua Imam itu.
[Turats :83]
Aku berusaha
untuk menegakkan shalat dengan khusyu'
melalui pemahaman lafaz-lafaz yang kuucapkan.
Bila ucapanku agak cepat, maka kucoba pahami ucapan itu
kalimat demi kalimat ; dan bila aku masih juga menemukan kesulitan
menangkap pengertian dari tiap-tiap kalimat yang terucap, maka
kukosongkan kepala dan dada sambil terus mengucapkan bacaan-
bacaan shalat hingga selesai, Dan apabila aku masih
menemukan kesulitan untuk meraih kekhusyuk'an
maka kulakukan apa yang dilakukan oleh
kekasih Allah SWT : di rakaat terakhir
aku sujud berlama-lama untuk bertasbih dan bertahlil membaca:
Subhanallah Walhamdulillah wa la ilaha illallah Allahu Akbar
Sedikitnya 9 kali dan sebanyak-banyaknya 33 kali.
[Turats :84]
Aku
bersaksi
bahwa tidak ada
Tuhan selain Allah SWT dan
aku menyatakan kesaksian bahwa
Nabi Muhammad SAW adalah utusan Nya.
Kesaksian pertama, kunyatakan dari waktu
Ke waktu, karena aku telah menyaksikan dengan nyata
bahwa tidak ada ilah di dunia ini, sehingga tidak layak untuk mencari
pertuhanan selain Allah SWT, dan tidak layak pula kita membangun
perhambaan terhadap makhluk. Sedangkan kesaksian
kedua tentang kerasulan Muhammad SAW
kutanamkan dalam hati bahwa apapun yang
difirmankan oleh Allah SWT dalam al Qur'an
bersifat pasti. Termasuk kepastian bahwa
Muhammad adalah
hamba dan
Rasul Nya
[Turats : 85]
Aku
taati anjuran
Rasulullah SAW
shaum 6 hari di bulan Syawal
mulai tanggal 2 sampai tanggal 7;
hendaknya hal yang sama juga dilakukan
oleh segenap kaum Istirhami yang tidak sedang uzur.
Dan aku tetap tidak ingin kehilangan kehangatan Ramadhan
dengan tidak memutuskan tadarrus al Qur'an sepanjang tahun
serta mendawam shalat sunnah 8 rakaat, diakhiri dengan
shalat witir satu rakaat. Kesembilan rakaat itu
kulaksanakan pada setiap usai menunaikan
shalat Isya dan shalat sunnah ba'diah.
Demi yang jiwaku dalam genggaman
rahmat Nya, kukatakan bahwa
hari-hari yang kulewati
mendekati keindahan
Ramadhan
[Turats :86]
Bila lapang rizki
dan ingin bersedekah dalam jumlah besar,
lakukanlah setulus hati.
Bila sempit rizki
dan ingin bersedekah dalam jumlah kecil,
tangguhkanlah setengah hati. Bila lapang rizki
dan hanya ingin bersedekah dalam jumlah kecil,
hendaklah berhati-hati. Kecuali bila sempit rizki
tapi ingin bersedekah dalam jumlah besar,
Itulah ketajaman matahati.
[Turats :87]
Hati seorang alim
dijadikan tempat untuk menyimpan
amal kebajikannya dari sorotan mata manusia,
sementara orang lalim menjadikan hati mereka sebagai
tempat menyimpan mata manusia untuk menyoroti amal kebajikannya.
Hai kaum, berhati-hatilah untuk mengenali perbedaan hati dan matahati.
Sesungguhnya hati adalah sepotong darah kental yang tersembunyi di dalam dada
namun sehat dan sakitnya darah itu dapat kalian lihat dari lidah dan tangan yang tidak
tersembunyikan. Sedangkan matahati adalah cahaya yang dapat menyoroti kesehatan atau
kesakitan hatimu. Dan cahaya itu tidak akan terpotong oleh lidah dan tangan manusia.
[Turats : 88]
Kesabaran adalah pintu rahmat yang tersembunyi di dalam hati.
Bukalah pintu itu seluas mungkin dan jangan biarkan tersisa ruang kosong
tanpa terisi rahmat Allah SWT. Dan untuk dapat mengenali rahmat Nya, maka ukurlah;
bila masih menyimpan kalimat 'sudah habis kesabaran' berarti masih ada tersisa
ruang untuk diisi dengan marhamah. Jangan biarkan iblis mengisinya dengan amarah
dan dendam berkepanjangan, karena keduanya dapat dengan mudah
membakar segala kebijakan dan kebajikan yang kita timbun
dari waktu ke waktu
[Turats :89]
Cita-cita paling luhur
dari seorang Istirhami adalah
dapat menghidupkan pribadi dan lingkungannya dengan rahmat Allah SWT
karena keduanya dihidupkan hanya oleh rahmatNya.
Janganlah seorang di antara seorang kaum Istirhami yang
berharap lebih dari menginginkan
kehangatan rohani bersama
rahmat Allah SWT
[Turats :90]Turats 91 s/d 99
Sebaik-baiknya mengharapkan hasanah duniawi adalah
kebaikan yang tersambung dengan hasanah ukhrawi
dan seburuk-buruknya kehidupan duniawi adalah mengharapkan hasanah
yang tidak disisipkan dengan mengharap kebaikan ukhrawi.
Wahai kaum Istirhami : takutlah kepada Allah SWT
dengan segala bentuk permohonan kebaikan
untuk menyempurnakan kemegahan
hidup dengan membelakangi
permohonan kemegahan
sesudah mati
[Turats :91]
Sebagian dari akhlak orang-orang mulia ialah :
Berbicara dengan tangannya, mendengar dengan perutnya dan melihat dengan hatinya.
Dan sebagian dari akhlak orang-orang hina ialah :
Membicarakan tangannya, memperdengarkan perutnya dan memperlihatkan hatinya.
Hai kaum perindu kemuliaan,
Hinakanlah tanganmu yang membisu, hinakanlah perutmu yang tak pernah lelah
mendengar dan hinakanlah hatimu yang tak mau terpejam. Dan ketahuilah:
kemuliaan tidak akan mau dipertemukan dengan kehinaan,
dalam satu hati.
[Turats : 92]
Seorang Istirhami
akan menjadi mulia oleh tiga sebab:
1. Bersedekah dengan mengajarkan Istirham kepada orang lain;
Kemuliaan itu akan diperoleh dengan derajat tinggi sebagai Imam.
2. bersedekah dengan memberi air kepada orang sakit;
Kemuliaan itu akan diperoleh dari hamdalah orang yang menderita.
3. bersedekah dengan membacakan al Fatihah untuk Imam mereka;
Kemuliaan ini akan diperoleh dari pahala Silaturrahim.
[Turats :93]
Penuhilah semua keinginan Allah SWT, maka Dia akan memenuhi semua
keinginanmu. Bila belum sanggup memenuhi seluruh keinginan Nya, maka jangan
kecewa bila keinginanmu hanya dipenuhi Nya sebagian.
[Turats :94]
Berhati-hatilah dalam
merangkai hasratmu
karena untuk suatu hasrat buruk
jauh lebih sulit dari berhasrat baik. Dan mewujudkan
hasrat kebaikan jauh lebih mudah dari pada mewujudkan hasrat buruk.
Kecuali : untuk dapat melihat hasil suatu kejahatan, dapat ditunggu
hanya dengan beberapa kali tarikan nafas dari dalam dada,
sementara untuk melihat hasil suatu hasrat kebaikan,
diperlukan beberapa kali mengusap dada.
[Turats :95]
Di halaman salah satu majelisku
tertumpuk batu kali dan batako belum digunakan untuk melanjutkan
pembangunan ruang i'tikaaf. Sementara itu tampak beberapa pemuda
sedang mengumpulkan batu kali. Ketika saya tanyakan maksud
mereka mengumpulkan batu-batu itu, mereka menjawab
bahwa batu-batu itu akan digunakan untuk
membangun pondasi sebuah majelis,
yang kebetulan tidak jauh dari majelisku sendiri.
Kepada para pemuda yang
tampak bekerja keras dengan riang
tanpa basa basi kuperintahkan untuk
mengangkut tumpukan batu dan batako milikku,
mereka sungkan, para pemuda itu tahu bahwa
aku juga sedang membangun.
Tapi kepada mereka kukatakan
bahwa aku sedang menunggu 'kiriman' batu yang sama
dan jumlahnya dapat memenuhi halaman majelis,
khawatir tempatnya tidak mencukupi
karena terhalang batu-batu ini. Mendengar penjelasan itu,
mereka dengan lega dan suka hati mengangkut seluruh batu yang ada.
Keesokan harinya mereka menemuiku, menanyakan : kapan bebatuan yang
kukatakan itu dikirim, karena mereka siap membantu untuk menurunkan
dan menata dengan baik. Kepada mereka kubilang : karena batu yang
akan dikirim, jumlahnya dapat menutupi semua permukaan bumi,
maka batu-batu itu kukembalikan lagi ke langit
untuk membangun pondasi majelisku di akherat.
Dengan jawaban demikian : aku merasa tidak bersedekah batu yang banyak
dan berat timbangannya, tapi yang kusedekahkan adalah
sebaris senyum untuk menggembirakan hati mereka.
[Turats :96]
Mahsan Thabrani
adalah seorang pengemudi ojeg.
Ceritanya : setiap kali akan mengemudi,
dia selalu berdoa agar mendapat 'kelebihan' rizki.
Dan ternyata benar bahwa bila dia mengemudi dengan berdoa
sebelumnya, maka penghasilannya jauh lebih besar dibanding mengemudi tanpa
didahului dengan doa. Usai cerita panjang lebar, kuanjurkan agar Mahsan tidak lagi
berdoa untuk mendapatkan 'kelebihan' itu. Dan ternyata, sunguh-sunguh
penghasilannya berkurang drastis. Bahkan setelah itu, Mahsan kuanjuran untuk berhenti
ngojeg dan mengisi waktu-waktu luangnya hanya dengan membaca al Qur'an
dan memperdalam lstirham.
Melihat itu keluarga Mahsan agak gundah
dan menyatakan keberatan atas anjuranku itu.
Saat ini, al Imam Mahsan Tabrani,
muballigh yang pernah menelusuri pulau Jawa, Bali dan Madura
untuk melakukan tabligh Istirhami, telah menjadi seorang ustadz
dengan ratusan santri. Mereka diasuh Mahsan
di majelisnya yang dibangun kokoh, berdiri di sisi selatan
masjid at Taqwa, tempat pertama kali
Istirhami kuwariskan
di waktu fajar
18 shafar
tahun
1419
[Turats :97]
Berprasangka baiklah
kepada Allah SWT, dalam
keadaan terburuk sekalipun.
Dan jangan pernah berprasangka
buruk kepada Nya, dalam keadaan terbaik
sekalipun. Ketahuilah : berprasangka baik
kepada Allah SWT dapat mengubah keadaan buruk
menjadi baik dan sebaliknya berprasangka buruk kepada
Allah SWT dapat mengubah kebaikan menjadi buruk. Aku bersaksi
bahwa sepanjang tahun aku melakukan banyak hal yang bertentangan
dengan yang dilakukan oleh kebanyakan orang. Mereka bekerja
mencari nafkah di siang hari, sementara saya hanya 'bekerja'
seorang diri di malam sepi ; aku menangis ketika berjuta
orang tertawa dan aku ridha untuk merendahkan
kepala tergeletak di lantai, ketika berjuta
orang menegakkan kepala mereka
menatap dunia. Namun aku
berprasangka baik:
bahwa Allah SWT
tak akan membiarkanku
dan anak-isteri
lapar serta ketakutan
atau mejelis-majelis yang
kutanggung menjadi terbengkalai.
Dan setiap kali hatiku tergetar untuk
beramal kebajikan dengan harta, selalu saja
Allah SWT mengirim rizki Nya dari sumber yang tidak
kuduga. Aku sungguh-sungguh malu untuk meminta rizki
dari Nya karena Dia selalu memberi yang lebih baik dari keinginanku.
Dengan husnuzzhann, Dia senantiasa memberi yang kuinginkan, karena
Dia Mahatahu bahwa yang kubutuhkan hanya rahmat Nya bukan sekedar
meminta rizki yang ditebarkan
sepanjang jalan hidupku
sampai hari kiamat
[Turats : 98]
Ya
Allah
Ya Rabbi wa
Ya Rabbal Istirhamiyyin
Bila tertulis di dalam Turats ini
ada sisipan kalimat yang akan menyesatkan
kaum Istirhami-Istirhamiat, musnahkanlah
sebelum dibaca, dipelajari, dan diteladani siapapun
namun bila di dalamnya terkandung hikam yang dapat
mengantar kaumku menuju keluasan samudera rahmat Mu
tunjukkanlah kebenarannya kepada alam semesta bahwa Turats ini
berusia panjang sepanjang umur dunia. Ya Allah, Engkau modali aku jari-jari
tangan dan atas izin Mu jemari ini menari-nari
menggoreskan huruf demi huruf hingga tersusun
Turats ini. Aku ridha menghabiskan
jutaan detik untuk ini ; dan hamba
hanya ingin agar Engkau berkenan
mendengar sedetik saja harapanku :
ridhailah dan rahmatilah kami.
[Turats :99]
Wa shallallahu' ala sayyidina Muhammadin
wa’ ala alihi wa ash — habihi wattatabi’in al Istirhamiyyin ajma'in
Walhamdu lillahi rabbil‘alamin
Puncak: 18 Ramadhan 1422 - 04 Desember 2001
Abi Bismillah Almischat Radjiun
Pk : 00.00.00