Istirhami / Turats

Turats

  • Jendela Sufi Istirhami

    Bismillahirrahmanirrahim
    Alhamdulillahi Rabbil Istirhaamiyyin
    Wash-shalutu wussalamu'ala sayyidina Muhammadin
    Sayyfdil anbiya-i wul mursalin
    Wu 'aIa alihi wa ash-hubihi wattabi'in
    Wuttabi'ittabi'in wa man tubiahum bi-ihsanin
    Ila yaumiddin

    Turats
    Jendela Sufi lstirhami
    adalah pandangan dan sikapanku
    dalam menggembalakan hati kaum lstirhami,
    kaum yang telah kutempatkan di tiap Iembar sarafku.
    Dengan dan bersama Turats ini diharapkan mereka dapat
    ikut campur dalam memberi warna sufistik kepada duniaa Sebab
    kita sadari bahwa kian hari semakin mahal nilai ketajaman mata hati
    untuk mampu melihat dunia sebagai batu loncatan kecil menuju akhirat,
    dan ketajaman itu hanya dapat tergali dari lembah sufisme yang teduh dan damai.
    Turats ini hanyalah salah satu jendela untuk melihat dunia itu, yang nyaris tidak dikenal
    lagi oleh masyarakat. Dan kaum lstirhami, dalam rentang waktu yang singkat, telah mulai
    menapakkan kakinya, mengayun langkah-langkah kecil dalam menata ulang pola banding
    masyarakat sekitarnya, tentang arti dan nilai kebendaan serta arti dan nilai kerohaniaan
    dengan mengacu pada serat-serat halus sufi lstirhami.
    Mari detakkan kembali jantung kehidupan para sufi
    dengan ketajaman matahati kita yang mulai tumpul;
    Semoga Allah SWT membimbing kaum ini menuju
    Ridha Nya untuk menemukan kembali rantai
    yang hilang, rantai kehidupan kaum sufi
    yang telah menduniakan kehidupan
    akhirat dan mengakhiratkan
    kehidupan dunia. Itulah
    jalan lurus yang tengah
    ditempuh oleh barisan
    kaum lstirhami di seluruh
    penjuru dunia, bersama cahaya
    rahmat Allah
    SWT

    Abi Bismillah Almischat Radjiun

  • Turats 1 s/d 9

    Bismillahirrahmanirrahim
    Bila lidah ingin menyebut
    dan hati ingin mengingat sebuah nama,
    maka sebut dan ingatlah Nama Sang Pengasih dan Penyayang
    [Turats : 1]

    Ketika hati terbakar
    kerinduan ingin memuji sesuatu, simpanlah rindumu
    dan pujilah Dia ; karena hanya Dialah Yang Maha Terpuji
    [Turats : 2]

    Bumi ini penuh dengan makhluk
    yang menjadikan dirinya atau dijadikan orang lain sebagai rabb,
    pengatur, penguasa bahkan sebagai tuhan ; namun Rabb yang dapat mengantar kita
    ke jalan kebenaran dan kedamaian hanyalah Rabbul ‘alamin,
    [Turats : 3]

    Janganlah mengharapkan
    kasih sayang yang tulus dan abadi dari siapapun
    harapkanlah dari Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
    [Turats :4]

    Dunia melahirkan begitu banyak raja;
    namun kerajaan mereka dibatasi oleh kematian.
    dan hanya Allah SWT sajalah Raja Abadi, di dunia maupun di akhirat.
    Dialah yang membatasi kekuasaan para raja dunia, sementara
    Kekuasaan Nya tidak terbatasi oleh raja manapun.
    [Turats : 5]

    Beribadah ialah
    Menempatkan diri seutuhnya dan merendahkan diri
    serendahnya sebagai seorang hamba di hadapan Tuhan
    maka tidaklah mungkin seorang hamba
    mempertuhankan makhluk selain
    Tuhan yang sesungguhnya :
    Allah SWT.
    [Turats : 6]

    Sesungguhnya
    manusia selalu terjebak perasaan takut,
    baik menghadapi yang tampak maupun yang tersembunyi,
    maka dalam mengatasi ketakutan itu,
    tidak ada tempat berlindung
    dan tidak akan pernah ada pelindung yang sejati
    kecuali Allah SWT.
    [Turats : 7]

    Shirathal Mustaqim
    adalah jalan Iurus kehidupan manusia
    di dunia maupun di akhirat. Tidak seorang makhluk pun
    yang dapat menciptakan jalan Iurus dan tidak ada seorang makhluk pun
    yang mampu meluruskan jalan kehidupan seseorang. Petunjuk untuk
    menuju jalan yang Iurus hanya ada dalam genggaman
    kekuasaan Allah SWT; maka mintalah kepada Nya
    dan Dia akan memberimu.
    [Turats : 8]

    Minta dan raihlah
    dua hal utama dari Allah SWT:
    jalan Iurus yang penuh kenikmatan
    dan terhindar dari kemurkaan serta kesesatan. Amin
    [Turats : 9]

  • Turats 10 s/d 18

    Muhammad Rasulullah SAW
    ketaatannya kepada Allah SWT tak tersamakan siapapun
    kecintaannya kepada keluarga tak tersamakan siapapun
    sopan bersikap dan santun bertuturnya tak tersamakan siapapun
    keteladanannya terhadap ummat telah mengundang cinta-kasih siapapun
    maka tak akan pernah kususun bait-bait indah dan kerinduan untuk siapapun
    kecuali lstirham, sanjungan terindahku dan getar rinduku buatnya:
    Muhammad Rasulullah SAW.
    [Turats : 10]

    Di bawah kedua telapak kaki orang tua,
    tersembunyi sorga dan neraka ; maka melalui telapak kaki merekalah
    anak-anak akan mengikuti jejaknya menuju pilihan : sorga atau neraka,
    Beri mereka kesempatan untuk memilih serta memperoleh
    yang terbaik untuk mengais rahmat Allah SWT
    Dan jalan menuju arah itu adalah lstirham
    [Turats : 11]

    Kulatih kesabaran dengan 3 cara:
    Mencukur habis rambut kepalaku dengan tanganku sendiri, bertasbih 33 kali
    pada setiap sujud akhir shalat sunnah dan tertawa menghadapi musibah.
    [Turats: 12]

    Orang tua yang alim
    adalah mereka yang memberi pelajaran pertama
    kepada anak-anaknya untuk shalat, berkata yang baik dan jujur
    serta memilihkan teman bermain yang seakidah; sementara orang tua
    yang membiarkan anak-anaknya melalaikan shalat dan berkata-kata
    serta bergaul sesukanya, adalah orang tua yang lalim.
    Ketahuilah bahwa kebaikan yang ditanamkan orang tua
    kepada anak-anaknya sejak dini,
    akan membuahkan ketenangan dunia-akhirat;
    sebaliknya, dengan membiarkan anak-anaknya
    berjalan sesuka hati mereka,
    bersiaplah untuk tersiksa seumur hidup
    dan disiksa sesudah mati
    [Turats 13]

    Anak-anak
    akan berdosa
    atas kesalahan mereka saat
    menentang keinginan baik orang tua;
    tapi orang tua akan berdosa besar
    bila berkeinginan buruk atas anak-anaknya.
    Sesungguhnya banyak orang tua yang salah
    memahami keinginan anak-anaknya.
    Dan tidak sedikit anak-anak
    yang benar-benar tidak memahami keinginan baik orang tuanya.
    Maka agar terhindar dari perseteruan yang tidak berkesudahan
    antara orang tua dengan anak-anak mereka,
    samakanlah pandangan hidupnya : berhukum kepada al Quran,
    berakhlak kepada as Sunnah dan berjihad untuk menuntun hawa nafsu
    ke arah yang benar. Dan Turats adalah jembatan keduanya.
    Turats: 14]

    Anak-anak
    bagaikan pemburu
    di belantara kehidupannya.
    Mereka bersembunyi, mengintai,
    Mengendap-endap dan mengarahkan laras
    senapannya ke sasaran bidik masa depannya sendiri.
    Di antara mereka ada yang dengan mudah menjinakkan buruannya
    tapi juga tidak sedikit yang justru terluka diterkam oleh kebuasan
    hewan-hewan hutan pikiran dan perasaannya sendiri.
    Perlihatkan kepada mereka peta belantara kehidupannya sejak dini
    Tunjukkan kepada mereka liku-liku jalannya
    ketika memasuki masa remaja.
    Dan saat menginjak usia dewasa, bekali mereka
    Kitabullah,
    Sunnah Rasulillah dan Turats Abi Bismillah
    sebab saat mereka berhasil
    menangkap buruannya, mungkin mereka bisa tertawa sendiri-sendiri
    Namun kalau mereka gagal atau diterkam buruannya,
    maka pasti, kita akan menangis bersama.
    [Turats 15]

    Warisan terbesar dan terbaik
    yang dapat diberikan orang tua kepada
    anak-anaknya ialah mengenal Allah SWT,
    mengenal Rasulullah SAW serta mengenal Jihad.
    Dan orang tua yang tidak mengenalkan
    ketiga hal di atas berarti telah membuka 3 pintu
    kemiskinan bagi darah dagingnya sendiri di kemudian hari:
    Kemiskinan Qurani, karena mereka
    tidak mengenal kekayaan rahmat Nya
    Kemiskinan Sunni, karena mereka
    tidak tersentuh akhlak mulia
    Kemiskinan Jihadi, karena mereka
    tidak didorong untuk bekerja keras
    menjinakkan dunia. Dan mereka
    yang miskin hanya akan
    dijinakkan dan menjadi
    korban dunia.
    [Turats: 16]

    Ulama adalah laut berbajik
    Umara adalah muara berbijak
    Ummat adalah ladang keduanya berpijak.
    Jangan pernah ulama 'berbijak' supaya ummat terbujuk dan
    jangan pernah umara 'berbajik' supaya ummat terbajak.
    Karena apabila mereka telah bertukar busana maka
    itu hanya akan membiarkan ummat terinjak.
    Ketahuilah wahai kaum Istirhami
    Kemuliaan ulama dan kemulian umara
    bukan disebabkan oleh lidah manis
    dan ketajaman matapena mereka
    Tapi kemuliaan keduanya hanya bergantung pada
    selembar tipis kemuliaan yang tersimpan di hati ummat.
    [Turats 17]

    Kenalilah suatu kebaikan atau keburukan
    dengan al Quran,
    karena kalian tidak akan tertipu olehnya.
    Mendekat atau menjauhlah dari keduanya
    dengan al Quran,
    agar tidak ditipu oleh para pembacanya
    namun akhlak mereka berseberangan dengan al Quran
    [Turats 18]

  • Turats 19 s/d 27

    Larikanlah hartamu kemana saja atau datangkanlah kekayaanmu
    dari manapun, ia tetap akan menyempitkan dadamu ; karena datang dan perginya dari
    bumi ke bumi. Coba hadirkan kekayaanmu atau enyahkan hartamu dari langit ke langit,
    maka akan lapanglah dadamu. Hai orang-orang yang menyimpan cahaya keimanan,
    keislaman dan keistirhaman, ketahuilah bahwa ruang-ruang besar
    yang diciptakan manusia di bumi ini masih terlalu sempit
    untuk menyimpan sepotong bintang kecil dari langit.
    [Turats: 19]

    Sampaikan tiga hal kepada para Istirhamiat:
    1. Menjaga kesehatan, keselamatan dan nama baik keluarga
    2. Memberi dorongan kepada anak dan suami agar mencapai tujuan dengan benar
    3. Menjaga amanat yang dipikulkan kepadanya.
    Perintahkan tiga hal kepada anak-anak kita :
    1. Menegakkan shalat
    2. Bergaul secara Islami
    3. Membiasakan bersedekah
    Sembunyikan tiga hal dari para tetangga kita :
    1. Keluhan yang bersifat pribadi
    2. Kekurangan material yang mengesankan kehinaan
    3. Kelemahan dalam beribadah
    [Turats: 20]

    Jadikanlah bunga-bunga dunia
    dan segala kemanisannya sebagai keperluan,
    dan jadikanlah benih-benih akhirat dan segala kepahitannya sebagai kebutuhan.
    Tanpa keharuman bunga-bunga duniawi, kita masih menyimpan kehidupan manis di
    akhirat. Tapi tanpa benih-benih ukhrawi, manusia tak ubahnya bagai sebatang kayu yang
    tidak dibutuhkan siapapun. Hai kaum yang hati dan lidah kalian selalu dibasahi
    kerinduan meraih rahmat Allah SWT Kemanisan yang kalian inginkan
    dari dunia ini dapat diperoleh kelak di akherat; namun sedetik saja
    kalian terjauh dari rahmatNya, maka bersiaplah untuk hidup
    pahit di dunia dan di akherat.
    [Turats : 21)

    Bila hati
    mulai tergoda
    untuk mengagumi mahluk,
    segeralah Istirham, memohon rahmat Allah SWT
    agar kekaguman itu berubah menjadi keteduhan
    yang dapat lebih menguatkan
    keimanan kepada Nya.
    Demi Allah, sesungguhnya
    tidak ada keindahan
    yang terlihat dan terdengar
    kecuali sebatas kelopak mata dan selaput telinga
    tidak ada kelezatan yang tercicipi dan tersentuh kecuali
    sebatas lembutnya lidah dan tipisnya kulit. Dan ingatlah: kelak,
    Allah SWT hanya akan menerima kedatangan siapapun
    di kerajaan Nya, dengan hati yang salim, terbebas dari segala
    tanggungan duniawi. Periksa mulai sekarang, adakah di antara harta kita
    terselip milik kaum mustahiq. Bebaskan hatimu dari jeratannya.
    [Turats 22]

    Rahmat
    Allah SWT
    adalah segala bentuk kebaikan
    untuk semua makhluk
    mulai makhluk yang terkecil
    sampai sebentuk alam semesta
    yang tidak terkirakan luasnya.
    Hai kaum Istirhami di seluruh dunia:
    Janganlah bumi dan segala isinya ini
    kalian jadikan rebutan
    hingga melukai keimanan
    janganlah meminta sesuatu
    yang tidak akan membawamu kepada
    kebahagiaan akhirat.
    Janganlah mata, telinga, lidah, tangan dan kaki
    diberi kesempatan untuk membimbing kalian ke jalan
    yang mengundang murka Allah SWT.
    Perhatikanlah: hati kalian adalah tabir halus
    yang dapat dilintasi cahaya Allah SWT
    Dari cahaya itu, kalian dapat terangi dunia,
    dan jangan pernah bangga
    dipermainkan oleh kemilau
    cahaya duniawi
    [Turats : 23]

    Para Imam Istirham
    bagaikan pohon besar yang rindang
    dan berbuah Istirhami yang ranum untuk dibagikan kepada
    kaumnya. Di setiap buah itu terdapat sembilan bij, dan tiap bijinya
    mengandung sepuluh kebaikan. Maka berbahagialah para Imam itu,
    mereka tidak pernah terputus memetik berjuta kebaikan
    sampai hari kiamat, kelak, Insya Allah.
    [Turats: 24]

    Shalawat adalah pohon rahmat
    dan Istirham adalah buahnya.
    Nikmatilah manisnya, tebarkanlah hikamnya
    sampai akhir hayat, kelak, di akhirat,
    insya Allah kita dipertemukan
    oleh Allah SWT kepada kekasih Nya,
    Muhammad SAW
    yang kita sebut namanya siang-malam
    dengan penuh kecintaan dan
    kerinduan
    [Turats: 25]

    Aku berwasiat
    kepada segenap kaum Istirhami
    agar berpegang teguh pada pendawaman Istirham;
    karena mendawam Istirham
    sama dengan mendawam
    perintah al Quran untuk bershalawat
    kepada Rasulullah SAW
    dan turut dalam menebarkan
    serta mengawal rahmat Allah SWT
    ke seluruh alam semesta.
    Berbahagialah kaumku yang berada
    di tengah derasnya arus rahmat Nya.
    Berbahagialah kaumku
    yang dihangatkan oleh rahmat Nya
    Berbahagialah kaumku
    yang menerangi dan diterangi
    oleh cahaya keabadian rahmat Nya
    Berbahagialah kaumku
    yang berkesempatan mengawal rahmat Nya
    sampai berakhirhya umur dunia
    dan bermulanya umur akhirat.
    [Turats: 26]

    Aku
    menyatakan
    kesaksian bahwa
    sepanjang hayatku berjuang
    untuk membesarkan Istirham; bekerja siang-malam
    untuk kebesaran kaum Istirhami dan dari waktu ke waktu selalu
    berdoa agar kelak, di akherat dapat membawa kaum ini menghadap
    baginda Rasulullah SAW dan memperdengarkan
    alunan Istirhamiah di hadapan beliau.
    Kubayangkan kemuliaan senyumnya.
    [Turats : 27]

  • Turats 28 s/d 36

    Sesekali
    Aku kuatkan husnuzzhann,
    berprasangka baik bahwa kelak,
    di akhirat, aku akan memimpin
    berjuta kaum Istirhami
    menghadap Rasulullah SAW,
    dengan mengenakan busana warna hitam.
    Dan aku akan mengatakan:
    Wahai baginda Rasulullah SAW,
    kekasih Allah SWT
    dan penghulu kami;
    aku bersama ummatmu,
    kaum Istirhami,
    kaum yang lidah dan hatinya
    tidak pernah kering dari menyapamu
    dalam kebaikan.
    Sapalah kami
    dalam kebaikan dan rahmat Allah SWT
    yang engkau tebarkan
    untuk seluruh alam
    [Turats: 28]

    Yakinlah
    bahwa pada
    sembilan kalimat arrahimiah
    dan sembilan puluh sembilan kalimat al 'Uzhma
    terdapat kandungan hikam yang tidak tampak oleh mata,
    tidak tercium oleh hidung, tidak terdengar oleh telinga,
    tidak terbilang oleh lidah, tidak teraba oleh tangan
    dan tidak tertapaki oleh langkah
    perjalanan seorang istirhami
    sepanjang hayatnya.
    Kesembilan kalimat itu
    milik Allah SWT.
    Dialah
    yang akan memperlihatkan
    kandungan hikam itu
    kepada kaum Istirhami
    di saat yang paling tepat
    karena kaum ini
    adalah ahli
    waris
    Nya
    [Turats: 29]

    Mengajarkan
    dan mengamalkan Istirham
    serta menganjurkan untuk diamalkan ajarannya,
    sama seperti menanam pohon besar yang berbuah sarat:
    dalam setiap buah terdapat sembilan biji yang subur,
    dan pada tiap bijinya terkandung sepuluh rahmat.
    Setiap kali buah-buah itu dimakan oleh seorang Istirhami,
    maka biji-bijinya akan tertanam dan tumbuh manjadi pohon,
    berkembang dan berbuah lagi.
    Dan demi Zat yang jiwaku
    dalam genggaman Nya,
    aku bersaksi
    bahwa shalawat ini
    menyimpan roh kebaikan
    yang abadi di sisi
    Allah SWT
    [Turats : 30]

    Suatu hari nanti
    akan ditemukan anak-anak kecil
    bermain sambil melantunkan Istirham;
    mereka tidak tahu arti dan kandungan hikamnya,
    mereka tidak pernah bertemu Abi Bismillah dan para sahabatnya ;
    mereka adalah generasi yang tumbuh di tengah kebesaran Istirham.
    Maka bila hari ini kita siapkan 'rempah-rempah' Istirhami untuk mereka
    dengan hati yang tulus maka kelak
    mereka akan menyajikan
    masakan lezat untuk kita.
    [Turats : 31]

    Istirham
    tidak dibesarkan
    oleh para pembesar
    atau oleh para hartawan
    dan tidak akan besar
    hanya karena dibesar-besarkan
    atau digelimangi kekayaan
    sebab Istirham hanya akan
    besar dan kaya
    oleh 'campur tangan'
    Zat Yang Maha Besar
    Lagi Maha Kaya
    [Turats : 32]

    Apabila Islam
    Bagaikan sebuah lstana megah,
    Maka Istirham
    adalah salah satu hiasan
    yang terpajang di dinding kebesarannya.
    Berbahagialah kaum Istirhami
    mereka mendapat kehormatan mengawal hiasan
    di salah satu sudut lstana
    yang dibangun oleh firman-firman Allah SWT.
    [Turats :33]

    Istirham ditegakkan oleh 9 hal:
    Tawashshul, al Istirhamiah arrahimiah,
    al Istirhamiah al'Udzhma, Doa Istirhami, Turats,
    A-imah dan Imamah Istirhamiah, Tabligh Istirhami,
    Ihya-ussunnah dan Tadarrus al Quran.
    [Turats :34]

    Wasiat
    kepada anak-cucu
    yang pendek kalimatnya
    namun panjang hikamnya adalah Istirham.
    Maka kenalkanlah shalawat rahmah ini, tanamkanlah
    ajaran marhamah nya kepada mereka sejak usia dini.
    Dengan marhamah, mereka tidak hanya dapat memberi
    kasih-sayang kepada mahluk di bumi tapi juga memperoleh kasih
    dari Yang Maha Pengasih dan mendapat sayang dari Yang Maha Penyayang
    di langit.
    [Turats :35]

    Aku, para Imam dan kaum Istirhami di seluruh bumi Allah SWT,
    bagaikan tubuh seutuhnya ; duka mereka adalah dukaku dan kebahaglan mereka adalah
    rahmat yang dapat kuhirup sepanjang hidup.
    [Turats :36]

  • Turats 37 s/d 45

    Ketika shalat shubuh
    bersama kaum Istirhami di Majelis Markazi,
    aku berdoa dengan kedua telapak menghadap ke langit untuk membaca qunut.
    Seketika itu aku terbayang perintah Allah SWT dalam surat al Ahzab 56
    agar segenap kaum mukmin bershalawat kepada Nabi
    maka kuucapkan Istirham di akhir qunut
    dengan suara terbata~bata dan linangan air mata yang tak terbendung.
    Aku bersumpah : Demi Allah, aku 'merasa' ayat itu sebagai perintah
    yang ditujukan kepadaku dan segenap kaum Istirhami.
    Dan kita telah tunaikan perintah itu.
    [Turats : 37]

    Jadilah Imam,
    Sebarkanlah Istirham,
    hangatkan rumahmu dengannya siang-malam,
    maka hidup akan tentram.
    [Turats : 38]

    Hati dan pikiranku
    telah terikat erat oleh kaum Istirhami
    yang selalu mendoakanku dan selalu kudoakan mereka.
    Aku senantiasa ingin bersama mereka dalam kelapangan atau kesempitan.
    Sesekali kudekati mereka dari kejauhan atau kujauhi mereka dari kedekatan
    Mata dan hati mereka telah membangun ketajaman matahatiku.
    Kudengar kebaikan dari mereka dan mereka dengar kebaikan dariku.
    Kubawakan setitik api Istirhami untuk menghangatkan kehidupan mereka.
    Dan mereka tebarkan cahaya marhamah sepanjang jalan hidupku.
    [Turats : 39]

    Keluasan hati seorang Istirhami
    diukur dengan anggapan : sekecil apa dunia ini
    dan segala persoalan yang menghiasinya;
    sebaliknya, kesempitan hati mereka
    ditandai dengan anggapan:
    sebesar apa dunia ini
    dan segala persoalan
    yang menghiasinya.
    [Turats : 40]

    Tiga
    Indera utama dan pertama
    yang Allah SWT perlengkapi pada seseorang
    ketika berada di alam rahim :
    as Sami'' [pendengaran], al Abshar [penglihatan]
    dan al Af-idah [matahati] ;
    ketiga indera itu menempati baris terdepan
    untuk menegakkan atau justru tumbang
    dalam membangun nilai-nilai kehidupan.
    Dan Istirham, Insya Allah cukup handal
    sebagai pagarnya.
    [Turats :41]

    Ketika aku sedang rehat di serambi
    masjid Raudhatul Jannah, Rawa Buaya, Cengkareng,
    Jakarta Barat, didampingi dua santri dari Australia : Phillip Ilmenstein dan Ashley,
    Tiba-tiba mereka berdua merundukkan kepala berkali-kali sambil menutupi mata. Karena
    hal itu dilakukan berulang-ulang, kutanyai mereka. Jawabannya : mereka melihat
    cahaya yang teramat terang melingkari kepalaku sehingga mata mereka tidak kuat
    menatapnya. Demi Allah yang jiwa-ragaku dalam genggaman Nya,
    Dia SWT telah menganugerahkan sesuatu yang tak pantas kusebut.
    [Turats : 42]

    Sembilan hari tanpa makan,
    seseorang masih dapat bertahan hidup.
    Sembilan jam tanpa minum,
    Seseorang sungguh-sunguh masih hidup.
    Sembilan menit tanpa udara,
    seseorang sudah berada di jendela kematian.
    Sembilan detik tanpa roh,
    seseorang sunguh-sungguh sudah mati.
    Perhatikanlah :
    makan dan minum
    adalah rizki yang dapat dicari,
    sedangkan udara dan roh
    adalah rahmat yang diberi,
    maka dahulukanlah memelihara
    dan mensyukuri
    dua pemberian yang terakhir
    dari pada memohon
    dan menikmati pencarian
    dua yang pertama
    [Turats : 43]

    Keberhasilan seorang Istiharmi
    tidak disebabkan oleh kelincahan tangannya.
    Kegagalan mereka bukan dikarenakan tergelincir kakinya.
    Kaum ini menganggap keberhasilan dan kegagalan hanya
    sebagai pergeseran rahmat dari depan
    ke belakang atau sebaliknya.
    [Turats :44]

    Kekayaan dan kemiskinan
    dalam pandangan dan sikapan seorang Istirhami
    tidak dengan menggunakan tolok ukur keberhasilan atau kegagalan
    mereka paham bahwa dunia tidak hanya 'akrab'
    dengan keberhasilan kaum kaya
    atau kegagalan kaum miskin, tapi juga 'bersahabat'
    dengan keberhasilan kaum miskin
    dan kegagalan kaum kaya;
    dan seorang Istirhami hanya mendengar
    dan melihat kekayaan,
    kemiskinan, keberhasilan serta kegagalan
    dengan menggunakan fuad,
    matahati yang paling jernih.
    [Turats :45]

  • Turats 46 s/d 54

    Bila
    kehilangan sesuatu
    yang dijaga
    dan tidak menemukan
    sesuatu yang dicari
    berhentilah melakukan pekerjaan sia-sia itu,
    sebab ada dan tiadanya sesuatu,
    hanya tergantung pada pengakuan atau penyangkalan fuad.
    Karena ketika matahati dapat melihat dan mendengar
    dengan jernih, maka bertambah atau berkurangnya
    kepemilikan akan terdengar sama baiknya ; namun
    saat matahati mulai melihat dan mendengar dengan
    keruh, maka pertambahan atau pengurangan
    kepemilikan harta akan terlihat sama buruknya,
    Ketahuilah : redup-jernihnya matahati seseorang
    sangat tergantung pada redup-jernihnya
    rahmat Allah SWT di dalam dada.
    Rawatlah kejernihan rahmat Nya
    dengan Istirham.
    [Turats :46]

    Sepandai-pandainya orang pandai,
    ialah mereka yang membuat orang bodoh
    menjadi pandai ; dan sebodoh-bodohnya orang bodoh,
    ialah mereka yang membuat orang pandai menjadi bodoh.
    Ketahuilah : memperpandai orang bodoh
    adalah ibadah, dan amat dimuliakan Yang
    di langit. Sedangkan memperbodoh orang
    pandai adalah musibah. Yang di bumipun
    menghinakannya.
    [Turats :47]

    Satu
    baris Istirham
    yang diajarkan
    kepada seseorang dengan ikhlas,
    bagaikan bersedekah sebutir gabah
    yang dapat menumbuhkan
    hamparan sawah
    sejauh mata memandang;
    jadikanlah Istirham
    sebagai sedekah
    thulalhayat [sepanjang hidup]
    yang akan dipanen
    ba’dalmamat [sesudah mati]
    [Turats :48]

    Aku
    tidak akan
    lelah berdoa untuk para Imam,
    agar dari tangan mereka
    terus berlahiran kaum Istirhami
    yang dapat ‘menghitamkan' bumi
    dengan busananya
    dan 'memutihkan' langit
    dengan shalawat mereka.
    [Turats :49]

    Adalah kedustaan besar,
    bila di antara kaum Istirhami
    mempercayai mimpi tentang sikapan,
    ucapan dan perbuatanku sampai mereka
    menyatakan kesaksian bahwa hati dan lidah mereka
    selalu dibasahi oleh Istirham di setiap kesempatan.
    Karena ketahuilah bahwa aku adalah manusia biasa seperti mereka,
    yang ucapan, perbuatan dan sikapanku dapat diserupai oleh jin
    atau iblis. Hanya saja Allah SWT menyisihkan rahmat Nya
    untukku, sehingga aku dipilih Nya menjadi Imam
    di antara kaumku, dan aku diberi sesuatu
    yang tidak diberikan kepada banyak
    mahlukNya di dunia ini.
    [Turats : 50]

    Kecantikan
    seorang Istirhamiat
    tidak karena sentuhan kosmetika
    yang menutupi hampir seluruh permukaan wajahnya,
    atau busana yang mengurung keindahan tubuhnya
    tapi dia cantik oleh cahaya kemuliaannya sendiri;
    dia dimuliakan oleh ribuan doa kaum Istirhamiat
    yang tidak dikenalnya dan
    tidak mengenalnya
    samasekali
    [Turats :51]

    Sikap mulia
    seorang Istirhami-Istirhamiat ialah
    apabila dia membacakan Doa Istirhami
    ditujukan untuk sesama Istirhami-Istirhamiat,
    tanpa diketahui atau memberitahu siapapun.
    Akhlak mulia itu sesuai dengan sabda Rasulullah SAW
    dalam Hadist Qudsi bahwa derajat mulia seseorang di sisi Allah SWT
    ialah ketika terbiasa bersedekah melalui tangan kanan,
    tanpa diketahui tangn kirinya.
    [Turats :52]

    Aku
    tidak pernah
    melihat kecantikan
    seorang Istirhamiat
    dan ketampanan seorang Istirhami
    kecuali ketika mereka mengenakan busana
    berwarna hitam, warna kesukaanku dan disukai
    oleh zaman, sebagai warna keabadian. Perhatikanlah Baitullah,
    HajarAswad, dinding maupun Kiswah yang menyelimutinya,
    berwarna hitam, tak akan terubah warnanya oleh siapapun sampai hari kiamat
    [Turats :53]

    Tiga hal yang paling memungkinkan
    terbukanya jendela rahmat Allah SWT bagi seorang Istirhami-Istirhamiat:
    1. Taat kepada Allah SWT dengan membaca al Quran
    di setiap kesempatan,
    sedikitnya membaca surat al Ikhlash 3 kali.
    2. Taat kepada Rasulullah SAW dengan menghidupkan as Sunnah
    di setiap kesempatan,
    seringannya berakhlak mulia di tengah keluarga.
    3. Taat kepada Imam dengan menyebarkan Turats
    di setiap kesempatan,
    setidaknya dengan membaca Istirham.
    [Turats :54]

  • Turats 55 s/d 63

    Tiga tanda-tanda
    kemuliaan seorang Istirhamiat:
    1. Mengenakan jilbab berwarna hitam.
    2. Tidak melukai perasaan sesama Istirhamiat
    3. Mengajarkan Turats kepada muslimah yang dikenalnya
    dan mengamalkannya bersama mereka.
    [Turats : 55]

    Apabila seorang Istirhami
    mendapat rizki yang tidak diduga-duga,
    sementara hatinya diselimuti keraguan antara fitnah
    atau rahmah atas rizki itu, maka segeralah berwudhu, shalat dua rakaat
    dan bacalah Istirhamiah arrahimiah ; bila keraguan itu masih kuat, bacalah
    al'Uzhmu ; dan apabila masih gundah, maka tempatkanlah rizki itu sebagai fitnah.
    Sedekahkanlah dalam jumlah tidak terbatas, sampai hati menjadi tenang. Ketahuilah,
    bahwa fitnah akan membalikkan suasana hati dari tenang menjadi gelisah sedangkan
    rahmah membalikkan suasana hati dari gelisah menjadi tenang.
    [Turats : 56]

    Nilai luhur seorang
    istirhami ialah membaca
    arrahimiah atau al'Uzhmu
    semata-mata karena Allah SWT,
    dengan tidak mengharapkan apapun,
    meski amalan itu dibaca pada saat kita berhajat kepada Nya.
    Yakinlah bahwa Allah SWT Maha Mengetahui tentang
    dua perkara secara pasti: Sirrakum
    [rahasia hati kalian], dan jahrakum
    [Kenyataan hidup kalian}.
    [Turats : 57]

    Shalatmu
    tidak sebaik dan tidak sesempurna shalat Rasulullah SAW
    Shaummu
    tidak sebaik dan tidak sesempurna shaum Rasulullah SAW
    Sedekahmu
    tidak sebaik dan tidak sesempurna sedekah Rasulullah SAW
    Hajimu
    tidak sebaik dan tidak sesempurna ibadah haji Rasulullah SAW
    Kuingatkan: perbaikilah dan sempurnakanlah Istirhammu,
    bangkitkanlah gairah untuk hanya mendamba rahmat Allah SWT.
    Karena di akherat kelak, api neraka akan menyala atau padam
    dan gerbang sorga akan terbuka atau tertutup, hanya oleh
    rahmat Nya. Hai kaumku, telah sampai khabar kepada kalian
    bahwa hanya dengan rahmat Allah SWT sajalah kalian akan diantar
    memasuki gerbang Kemaharajaan Nya. Dan itu pasti.
    [Turats : 58]

    Aku bukanlah orang yang paling taqwa
    di antara kaum Istirhami. Akujuga bukan
    orang yang paling utama dalam barisan kaum ini dan
    Allah SWT tidak melebihkan aku dari mereka, hanya karena
    kususun arrahimiah dan al'Uzhma; kecuali aku selalu berkeinginan
    agar ketaqwaan, keutamaan dan kebaikan selalu menghiasi
    segenap perilaku kaumku, kaum istirham di seluruh dunia.
    Hai kaum yang hati kalian kusembunyikan dalam
    pikiranku dan pikiran kalian kuselipkan dalam hatiku,
    ingatkanlah diriku untuk berteguh hati memelihara ketaqwaan,
    ingatkanlah diriku untuk lebih mengutamakan kaumku dari diri dan
    keluargaku dan ingatkanlah diriku untuk selalu berkata dan berbuat ihsan,
    karena dengan perkataan atau perbuatan seperti itu, aku menguatkan diri untuk
    beribadah seakan-akan melihat Zat Allah SWT,
    namun kalaupun tidak sanggup kulihat Zat Nya
    maka dengan ihsan itu, dapat kuimani bahwa
    Dia melihatku,
    [Turats : 59]

    Sebarkanlah
    Turats ke kiri-kananmu,
    bimbinglah mereka untuk memahami warisanku ini,
    dengan bijak, ikhlas dan penuh kesabaran.
    Ajaklah mereka kejalan istirhami, jalan yang akan mengantar seseorang
    kepada pemahaman sufi dalam betuk yang indah dan teduh.
    [Turats : 60]

    Suatu hari di Majelis, saya merasa lapar sekali, karena sepanjang hari menerima tamu
    yang hampir tidak putus. Dan keadaan saya diketahui oleh ananda Koey bin Siraj. Lalu
    dia menghidangkan makanan di hadapan saya. Seketika itu, datang seorang sahabat
    yang kelihatan sangat letih, Ternyata sahabat itu belum makan siang, padahal
    waktu sudah mendekati maghrib. Maka ketika ditawari makan,
    tanpa basa-basi lagi hidangan itu disantapnya habis tak
    bersisa. Saya tetap menyembunyikan rahasia kecil itu.
    sampai
    sekitar
    pukul
    00.00
    hadir
    tamu
    membawa makanan lezat dan
    kami semua makan bersama.
    Sahabat itu meninggalkan
    Majelis tengah malam,
    Tanpa mengetahui keadaan yang sesungguhnya. Dalam hal seperti itu,
    saya tidak merasa bersedekah sepiring nasi, tapi lebih merasa bersedekah
    dengan merahasiakan keadaan yang sebenarnya.
    [Turats : 61]

    Sebaik-baiknya seorang
    Istirhamiat ialah bila telah bersuami
    maka dia akan menjadi seorang isteri yang bertutur sopan,
    bertingkah santun dan menjaga amanat yang dipercayakan suaminya;
    dan apabila masih menjadi tanggungan orang tua, maka dia akan menjadi qurrota'ain,
    berperangai indah dipandang mata. Camkan:
    keindahan perangai seseorang hanya bisa diperoleh
    dari nilai-nilai lslami-Istirhami
    [Turats :62]

    Setiap kali membaca Istirham
    pada malam Jumat, ruang Majelisku penuh sesak,
    Dalam kegelapan itu, beberapa Istirhami-Istirhamiat
    melihat cahaya bagai
    kilat memasuki ruang
    tempat aku dan para sahabatku duduk bersimpuh. Ada juga di
    antara mereka yang melihat bayang-bayang hitam tinggi besar, duduk
    berhimpitan di sebelah kiri-kananku. Kepada mereka aku uraikan bahwa itu
    sebabnya apabila usai shalat, kita mengucap 'salam' ke kanan lalu ke kiri; karena
    memang kita tidak pernah sendirian dalam kebaikan atau keburukan, di manapun
    berada.
    [Turats :63]

  • Turats 64 s/d 72

    Kemuliaan atau kehinaan
    tidak ditentukan oleh kelebihan atau
    kekurangan harta. Ada yang dimuliakan
    karena kekayaannya, ada juga yang dihinakan
    karenanya. Ada yang dimuliakan karena kemiskinannya, ada juga yang dihinakan
    karenanya. Waspadalah : kemuliaan tidak lebih mulia dari kehinaan, selama kemuliaan
    itu dicapai dengan cara terhina ; dan ‘kehinaan' tidak lebih hina dari kemuliaan selama
    'kehinaan' itu ditempuh dengan cara termulia. Ketahuilah bahwa kemuliaan atau
    kemiskinan dapat terukur melalui ruang kecil
    dalam hati yaitu : fuad; karenafuad
    yang cerah akan menempatkan
    seseorang pada derajat
    kemuliaan, baik kaya
    maupun miskin,
    sementara fuad yang redup akan menempatkan
    seseorang pada derajat kehinaan, baik kaya
    maupun miskin. Maka harapkanlah
    untuk termuliakan dan terkayakan
    hanya karena ruang kecil itu
    telah tercerahkan oleh
    kandungan ke 7
    al Istirhamiah
    ar Rahimiah :
    Alluhumma
    Nawwir
    Warham
    [Turats :64]

    Puncak dari perasaan takut
    adalah kematian. Padahal:
    mereka yang lari mendekat pada kematian, akan mati.
    Mereka yang lari menjauh dari kematian, akan mati.
    Mereka yang meragukan kematian, akan mati.
    Mereka yang meyakinkan kematian, akan mati.
    Aku, para Imam dan seluruh kaum Istirhami akan mati,
    baik dengan cara mendekatkan, menjauhkan, meragukan atau meyakinkannya.
    Kematian adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan dan
    kematian adalah jarak terdekat untuk dapat memahami
    perbedaan antara ketuhanan dan kehambaan.
    Ucapkan 'selamat datang‘ pada kematian,
    kapanpun waktunya Iidah menyuarakan
    ucapan itu, bersama rahmat Allah SWT.
    [Turats : 65]

    Saya berwasiat
    kepada kaum Istirhami agar
    ketika berada dihari-hari nahar:
    Jadikanlah hari-hari itu untuk membangun semangat berkorban.
    Bagi yang mampu, sembelihlah hewan korban yang baik,
    Bagi yang belum mampu, sembelihlah seekor ayam atau sekedar
    membagi-bagikan telurnya,
    sebagai sedekah dan berbagi kebahagiaan
    kepada kaum dhuafa terdekat.
    Ketahuilah bahwa bersedekah di hari berkorban, merupakan doa
    agar dapat menyembelih hewan korban yang sesungguhnya,
    di tahun-tahun mendatang.
    [Turats : 66]

    Aku
    memahami
    sebuah musibah
    dari dua sisi : pertama,
    bila musibah itu disebabkan
    oleh kesalahanku, maka musibah
    yang kutanggung merupakan teguran
    dari langit agar aku lebih berhati-hati menghindari
    musibah di akhirat kelak. Kedua, bila musibah itu terjadi
    tanpa diawali oleh kesalahanku, maka hal itu kuyakini bahwa
    Allah SWT berkehendak untuk memberi sesuatu yang lebih baik. Kuingatkan
    kaum Istirhami agar tidak melihat suatu musibah sebagai ‘siksaan' tapi jadikanlah
    untuk mengukur kejauhan atau kedekatan jiwa kita dari rahmat Allah SWT.
    [Turats : 67]

    Aku dawamkan membaca al Quran,
    langsung sehabis shalat fardhu dengan bacaan tartil
    kecuali pada malam Jumat sampai hari Jumat petang. Aku lazim
    membaca surat-surat : Yasin, al Kahfi, al Mulk, al Waqi'ah dan
    ar Rahman. Bila tidak membaca Al Quran seharian, aku khawatir di akhirat,
    ada hari-hari gelap dan sepi yang menakutkan, tanpa ditemani cahaya dan kehangatan
    Kitab suci itu. Ketahuilah bahwa satu hari akhirat, sama dengan seribu tahun di dunia;
    dan aku tidak pernah berandai-andai untuk berani menghadapi kegelapan dan kesunyian
    di akhirat kelak, walau cuma sehari saja.
    Karenanya aku berusaha sekuat tenaga
    untuk hidup-mati bersama al Quran
    sebagai muara rahmat
    dunia dan akhirat
    [Turats :68]

    97.5 %
    dari waktu, tenaga,
    pikiran serta seluruh milikku,
    telah kusedekahkan untuk Islam dan muslimin; sisanya
    kunikmati sendiri. Majelis-majelisku terbuka siang-malam bagi siapa
    saja yang mengharap rahmat Allah SWT, menginginkan kehidupan akherat dan
    berzikir sebanyak-banyaknya. Kecuali pembaringanku yang berbentuk makam dan
    terbuat dari susunan bata merah, berukuran 2 x 1 meter; dari batu keras tempatku
    menggeletakkan kepala itu, aku berjalan menjenguk kaumku dengan doa-doa indah, dari
    atas batu keras itu kusapa kaumku dengan nyanyian hati yang bening, dan dari atas batu
    keras itu juga kuendapkan berjuta hasrat Istirhami dalam serat-serat halus sarafku. Dan
    aku melayang diterbangkan oleh kehangatan selimut rahmat Allah SWT dengan bekal
    2.5 %.
    [Turats :69]

    Aku membiasakan shalat 5 waktu
    dengan membaca surat-surat yang tetap :
    Shubuh : ad Dhuha dan al Insyirah
    Agar selalu tahadduts dan berlapang dada
    Zhuhur : al‘Falaq dan an Naas
    Agar terlindungi dari kejahatan was-was dalam dada
    Ashar : al'Ashr dan al Kautsar
    Agar selalu beramal saleh, bersabar dan bersemangat berkorban
    Maghrib : al Kafirun dan al Ikhlash
    Agar menjadi penyegar aqidah dan pemantap tauhid
    lsya‘ : Quraisy dan an Nashr
    Agar terlindungi dari kelaparan dan ketakutan
    [Turats : 70]

    Di
    sepanjang
    hari-hari Ramadhan
    aku membaca al Qur'an sama
    seperti membacanya pada hari-hari biasa.
    Dibaca tartil, dan tidak dipaksakan agar khatam
    selama bulan suci itu. Selama membacanya aku berusaha
    memahami arti hikamnya, ayat demi ayat. Demikianlah aku pahami
    tadarrus, bukan sekedar membaca tapi juga mengkaji. Kepada kaum
    Istirhami kuingatkan agar tidak terburu-buru mengejar khatam membaca
    Kalamullah di setiap Ramadhan, bila kemudian akan membiarkan Kalamullah
    itu tidak disentuh lagi hingga bulan suci berikutnya. lmanilah, bahwa dengan al Quran,
    keluhmu tidak hanya akan terobati, tapi al Qur'an juga akan meredam kesahmu,
    [Turats :71]

    Dalam melaksanakan shalat tarawih atau qiyamullail,
    aku bermakmum kepada Imam yang melaksanakan shalat itu,
    baik 20 rakaat maupun 8 rakaat yang masing-masing ditambah dengan shalat witir
    dan bila aku mengimami shalat itu, maka kulakukan sejumlah 8 rakaat dimulai dari surat
    at Takatsur hingga surat al Kafirun, sedangkan shalat witir 3 rakaat,
    masing-masing dua rakaat pertama membaca surat al Kautsar dan surat
    Alkafirun, sedang satu rakaat terakhir membaca sekaligus 3 surat:
    al Ikhlas, al Falaq dan an Naas
    itu kumaksudkan agar terhindar
    dari masalah khilafiah atau perbedaan pandangan
    dan acuan, yang sering menjebak ummat
    dalam perseteruan berkepanjangan. Aku tidak pernah bermimpi
    untuk meninggalkan luka hati akibat perseteruan sia-sia tersebut
    di tengah kaum ini, setelah aku wafat. Kaum Istirhami adalah
    kaum wasath, penengah untuk menjadi saksi
    dari berbagai kepentingan ummat manusia.
    [Turats :72]

  • Turats 73 s/d 81

    Aku selalu membaca Doa Istirhami
    menjelang tidur dan membaca
    doa yang sama, saat terjaga. itu kulakukan
    dengan harapan agar sepanjang tidurku dihangatkan oleh
    rahmat Allah SWT, dan ketika terbangun,
    aku ingin mengawali kehidupan dengan bersilaturahim
    kepada Rasulullah SAW, para Imam Istirham
    dan segenap kaum Istirhami
    melalui doa itu.
    [Turats :73]

    Ketika sedang tidur pulas,
    Koey bin Siraj terbangun oleh dering telepon
    dari Syamsudin, Imam Istirham di Brunei Darussalam.
    ltu terjadi sekitar pukul O3 dinihari. Kepada Koey,
    Syamsudin menanyakan : apakah Abi Bismillah
    sudah kembali ke majelis. Koey bilanjg bahwa Abi Bismillah
    berada di majelis sepanjang malam, tidak pergi kemana-mana.
    Menurut Imam itu, barusan Abi Bismillah datang menengok
    keluarganya di Brunei; karena memang isteri Syamsudin
    sedang sakit. Koey kembali menegaskan bahwa
    Abi Bismillah ada di dalam kamar, sedang istirahat,
    Setelah mendengar penjelasan Koey,
    Syamsudin hanya mengucapkan:
    Syukurlah kalau beliau sudah kembali
    Mereka terperangkap situasi yang membingungkan,
    dan masing-masing bersikukuh dengan keyakinan yang sama:
    Al Imam Syamsuddin mengatakan'ainul yaqin' Abi Bismillah baru
    beberapa menit keluar dari rumahnya, di Brunei, dan beliau akan langsung
    kembali ke majelisnya di Jakarta ; sementara Koey juga bilang 'ainul yaqin' bahwa
    Abi Bismillah tampak di depan hidungnya,
    sedang tidur, karena lelah menerima tamu-tamu sepanjang malam.
    Dari peristiwa itu, ada satu hal yang mereka lupakan bahwa sebagai
    Rabbul ‘alamin, Allah SWT menata seluruh alam semesta
    dengan sempurna, termasuk kesempurnaan Nya
    menghadirkan dua sosok Abi Bismillah
    di dua negara. Allahu Akbar
    [Turats : 74]

    Didamgingi
    al Imam Ir. Bambang Prasetyo
    kuwariskan 4 kalimat Istirhamiah:
    Allahumma Shalli, Allahumma Sallim,
    Allahumma Baa'rik dan Allahumma Akrim
    di waktu fajar kepada 4 santri, masing-masing:
    Shadig, Achmad Gobel, Sachar dan Mahsan Thabrani,
    di teras masjid at Taqwa, Kebon Duaratus, Cengkareng, Jakarta Barat.
    5 kalimat lainnya: Ahsin, Unshur, Nawwir, Ighfir dan Irdha kuturunkan kepada 5
    santri di kediamanku, Vila Taman bandara, Tangerang. Ketika itu, berduyun-duyun
    masyarakat pesisir mempelajari dan mengamalkan Istirham. Salah seorang
    Istirhami, Yasa, mengamalkan shalawat itu sambil berharap agar isterinya
    dapat hamil. Atas rahmat Allah SWT, isteri Yasa hamil dan melahirkan
    bayi yang kemudian kuberi nama Siti Istirhamiah.
    Sebelumnya, nama yang sama kuberikan
    kepada puteri seorang Istirhami, Marullah.
    Atas ayat-ayat rahmat Allah SWT itu,
    aku bersumpah : Demi yang jiwaku
    dalam genggaman Nya, Istirham
    tidak disusun untuk tujuan
    pengobatan apapun,
    namun bila ternyata
    shalawat ini dapat
    dijadikan washilah
    penyembuhan, maka itu adalah
    rahmat Allah SWT dan merupakan
    karamah shalawat ini, yang dapat disaksikan
    oleh mata ummat manusia dengan nyata.
    [Turats : 75]

    Seorang
    Istirhami
    hendaknya
    menjadi Imam bagi
    seluruh anggota keluarganya
    dan seorang Istirhamiat hendaknya dapat
    menjadi imamah bagi anak-anak, pembantu dan mereka
    yang berada di rumah, ketika suaminya sedang bepergian ; dan salah
    seorang anak hendaknya terlatih untuk mengambil alih imamah
    dalam rumah tangga, saat kedua orang tua mereka tidak berada di rumah.
    Seorang pembantu rumah tanggapun hendaknya dipersiapkan untuk menjadi Imam
    bagi harta majikan ketika tidak seorangpun berada di rumah;
    keimanan mereka cukup dengan saling mengingatkan
    untuk menghiasi rumah kediaman dengan Istirham.
    ltulah rumah indah, rumah yang terhiasi shalawat,
    keselamatan, keberkahan, kemuliaan,
    kebaikan, pertolongan, kecerahan,
    keampunan dan keridhaan.
    [Turats : 76]

    Tidak ada amalan khafifan
    [pekerjaan ringan] yang sangat
    bernilai bagi pasangan pengantin baru
    kecuali sebelum 'rehat’ di malam pertama,
    mereka sempatkan membaca Istirham
    kemudian diakhiri dengan membaca doa Istirhami;
    karena di malam rahmah itu, mereka akan menanam
    sebatang pohon kebaikan di atas lahan kebaikan pula;
    dan kedua Istirham yang mereka baca ialah untuk memagari
    kedua kebaikan itu, sedangkan doa Istirhami yang mereka baca ialah
    untuk menyelimuti janin selama 9 bulan di alam rahim. Ketahuilah:
    Rasulullah SAW bersabda bahwa Allah SWT menciptakan manusia dalam
    kandung ibunya selama 3 x 40 hari dan 40 malam, mulai dari setitik air lalu menjadi
    segumpal darah, hingga berbentuk segumpal daging ; sehingga pada hari ke 120, Allah
    SWT mengutus malaikat untuk meniupkan roh ke dalam rahim atas izin Nya,
    kemudian diperintahkan menuliskan 4 perkara : rizkinya, ajalnya,
    pekerjaannya dan suka-dukanya. Sedangkan untuk memberi pupuk
    marhamah kepada janin, hendaklah ibu jabang bayi itu
    tidak putus untuk membaca shalawat Istirhamiah
    sejak usia kehamilan 7 bulan
    sampai hari persalinan.
    [Turats : 77]

    Seorang Istirhamiat yang sedang menghadapi detik-detik persalinan, selain bertasbih
    dengan mengucapkan'Subhanallah‘ maka diutamakan membaca Istirham
    berulang-ulang sampai melahirkan ; dan saat mendengar tangis pertama
    bayinya, seorang ibu hendaklah segera membaca doa Istirhami
    sampai ayahnya membisikkan adzan dan qomat di kanan-kiri
    telinganya. Ingatlah, bahwa alam tempat janin bersemayam
    selama 9 bulan, disebut sebagai alam rahim atau alam rahmat.
    Maka selain mengingat dan mensucikan Allah SWT, Istirham adalah
    lafadz terbaik yang layak diucapkan untuk mengiringi kehadiran bayi suci itu.
    [Turats : 78]

    Keutamaan seorang Imam dibanding dengan kaumnya ialah seperti keutamaan cahaya
    malam purnama atas malam-malam lainnya ; maka jadilah seorang Imam walau
    hanya dengan mengajarkan shalawat ini kepada anak kecil, pembantu
    rumah tangga atau teman dalam perjalanan. Ketahuilah ; aku akan
    bangga mendengar pembicaraan dari seorang Istirhami,
    yang tersita waktunya dengan mengajarkan
    Istirham di tengah-tengah
    kesibukannya.
    [Turats : 79]

    Kaum Istirhami yang ingin mengais rizki yang halal, berkah dan terbungkus rahmah,
    bersikap santunlah kepada Imam terdekatnya, walau hanya dengan sebutir gabah;
    karena para Imam itu Iebih banyak mendoakan makmumnya daripada mendoakan
    keluarganya sendiri ; dan para Imam Iebih banyak didoakan makmumnya dari pada
    didoakan anak-isterinya ; para Imam adalah tempat terkumpulnya
    arus rahmah dari langit dan dari bumi ; insya Allah, dari mereka
    akan diperoleh doa-doa terbaik, karena mereka berdoa kepada
    Allah SWT siang-malam, untuk kaum dan makmumnya
    tanpa diminta dan tidak perlu diharap-harap.
    Mereka berdoa di tengah malam, saat
    makmum dan kaumnya tertidur pulas.
    Mereka memohonkan segala bentuk
    kebaikan untuk makmum dan
    kaumnya, ketika mereka lengah
    dan tidak sadarkan diri. Para
    Imam adalah mereka yang
    berusaha untuk mewarisi
    akhlak para Anbiya yang
    menempatkan kepentingan
    kaumnya Iebih dari keluarga
    dan dirinya sendiri.
    [Turats : 80]

    Silaturrahim
    tercepat dari seorang makmum
    kepada seorang Imam atau sebaliknya,
    ialah dengan bacaan al Fatihah dan Istirham;
    karena antara Silaturrahim
    dan Istirham terdapat kesenyawaan.
    Keduanya berasal dari
    akar kata dengan pengertian
    yang sama : rahmah
    [Turats : 81]

  • Turats 82 s/d 90

    Hari
    Jumat sore,
    Asikin dan isterinya menemuiku
    di Majelis, untuk berpamitan akan berangkat menunaikan
    ibadah hajji tahun 1421 Hijriah. Kepadanya kutitipkan
    sebaris kalimat untuk dibacanya
    setiba di tanah suci, Mekkah
    disertai 'titipan salam' untuk
    baginda Rasulullah SAW,
    segera setelah tiba di maqam beliau di Madinah. Keesokan harinya,
    sabtu, saat berada di tanah suci, konon Asikin melihat 'aku'
    sedang memimpin rombongan di salah satu sudut Ka'bah;
    Rombongan itu terdiri dari sejumlah orang berkulit putih,
    bersih, mengenakan pakaian ihram.
    'Aku‘ menurut Asikin, ketika itu sedang thawaf,
    dan dengan suara lantang membaca doa
    yang justru sedang dibaca Asikin. Hal itu
    diceritakan oleh Asikin di hadapan
    sejumlah tamu di majelisku,
    sepulang dari tanah suci.
    Kukatakan bahwa
    pada hari yang sama,
    aku ditemani Koey
    berada di majelis, tidak ke manapun.
    Dan aku bersaksi bahwa dengan
    kekuasaan Nya, Allah SWT hanya dengan
    perintah 'kun 'dapat menciptakan
    atau menyerupakan orang lain dengan
    wajahku menjadi sebanyak yang
    diinginkan di sebanyak tempat
    yang ditentukan Nya pula.
    [Turats : 82]

    Dua
    Imam Markazi:
    KH. Nur Ali Achmad Dasuki
    dan Abu Fajar Wicoro Jati
    menunaikan ibadah haji bersama pada tahun 1419 hijriah. Kepada kedua
    Imam itu, kutitipkan dua potong kalimat dalam bahasa Arab: lafaz
    'Cahayamu', kuberikan kepada al Imam Nur Ali dan lafaz
    'wajahmu' kutitipkan kepada Al Imam Abu Fajar. Sekembali dari
    tanah suci, Al Imam Nur Ali menceritakan bahwa beliau melihat cahaya
    di makam Rasullullah SAW, yang tidak terlihat oleh orang-orang yang ziarah
    bersamanya. Sementara al Imam Abu Fajar, ketika membaca berulang-ulang
    lafaz tersebut, selama beberapa detik ‘me|ihat' pintu makam Rasulullah SAW
    terbuka hampir separuhnya. Dan sebelum itu, ketika melakukan i'tikaaf di
    sisi kanan makam Rasulullah SAW beliau mendengar suara seseorang
    dari dalam makam, menyapa dalam bahasa Arab yang dipahaminya
    sebagai : ”bagus, teruskan” Demikianlah rahmat dan keutamaan
    Istirham yang dirasakan kedua Imam itu.
    [Turats :83]

    Aku berusaha
    untuk menegakkan shalat dengan khusyu'
    melalui pemahaman lafaz-lafaz yang kuucapkan.
    Bila ucapanku agak cepat, maka kucoba pahami ucapan itu
    kalimat demi kalimat ; dan bila aku masih juga menemukan kesulitan
    menangkap pengertian dari tiap-tiap kalimat yang terucap, maka
    kukosongkan kepala dan dada sambil terus mengucapkan bacaan-
    bacaan shalat hingga selesai, Dan apabila aku masih
    menemukan kesulitan untuk meraih kekhusyuk'an
    maka kulakukan apa yang dilakukan oleh
    kekasih Allah SWT : di rakaat terakhir
    aku sujud berlama-lama untuk bertasbih dan bertahlil membaca:
    Subhanallah Walhamdulillah wa la ilaha illallah Allahu Akbar
    Sedikitnya 9 kali dan sebanyak-banyaknya 33 kali.
    [Turats :84]

    Aku
    bersaksi
    bahwa tidak ada
    Tuhan selain Allah SWT dan
    aku menyatakan kesaksian bahwa
    Nabi Muhammad SAW adalah utusan Nya.
    Kesaksian pertama, kunyatakan dari waktu
    Ke waktu, karena aku telah menyaksikan dengan nyata
    bahwa tidak ada ilah di dunia ini, sehingga tidak layak untuk mencari
    pertuhanan selain Allah SWT, dan tidak layak pula kita membangun
    perhambaan terhadap makhluk. Sedangkan kesaksian
    kedua tentang kerasulan Muhammad SAW
    kutanamkan dalam hati bahwa apapun yang
    difirmankan oleh Allah SWT dalam al Qur'an
    bersifat pasti. Termasuk kepastian bahwa
    Muhammad adalah
    hamba dan
    Rasul Nya
    [Turats : 85]

    Aku
    taati anjuran
    Rasulullah SAW
    shaum 6 hari di bulan Syawal
    mulai tanggal 2 sampai tanggal 7;
    hendaknya hal yang sama juga dilakukan
    oleh segenap kaum Istirhami yang tidak sedang uzur.
    Dan aku tetap tidak ingin kehilangan kehangatan Ramadhan
    dengan tidak memutuskan tadarrus al Qur'an sepanjang tahun
    serta mendawam shalat sunnah 8 rakaat, diakhiri dengan
    shalat witir satu rakaat. Kesembilan rakaat itu
    kulaksanakan pada setiap usai menunaikan
    shalat Isya dan shalat sunnah ba'diah.
    Demi yang jiwaku dalam genggaman
    rahmat Nya, kukatakan bahwa
    hari-hari yang kulewati
    mendekati keindahan
    Ramadhan
    [Turats :86]

    Bila lapang rizki
    dan ingin bersedekah dalam jumlah besar,
    lakukanlah setulus hati.
    Bila sempit rizki
    dan ingin bersedekah dalam jumlah kecil,
    tangguhkanlah setengah hati. Bila lapang rizki
    dan hanya ingin bersedekah dalam jumlah kecil,
    hendaklah berhati-hati. Kecuali bila sempit rizki
    tapi ingin bersedekah dalam jumlah besar,
    Itulah ketajaman matahati.
    [Turats :87]

    Hati seorang alim
    dijadikan tempat untuk menyimpan
    amal kebajikannya dari sorotan mata manusia,
    sementara orang lalim menjadikan hati mereka sebagai
    tempat menyimpan mata manusia untuk menyoroti amal kebajikannya.
    Hai kaum, berhati-hatilah untuk mengenali perbedaan hati dan matahati.
    Sesungguhnya hati adalah sepotong darah kental yang tersembunyi di dalam dada
    namun sehat dan sakitnya darah itu dapat kalian lihat dari lidah dan tangan yang tidak
    tersembunyikan. Sedangkan matahati adalah cahaya yang dapat menyoroti kesehatan atau
    kesakitan hatimu. Dan cahaya itu tidak akan terpotong oleh lidah dan tangan manusia.
    [Turats : 88]

    Kesabaran adalah pintu rahmat yang tersembunyi di dalam hati.
    Bukalah pintu itu seluas mungkin dan jangan biarkan tersisa ruang kosong
    tanpa terisi rahmat Allah SWT. Dan untuk dapat mengenali rahmat Nya, maka ukurlah;
    bila masih menyimpan kalimat 'sudah habis kesabaran' berarti masih ada tersisa
    ruang untuk diisi dengan marhamah. Jangan biarkan iblis mengisinya dengan amarah
    dan dendam berkepanjangan, karena keduanya dapat dengan mudah
    membakar segala kebijakan dan kebajikan yang kita timbun
    dari waktu ke waktu
    [Turats :89]

    Cita-cita paling luhur
    dari seorang Istirhami adalah
    dapat menghidupkan pribadi dan lingkungannya dengan rahmat Allah SWT
    karena keduanya dihidupkan hanya oleh rahmatNya.
    Janganlah seorang di antara seorang kaum Istirhami yang
    berharap lebih dari menginginkan
    kehangatan rohani bersama
    rahmat Allah SWT
    [Turats :90]

  • Turats 91 s/d 99

    Sebaik-baiknya mengharapkan hasanah duniawi adalah
    kebaikan yang tersambung dengan hasanah ukhrawi
    dan seburuk-buruknya kehidupan duniawi adalah mengharapkan hasanah
    yang tidak disisipkan dengan mengharap kebaikan ukhrawi.
    Wahai kaum Istirhami : takutlah kepada Allah SWT
    dengan segala bentuk permohonan kebaikan
    untuk menyempurnakan kemegahan
    hidup dengan membelakangi
    permohonan kemegahan
    sesudah mati
    [Turats :91]

    Sebagian dari akhlak orang-orang mulia ialah :
    Berbicara dengan tangannya, mendengar dengan perutnya dan melihat dengan hatinya.
    Dan sebagian dari akhlak orang-orang hina ialah :
    Membicarakan tangannya, memperdengarkan perutnya dan memperlihatkan hatinya.
    Hai kaum perindu kemuliaan,
    Hinakanlah tanganmu yang membisu, hinakanlah perutmu yang tak pernah lelah
    mendengar dan hinakanlah hatimu yang tak mau terpejam. Dan ketahuilah:
    kemuliaan tidak akan mau dipertemukan dengan kehinaan,
    dalam satu hati.
    [Turats : 92]

    Seorang Istirhami
    akan menjadi mulia oleh tiga sebab:
    1. Bersedekah dengan mengajarkan Istirham kepada orang lain;
    Kemuliaan itu akan diperoleh dengan derajat tinggi sebagai Imam.
    2. bersedekah dengan memberi air kepada orang sakit;
    Kemuliaan itu akan diperoleh dari hamdalah orang yang menderita.
    3. bersedekah dengan membacakan al Fatihah untuk Imam mereka;
    Kemuliaan ini akan diperoleh dari pahala Silaturrahim.
    [Turats :93]

    Penuhilah semua keinginan Allah SWT, maka Dia akan memenuhi semua
    keinginanmu. Bila belum sanggup memenuhi seluruh keinginan Nya, maka jangan
    kecewa bila keinginanmu hanya dipenuhi Nya sebagian.
    [Turats :94]

    Berhati-hatilah dalam
    merangkai hasratmu
    karena untuk suatu hasrat buruk
    jauh lebih sulit dari berhasrat baik. Dan mewujudkan
    hasrat kebaikan jauh lebih mudah dari pada mewujudkan hasrat buruk.
    Kecuali : untuk dapat melihat hasil suatu kejahatan, dapat ditunggu
    hanya dengan beberapa kali tarikan nafas dari dalam dada,
    sementara untuk melihat hasil suatu hasrat kebaikan,
    diperlukan beberapa kali mengusap dada.
    [Turats :95]

    Di halaman salah satu majelisku
    tertumpuk batu kali dan batako belum digunakan untuk melanjutkan
    pembangunan ruang i'tikaaf. Sementara itu tampak beberapa pemuda
    sedang mengumpulkan batu kali. Ketika saya tanyakan maksud
    mereka mengumpulkan batu-batu itu, mereka menjawab
    bahwa batu-batu itu akan digunakan untuk
    membangun pondasi sebuah majelis,
    yang kebetulan tidak jauh dari majelisku sendiri.
    Kepada para pemuda yang
    tampak bekerja keras dengan riang
    tanpa basa basi kuperintahkan untuk
    mengangkut tumpukan batu dan batako milikku,
    mereka sungkan, para pemuda itu tahu bahwa
    aku juga sedang membangun.
    Tapi kepada mereka kukatakan
    bahwa aku sedang menunggu 'kiriman' batu yang sama
    dan jumlahnya dapat memenuhi halaman majelis,
    khawatir tempatnya tidak mencukupi
    karena terhalang batu-batu ini. Mendengar penjelasan itu,
    mereka dengan lega dan suka hati mengangkut seluruh batu yang ada.
    Keesokan harinya mereka menemuiku, menanyakan : kapan bebatuan yang
    kukatakan itu dikirim, karena mereka siap membantu untuk menurunkan
    dan menata dengan baik. Kepada mereka kubilang : karena batu yang
    akan dikirim, jumlahnya dapat menutupi semua permukaan bumi,
    maka batu-batu itu kukembalikan lagi ke langit
    untuk membangun pondasi majelisku di akherat.
    Dengan jawaban demikian : aku merasa tidak bersedekah batu yang banyak
    dan berat timbangannya, tapi yang kusedekahkan adalah
    sebaris senyum untuk menggembirakan hati mereka.
    [Turats :96]

    Mahsan Thabrani
    adalah seorang pengemudi ojeg.
    Ceritanya : setiap kali akan mengemudi,
    dia selalu berdoa agar mendapat 'kelebihan' rizki.
    Dan ternyata benar bahwa bila dia mengemudi dengan berdoa
    sebelumnya, maka penghasilannya jauh lebih besar dibanding mengemudi tanpa
    didahului dengan doa. Usai cerita panjang lebar, kuanjurkan agar Mahsan tidak lagi
    berdoa untuk mendapatkan 'kelebihan' itu. Dan ternyata, sunguh-sunguh
    penghasilannya berkurang drastis. Bahkan setelah itu, Mahsan kuanjuran untuk berhenti
    ngojeg dan mengisi waktu-waktu luangnya hanya dengan membaca al Qur'an
    dan memperdalam lstirham.
    Melihat itu keluarga Mahsan agak gundah
    dan menyatakan keberatan atas anjuranku itu.
    Saat ini, al Imam Mahsan Tabrani,
    muballigh yang pernah menelusuri pulau Jawa, Bali dan Madura
    untuk melakukan tabligh Istirhami, telah menjadi seorang ustadz
    dengan ratusan santri. Mereka diasuh Mahsan
    di majelisnya yang dibangun kokoh, berdiri di sisi selatan
    masjid at Taqwa, tempat pertama kali
    Istirhami kuwariskan
    di waktu fajar
    18 shafar
    tahun
    1419
    [Turats :97]

    Berprasangka baiklah
    kepada Allah SWT, dalam
    keadaan terburuk sekalipun.
    Dan jangan pernah berprasangka
    buruk kepada Nya, dalam keadaan terbaik
    sekalipun. Ketahuilah : berprasangka baik
    kepada Allah SWT dapat mengubah keadaan buruk
    menjadi baik dan sebaliknya berprasangka buruk kepada
    Allah SWT dapat mengubah kebaikan menjadi buruk. Aku bersaksi
    bahwa sepanjang tahun aku melakukan banyak hal yang bertentangan
    dengan yang dilakukan oleh kebanyakan orang. Mereka bekerja
    mencari nafkah di siang hari, sementara saya hanya 'bekerja'
    seorang diri di malam sepi ; aku menangis ketika berjuta
    orang tertawa dan aku ridha untuk merendahkan
    kepala tergeletak di lantai, ketika berjuta
    orang menegakkan kepala mereka
    menatap dunia. Namun aku
    berprasangka baik:
    bahwa Allah SWT
    tak akan membiarkanku
    dan anak-isteri
    lapar serta ketakutan
    atau mejelis-majelis yang
    kutanggung menjadi terbengkalai.
    Dan setiap kali hatiku tergetar untuk
    beramal kebajikan dengan harta, selalu saja
    Allah SWT mengirim rizki Nya dari sumber yang tidak
    kuduga. Aku sungguh-sungguh malu untuk meminta rizki
    dari Nya karena Dia selalu memberi yang lebih baik dari keinginanku.
    Dengan husnuzzhann, Dia senantiasa memberi yang kuinginkan, karena
    Dia Mahatahu bahwa yang kubutuhkan hanya rahmat Nya bukan sekedar
    meminta rizki yang ditebarkan
    sepanjang jalan hidupku
    sampai hari kiamat
    [Turats : 98]

    Ya
    Allah
    Ya Rabbi wa
    Ya Rabbal Istirhamiyyin
    Bila tertulis di dalam Turats ini
    ada sisipan kalimat yang akan menyesatkan
    kaum Istirhami-Istirhamiat, musnahkanlah
    sebelum dibaca, dipelajari, dan diteladani siapapun
    namun bila di dalamnya terkandung hikam yang dapat
    mengantar kaumku menuju keluasan samudera rahmat Mu
    tunjukkanlah kebenarannya kepada alam semesta bahwa Turats ini
    berusia panjang sepanjang umur dunia. Ya Allah, Engkau modali aku jari-jari
    tangan dan atas izin Mu jemari ini menari-nari
    menggoreskan huruf demi huruf hingga tersusun
    Turats ini. Aku ridha menghabiskan
    jutaan detik untuk ini ; dan hamba
    hanya ingin agar Engkau berkenan
    mendengar sedetik saja harapanku :
    ridhailah dan rahmatilah kami.
    [Turats :99]

    Wa shallallahu' ala sayyidina Muhammadin
    wa’ ala alihi wa ash — habihi wattatabi’in al Istirhamiyyin ajma'in
    Walhamdu lillahi rabbil‘alamin

    Puncak: 18 Ramadhan 1422 - 04 Desember 2001

    Abi Bismillah Almischat Radjiun
    Pk : 00.00.00