Istirhami

Profil

  • Prof. DR. KH. Abdurrahim Rodjiun

    Majelis Istirhami didirikan oleh Prof. Dr. KGPA. KH. Abdurrahim Radjiun yang biasa dipanggil dengan Abie Bismillah. Majelis Istirhami terdiri atas: Markazi (tingkat pusat), Manthiqi (tingkat provinsi), Madani (tingkat kabupaten/kota), Qaumi (tingkat kecamatan), Quro (tingkat desa), Ahli (tingkat dusun/rukun warga/RW), `Aili (tingkat rukun tetangga/RT), Usri (tingkat rumah tangga), dan Idari (keberadaannya untuk satu institusi, instansi, kantor, dan sejenisnya).

    Abie Bismillah sendiri adalah sosok yang diakui oleh jama`ahnya sebagai sufi ini lahir di Betawi pada tanggal12 Mei 1955. Beliau adalah putra dari mu`allim Radjiun, seorang kyai Betawi terkemuka. Jika ditelusuri garis keturunan dari pihak bapak, beliau masih memiliki kekerabatan dengan Habib Husein Luar Batang karena kumpi-nya, yaitu guru Abdul Halim dikuburkan satu kompleks dengan keluarga Habib Husein. Silsilahnya dari pihak bapak juga sampai ke Pangeran Kadilangu, Demak, yaitu: KGPA Abdurrahim Radjiun (Abie Bismillah) bin Muhammad Radjiun bin Abdurrahim bin Tuan Guru Muhammad Nafe bin Imam Abdulhalim Keramat Luar Batang bin Tuan Guru Muhammad Zain bin Tuan Guru Mahmud bin Tuan Guru Hassanad bin Tuan Guru Abdusshamad (Pembangun Masjid Al-Ma`mur, Tanah Abang) bin Tuan Guru Muhammad bin Pangeran Samandhi bin Pangeran Abdullah bin Kanjeng Gusti Pengeran Ageng Alie Ratudiningrat, Kadilangu, Demak.

    Pendidikan formalnya di tempuh di Pesantren At-Taqwa, Bekasi pimpinan KH. Noer Alie, kemudian di Sekolah Tinggi Publisistik, Universitas Riyadh, Arab Saudi, S2 di Manchester, Inggris, dan S3 di Kanada. Pada masa mudanya, KH. Abdurrahim Radjiun pernah menjadi wartawan di Media Indonesia dan pernah menjadi khatib tetap di masjid Istana Negara, kemudian beliau memutuskan keluar dari aktivitas keagamaan di lembaga formal untuk total mengembangkan ajaran sufismenya ke tengah-tengah masyarakat melalui bacaan shalawat yang disusunnya, yang disebut dengan shalawat Istirham ( shalawat meminta rahmat Allah).

    Pada tanggal 24 Rabi`ul Awal 1428H/12 Miladi 09/12 Mei 2007 beliau dibai`at oleh jama`ahnya sebagai khalifah I (Pertama) Khilafah Istirhamiyah. Setahun kemudian, yaitu pada hari Senin, 28 Albaits 10/28 Juli 2008, beliau wafat bersama rahmat الله , berada di kehidupan yang lain dan tetap memimpin perjuangan kaumnya walau dari balik tabir untuk tersebarnya Islam sebagai rahmatan lil `aalamiin.

  • GRM. KH. Nanang Nasrudin S.Pd.I

    khalifah II (kedua) Khilafah Istirhamiyah

  • Habib Fathan Ibrahiem

    khalifah III (ketiga) Khilafah Istirhamiyah


Mirats

  • 99 Rahasia Cinta Kasih Allah

    disusun
    Prof. Dr. Abdurrahim Radjiun (Abie Bismillah AI-Mischat)
    Imam Besar Kaum Istirhami

    Kaum lstirhami Rahimakumullah,
    Bersamaan dengan malam Nuzulul Quran, alhamdulillah saya dapat merampungkan penyusunan Hadits Qudsi Istirhami berjudul : Mirats : 99 Rahasia Cinta Kasih Allah.

    Penyusunan Shuhuf lembaran ini, dimaksudkan untuk leblh memberi gambaran mengenai slfat Allah swt yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang kepada hamba-hambaNya. Sebagai contoh : pada salah satu hadits dikatakan bahwa seseorang dapat meraih cinta kasih Allah ta‘ala dengan cara memperbanyak nawafil amalan-amalan sunnah. Dan ketlka cinta itu teraih oleh seorang mukmln, maka Allah swt akan menjadi matanya untuk memandang, telinganya untuk mendengar, hatinya untuk berpikir, tangannya untuk menggenggam dan kakinya untuk melangkah.

    Hadits di atas mengajak kita merenung, betapa Allah swt menunjukkan cinta Nya yang demikian agung dan lndah kepada para hamba dengan cara subhanallah menjadikan ZatNya yang Maha Besar dan Maha Mulia, seolah-olah lndra hamba ciptaanNya!. Sementara hamba-hamba itu sendiri, melalui
    peribadatan dan sikap taat yang ala kadar saja, tidak menyadari bahwa rahmat Allah subhanahu wa ta’ala demikian melekat di setiap gerak-gerik kehidupannya, baikdisadari atau diingkari.

    Mirats, yang mengandung pengertian : warisan, pusaka atau peninggalan, diharapkan dapat menjadi bacaan abadi, sekekal Hadits Qudsi itu sendiri ; sehingga shuhuf ini tldak hanya bermanfaat bagi kaum Istirhami menuju pemahaman hakiki mengenal rahmat Allah kepada para hambaNya, tapi juga
    dapat dijadikan pusaka bagi generasi lstirhami mendatang.

    Shuhuf ini belum sebaik yang diharapkan, akan tetapi insya Allah, dari waktu ke waktu akan terus diperbaiki.

    Jakarta, 17 Ramadhan 1423/20 Nopember 2002
    Abi Bismillah Almischat

  • 1. Penciptaan manusia selama 40 hari

    ''Sesungguhnya penciptaan masing-masing kalian terkumpul dalam kandungan ibunya, selama 40 hari dan 40 malam, atau 40 malam; kemudian menjadi segumpal darah semisal itu 40 hari; kemudian menjadi segumpal daging semisal itu 40 hari. Allah mengutus Malaikat kepadanya, Kemudian dipermaklumkan empat kalimat : dicatat rizkinya, ajalnya, amalnya serta celaka-bahagianya; Kemudian Malaikat atas perintahAllah, meniupkan roh padanya.

    Sesungguhnya masing-masing kalian, walaupun beramal dengan amalan ahli sorga, sehingga terkesan, jarak antara sorga dengannya hanya satu hasta, namun ketetapan mendahuluinya, kemudian ia beramal dengan amalan penghuni neraka, maka iapun akan masuk neraka. Dan sesungguhnya masing-masing kalian, kalaupun beramal dengan amalan ahli neraka, sehingga jarak antara neraka dengannya seolah hanya satu hasta, namun ketetapan Allah mendahuluinya, kemudian dia beramal dengan amalan penghuni sorga, maka ia pun akan masuk sorga.'' (BukuMerah:100/13)

  • 2. Silaturrahim diambil dari Nama Allah

    ''Akulah ar Rahman - Maha Pengasih ; telah kuciptakan ar Rahiim - rahmat Allah SWT, dan Kuambil nama itu dari namaKu. Maka mereka yang menghubungkan silaturrahim, pasti Aku menghubunginya, dan mereka yang memutuskan silaturrahim, Aku akan memutuskan hubunganKu dengannya. Dan siapa yang menetapkan silaturrahim niscaya Aku akan menetapkannya. Sesungguhnya rahmatKu mendahului kemurkaanKu.'' (BukuHijau:53/135)

  • 3. Minta dikasihani dalam neraka

    ''Ada dua Ielaki yang dimasukkan ke neraka ; mereka berteriak sekuatnya. Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar ber?rman : 'Keluarkan keduanya!'. Ketika mereka dikeluarkan, Dia bertanya kepada mereka : ‘Apa yang menyebabkan kalian menjerit?', keduanya menjawab : 'Kami lakukan hal itu agar Engkau mengasihani kami', Maka Dia berfirman : 'Sesungguhnya rahmatKu bagi kalian berdua. Kalian terlepas dibebaskan dari siksa neraka. Coba jatuhkanlah kembali diri kalian ke dalam neraka itu!'. Maka keduanya pergi menuju tepi neraka. Salah seorang dari mereka menjatuhkan dirinya. Lalu Allah swt menjadikan neraka itu dingin dan menyelamatkan baginya. Sementara yang seorang lagi, berdiri dan tidak menjatuhkan dirinya. Lalu Tuhan Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman :'Apakah yang menghalangimu untuk menjatuhkan dirimu sebagaimana temanmu?'. la menjawab : 'Wahai Tuhanku, sesungguhnya saya berharap agar Engkau tidak mengembalikan saya ke neraka, setelah Engkau mengeluarkan saya dari tempat itu'. Tuhan berfirman kepadanya:‘Bagimu harapanmu', Maka keduanya masuk sorga dengan rahmat Allah swt.'' (BukuMerah:232/388)

  • 4. Nazar dikeluarkan dari orang kikir

    ''Nazar itu tidak akan mengantar anak Adam pada sesuatu yang tidak Akutakdirkan, tetapi takdirlah yang menghampirinya; dan Aku telah mentakdirkannya. Aku telah mengeluarkan nazar itu dari orang kikir.'' (BukuMerah:234/391)

  • 5. Nazar tidak akan mengubah takdir

    ''Sesungguhnya nazar tidak mengantar anak Adam pada sesuatu, selain yang telah ditakdirkan baginya. Dan takdir yang telah ditetapkan kepadanya, akan terjadi. Jika ia meninggalkan sifat kikir itu, maka akan dimudahkan atasnya sesuatu yang tidak dimudahkan sebelum itu. Allah telah ber?rman : 'Berilah nafkah, maka Aku akan memberimu nafkah'.'' (BukuMerah:235/392)

  • 6. Tanda-tanda Makrifatullah

    ''Tanda ma'rifat hamba-hambaKu di hatinya terhadap ZatKu, ialah dengan Husnuzzhan berprasangka baik terhadap keputusanKu, tidak mengeluh kesahkan hukum-hukumKu, tidak dirasakan lambat terhadap karuniaKu, dan senantiasa malu untuk bermaksiat.'' (BukuHijau:17/272)

  • 7. Allah menurut prasangka hamba

    ''Aku menurut prasangka hambaKu kepadaKu, dan Aku bersamanya ketika ia mengingatKu. Demi Allah, sesungguhnya Allah lebih suka kepada tobat hambaNya, daripada salah seorang diantaramu yang menemukan miliknya yang hilang. Siapa yang mendekatkan diri kepadaKu sejengkal, maka Aku mendekatkan diri kepadanya sehasta; siapa yang mendekatkan diri kepadaKu sehasta, maka Aku mendekatkan diri kepadanya sedepa. Apabila la datang kepadaKu dengan berjalan, maka Aku datang kepadanya dengan berlari.'' (BukuMerah:231/386)

  • 8. Amal kebajikan diimbal sepuluh kali

    ''Siapa yang mengerjakan kebaikan, maka baginya imbalan sepuluh kali lipat, atau Aku tambah; siapa yang mengerjakan keburukan, maka balasannya adalah keburukan yang setimpal atau kuampuni.''

    ''Siapa yang mendekatkan diri kepadaKu sejengkal, maka Aku mendekatkan diri kepadanya sehasta; dan siapa yang mendekatkan diri kepadaKu sehasta maka Kudekatkan diriKu kepadanya sedepa. Mereka yang menghampiriKu dengan berjalan, maka Aku menghampirinya dengan ‘berlari‘. Siapa yang menemuiKu dengan kesalahan sepenuh bumi, namun dia tidak mempersekutukan Aku dengan sesuatu apapun, maka Aku menemuinya dengan ampunan.'' (BukuMerah:44/91)

  • 9. Allah memberi ampunan walau dosa sepenuh langit

    ''Hai anak Adam, sesungguhnya selama kamu berdoa dan mengharap kepadaKu, Aku memberi ampunan terhadap dosamu, dan Aku tidak peduli; wahai anak Adam, seandainya dosamu sampai ke langit, kemudian kamu minta ampun kepadaKu, maka Aku memberi ampunan kepadamu dan aku tidak peduli. Hai anakAdam, sesungguhnya apabila kamu datang kepadaKu dengan kesalahan sepenuh bumi, kemudian kamu menemuiKu dengan
    tidak mempersekutukan Aku dengan apapun, maka Aku datang kepadamu dengan ampunan sepenuh bumi.'' (BukuMerah:72/124)

  • 10. Orang yang shalat dipelihara bagaikan sorga Firdaus

    ''Tidak semua orang yang shalat itu, melaksanakan shalat. Sesungguhnya Aku menerima shalat dari orang yang merendahkan dirinya karena kebesaranKu, dan dia menahan hawa nafsunya dari segala yang Aku haramkan atasnya, sedangkan dia tidak pula melakukan maksiat terus-menerus terhadapKu, dia suka melindungi musafir, semua itu dilakukannya karenaKu.

    Demi kebesaranKu dan keagunganKu, sesungguhnya cahaya wajah orang yang shalat, adalah lebih terang di sisiKu, dari pada cahaya matahari. Akan Aku tukarkan kejahilannya dengan ilmu pengetahuan, dan Aku gantikan kegelapannya dengan cahaya yang meneranginya. Setiap dia memohon akan Kusahuti, setiap dia meminta akan Kuberikan, dan setiap dia bersumpah akan Aku tunaikan. Aku melindunginya dengan kekuatanKu dan Aku menugaskan para MalaikatKu untuk menjaganya. Perumpamaan nya di sisiKu bagaikan sorga Firdaus : tidak rusak buahnya dan tidak berubah keadaannya.'' (BukuHijau:130/300)

  • 11. Prasangka baik kepada Allah akan menjadi kebaikan

    ''Aku pada prasangka hambaKu terhadapku ; bila dia berprasangka baik, maka kebaikanlah yang diperolehnya. Dan bila dia berprasangka buruk, maka keburukan pula yang diperolehnya.'' (HR Thabrani, lbnu Hibban) 71/173 H

  • 12. Allah akan membalas kezhaliman

    ''Sungguh Aku akan membalas si zalim itu, segera atau lambat. Dan sungguh Aku akan membalas orang yang melihat orang teraniaya, sedangkan ia dapat menolongnya, tetapi tidak ingin menolong.'' (BukuHijau:124/289)

  • 13. Allah selalu bersama orang yang berzikir

    ''Aku pada prasangka hambaKu terhadapKu, dan Aku senantiasa menyertainya selama dia mengingatKu. Bila dia mengingatKu dalam dirinya, Akupun mengingatnya dalam diriKu. Dan bila dia mengingatKu di keramaian, Ku ingat dia di hadapan orang banyak yang lebih baik dari itu.'' (HR Baihaki) 70/170H

  • 14. Allah akan memperhatikan hak seorang hamba bila hamba itu memperhatikan hak Allah

    ''Aku tidak akan pernah memperhatikan hak hambaKu, sehingga ia terlebih dulu memperhatikan hakKu.'' (BukuHijau:125/291)

  • 15. Allah bersama gerak bibir seorang hamba

    ''Aku bersama hambaKu, ketika dia mengingatKu dan bergerak kedua bibirnya berzikir.'' (BukuHijau:74/178)

  • 16. Allah mengagumi seorang penggembala kambing

    ''Tuhanmu kagum kepada seorang pengembala kambing di ujung bukit, ketika dikumandangkan azan, ia segera shalat. Kemudian Allah yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : 'Lihatlah hambaKu ini, ketika terdengar
    azan, ia segera shalat karena takut kepadaKu. Aku telah mengampuni hambaKu dan memasukkannya kesorga.'' (BukuMerah:12/39)

  • 17. Tipu daya setan

    ''Setan mendatangi salah seorang kalian, kemudian bertanya : 'Siapakah yang menciptakan ini dan itu ?'. Pertanyaannya akan sampai kepada: 'Siapakah yang menciptakan Tuhanmu ?'. Apabila hal itu terjadi, hendaklah kalian memohon perlindungan kepada Allah, dan menyudahinya''. (BukuMerah:233/76)

  • 18. Allah menjadi lidahnya

    ''Tiada seorang hamba yang mendekatkan diri kepadaKu, seperti dia menunaikan segala yang Kuwajibkan atas dirinya. Dan sesungguhnya dia akan mendekatkan diri kepadaKu dengan memperbanyak Nawafil—shalat sunnat, sehingga Aku mencintainya. Maka apabila Aku telah mencintainya, jadilah Aku bagaikan kakinya untuk berjalan, dan bagaikan tangannya untuk menggenggam, dan bagaikan lidahnya untuk berbicara, dan bagaikan hatinya untuk berfikir. Apabila dia meminta, pasti Kuberikan, dan apabila dia berdoa kepadaKu Kuperkenankan''. (HR Ibnu Sunni) 132/306H

  • 19. Allah berada di depan, di hadapan, di belakang dan di kanan kiri seorang hamba

    ''Musa berkata : ‘Ya Tuhanku, apakah Engkau dekat, agar aku munajat kepadaMu, ataukah Engkau Jauh, supaya aku memanggil-manggilMu ; aku merasakan kemerduan suaraMu, tetapi aku tidak melihatMu. Di manakah Engkau?' Allah menjawab : 'Aku berada di belakangmu, di hadapanmu, di kananmu dan di kirimu. Hai Musa, Aku senantiasa bersama hamba-hambaKu ketika dia menyebut namaKu, dan Aku senantiasa di sisinya, ketika dia berdoa kepadaKu''. (HR Dailami) 254/600H

  • 20. Cara bersyukur Nabi Adam

    ''Musa berkata : ‘Ya Tuhanku, Bagaimanakah Adam mensyukuriMu?'. Tuhan berfirman : ‘dia mengetahui bahwa segala sesuatu itu dariKu ; itulah kesyukurannya''. (HR al Hakiim-mursal) 252/596H

  • 21. Manis di lidah pahit dihati

    ''Sebenarnya Aku telah menciptakan manusia yang lidahnya lebih manis dari madu, namun hatinya lebih pahit dari jadam. Aku bersumpah demi ZatKu, akan kubukakan celah-celah untuk memfitnah mereka, sehingga membuat orang-orang bijak terperanjat. Apakah mereka berpura-pura terhadapKu, atau mereka memberanikan diri dihadapanKu''. (BukuHijau:126/293)

  • 22. Allah murka kepada hamba yang merasa dosanya tidak diampuni

    ''Aku tidak pernah marah terhadap seseorang seperti kemarahanKu kepada seorang hamba yang telah berbuat dosa ; dikiranya dosa yang dilakukannya itu besar, sehingga Aku tidak dapat mengampuninya. Kalaulah Aku suka menyegerakan balasan, ataupun memang dari sifatKu suka menyegerakan siksaan, niscaya Aku akan menyiksa mereka yang telah putus harapan dari rahmatKu terlebih dahulu.

    Kalaulah Aku tidak akan merahmati hamba-hambaKu melainkan hanya karena takut mereka ketika berdiri di hadapanKu, niscaya Aku akan berterima kasih kepada mereka karena yang demikian, dan Aku akan jadikan balasan mereka adalah keamanan dari apa yang mereka bimbangkan''. (HR Arrafii) 134/310H

  • 23. Bila hamba menemui Allah dengan berjalan, Allah menemuinya berlari

    ''Bila seorang hamba taqarrub kepadaKu sejengkal, Aku taqarrub kepadanya sehasta. Dan bila dia taqarrub kepadaKu sehasta, Aku taqarrub kepadanya sedepa. Dan apabila dia datang kepadaKu berjalan, Aku datang kepadanya berlari''. (HR Bukhari,Thabrani) 12/34H

  • 24. Amal buruk hanya dibalas seimbang

    ''Satu kebaikan diimbal menjadi sepuluh lipat, bahkan Kutambahkan lagi; sedangkan satu kejahatan diimbal satu juga, atau kuampuni, meskipun dia menemuiku dengan kesalahan seisi bumi. Barang siapa berencana untuk melakukan kebajikan, kemudian terhalang untuk melakukannya, maka akan Aku tulis baginya satu pahala kebajikan. Dan barang siapa yang berencana melakukan kejahatan, tetapi dia tidakjadi melakukannya, tidak ditetapkan apapun atasnya. Dan barang siapa taqarrub mendekat kepadaKu sejengkal, Aku taqarrub kepadanya sehasta, dan barang siapa taqarrub kepadaKu sehasta, Aku taqarrub kepadanya sedepa''. (BukuHijau:84/199)

  • 25. Taqarrub setara dengan zuhud didunia

    ''Tiada seorang hambaKu yang mukmin taqarrub kepadaKu seperti dia berzuhud di dunia, dan dia tidak beribadat kepadaKu, seperti dia menunaikan segala kewajiban yang Aku tetapkan kepadanya''. (BukuHijau:132/308)

  • 26. Surat al Fatihah dibagi menjadi tiga bagian

    ''Aku telah membagi shalat itu dua bagian antara Aku dan hambaKu. Dan Aku telah memberi hambaKu apa saja yang dimintanya. Maka apabila seseorang hamba itu mengucap: Alhamdulillaahi Rabbil Aalamiin — Segala puji bagi Allah, Tuhan alam semesta, Tuhan berfirman : 'HambaKu telah mensyukuriKu'. Dan apabila hamba itu mengucap : Ar Rahmaanirrahiim — Maha Pengasih Maha Penyayang, Tuhan berfirman : 'HambaKu memujiKu' Dan apabila hamba itu mengucap : Maalikiyaumiddiin — Yang menguasai hari kiamat, Tuhan berfirman : 'HambaKu telah mengagungkanKu‘. Dan apabila hamba itu mengucap : lyyaka na'budu wa iyyaaka nasta’iin — Hanya kepada Engkau sajalah kami menyembah, dan kepada Engkau pulalah kami meminta pertolongan, Tuhan berfirman : ‘Yang ini adalah antara Aku dan hambaKu, dan aku tetap memberi hambaKu apa yang dimintanya. Dan apabila hamba itu mengucap : Ihdinash shiraathal mustaqim shiraathal ladziina an'amta 'aIaihim ghairil maghdhuubi ‘alaihim waladh-dhaalliin, Tuhan berfirman : ‘Yang ini untuk hambaKu, dan Aku tetap memberi apa yang dimintanya''. (BukuHijau:115/267)

  • 27. Beribadat dengan lapang dada akan diperkaya

    ''Anak Adam, lapangkanlah dadamu untuk beribadat kepadaKu, maka Kupenuhi dadamu dengan kekayaan, dan teratasi segala kemiskinan. Bila tidak kamu lakukan, maka akan Kupenuhi dadamu dengan berbagai persoalan, dan tidak akan Kututupi kemiskinanmu''. (HR Atturmuzi) 2/13H

  • 28. Allah menyediakan untuk hambaNya yang saleh

    ''Aku sediakan untuk hamba-hambaKu yang shaleh, sesuatu yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga dan tidak tergores oleh hati manusia.Jika mau bacalah:

    ''Seseorang tidak mengetahui apa yang disembunyikan bagi mereka, sesuatu yang meneduhkan pandangan mata''. (BukuMerah:52/109)

  • 29. Tidak pernah dilihat dan belum pernah terdengar

    ''Aku sediakan untuk hamba-hambaKu yang saleh, sesuatu yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga dan tidak tergores oleh hati manusia. Bila kamu mau, bacalah:

    ''Seseorang tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka, yaitu yang menyejukkan pandangan mata, sebagai balasan terhadap apa yang mereka kerjakan''. Di sorga ada pohon di mana seseorang berkendaraan menempuh di bawah naungannya selama 100 tahun tidak selesai. Jika mau, bacalah:

    ''Dan naungan yang terbentang luas''. Tempat cemeti di sorga itu lebih baik dari pada dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jika mau, bacalah:

    ''Barang siapa yang dijauhkan dari neraka, dan dimasukkan ke dalam sorga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan''. (BukuMerah:60/113)

  • 30. Kecintaan dan Kebencian Allah kepada seorang hamba selalu diumumkan dilangit

    ''Sesungguhnya apabila Allah mencintai seorang hamba, maka Dia memanggil Jibril, seraya berfirman: 'Sesungguhnya Aku mencintai fulan, maka cintailah dia'. Beliau bersabda: 'Maka Jibril mencintainya. Kemudian Jibril memanggil —penghuni langit, Ialu berkata : 'Sesungguhnya Allah mencintai fulan, maka cintailah ia'. Maka penghuni langit mencintainya. Beliau bersabda : ‘Kemudian di bumi ia diterima'. Apabila Allah membenci seorang hamba, maka Dia memanggil Jibril seraya berfirman : 'Sesungguhnya Aku membenci fulan, maka bencilah ia'. Lalu la dibenci oleh Jibril. Kemudian Jibril memanggil penghuni langit : 'Sesungguhnya Allah membenci fulan, maka bencilah kalian terhadapnya‘. Beliau bersabda : ‘Kemudian ia di bumi dibenci oleh orang-orang''. (BukuMerah:77/130)

  • 31. Ancaman terhadap yang memusuhi Waliyullah

    ''Siapa yang memusuhi para waliKu, maka Aku telah mengumumkan perang kepadanya. HambaKu dapat mendekatkan diri kepadaKu melalui sesuatu yang paling Kusukai, yaitu dengan melaksanakan apa yang aku wajibkan atasnya. HambaKu dapat pula mendekatkan diri kepadaKu melalui nawafil—amalan sunnah, hingga Aku mencintainya. Apabila Aku telah mencintainya, maka Aku menjadi pendengarannya untuk mendengar, menjadi penglihatannya untuk melihat, tangannya untuk menggenggam, dan kakinya untuk berjalan. Bila ia memohon kepadaKu, pasti Kuberikan, bila dia berlindung kepadaKu, pasti Kulindungi. Dan Aku tidak bimbang terhadap sesuatu yang Aku lakukan, seperti kebimbangan Ku terhadap jiwa hambaKu yang beriman, di mana ini tidak senang mati, sedang Aku tidak senang berbuat buruk terhadapnya''. (BukuMerah:81/134)

  • 32. Waliyullah adalah mereka yang setia kepada Allah

    ''Siapa yang mengganggu waliKu mereka yang setia kepada Allah, maka ia telah menyatakan perang terhadapKu. HambaKu dapat mendekat kepadaKu, dengan menunaikan yang Kuwajibkan atasnya. Dan hambaKu dapat mendekat kepadaKu melalui nawafil-ibadah sunnah, hingga Aku mencintainya. Apabila Aku mencintainya, maka jadilah Aku bagaikan, matanya untuk melihat, dan hatinya untuk berfikir, dan Iidahnya untuk berbicara. Apabila ia meminta, pasti Kuberikan. Dan apabila ia berdoa, pasti Kuperkenankan. Dan Aku tidak pernah ragu dalam pengambilan keputusan, seperti ketidakraguanKu untuk mewafatkannya. Sebab kalaupun, ia tidak menginginkan kematian, sementara Aku tidak pula berkeinginan untuk menyakitinya''. (BukuHijau:137/318)

  • 33. Allah mengumumkan perang terhadap mereka yang memusuhi WaliNya

    ''Siapa yang memusuhi waliKu, maka dia telah mengajakKu berperang dengannya. Dan Aku, tidak pernah ragu-ragu dalam memutuskan sesuatu, seperti ketidakraguanKu untuk mematikan seorang mukmin —namun, kalaupun dia benci kematian itu, Akupun tidak ingin menyakitinya. Barangkali, ada kalanya seorang waliKu yang mukmin memohon kekayaan tetapi Aku sengaja palingkan dia dari kekayaan kepada kemiskinan. Sebab kalau Aku berikan kekayaan, akan menjadi celaka baginya. Barangkali adakalanya seorang waliKu yang mukmin yang memohon kemiskinan, tetapi Aku palingkannya kepada kekayaan, sebab kalau Aku berikan kemiskinan, akan mencelakakannya. Sesungguhnya Allah telah berfirman: ‘Demi kemuliaanKu, dan kebesaranKu, dan keluhuranKu, dan kehebatanKu, dan ketinggian kedudukanKu, tidak seorang hamba yang melebihi kehendakKu atas kehendak hawa nafsunya, melainkan Aku tetapkan —ingatkan selalu ajalnya di hadapan matanya, dan Aku jaminkan rejekinya di langit dan di bumi, dan Aku akan senantiasa mendukungnya di belakang perdagangan setiap Pedagang''. (BukuHijau:141/329)

  • 34. Tanda seseorang mendapat kebaikan dari Allah ialah dari akhlaknya

    ''Akulah Allah. Telah Kuciptakan hamba-hamba itu dengan ilmuKu. Maka mereka yang Aku kehendaki kebaikan atasnya, Kuberikan akhlak terpuji, dan mereka yang Aku kehendaki baginya keburukan, Kuhiasi akhlak terkeji''. (BukuHijau:54/138)

  • 35. Takdir kejahatan bagi seseorang

    ''Akulah Allah. Tiada tuhan selain Aku. Kuciptakan kejahatan, maka celakalah orang yang telah Kutakdirkan kejahatan baginya, dan Aku letakkan kejahatan itu di dalam tangannya''. (BukuHijau:55/140)

  • 36. Kebahagiaan bagi yang menerima takdir baik ditangannya

    ''Akulah yang menciptakan kebaikan dan kejahatan. Maka berbahagialah mereka yang telah Kutakdirkan kebahagiaan di tangannya, dan celakalah mereka yang telah kutakdirkan kejahatan di tangannya''. (BukuHijau:63/157)

  • 37. Ayah terbaik

    ''Seseorang, hidup pada masa sebelum kalian, diberi kenikmatan harta oleh Allah. Ketika akan meninggal ia berkata kepada anak-anaknya : ‘Ayah macam apakah aku ini, menurut kalian ?'. Mereka menjawab : ‘Ayah yang terbaik'. Katanya: 'Sesungguhnya aku tidak pernah melakukan kebaikan, Maka apabila aku meninggal, bakarlah aku, kemudian hancur luluhkan dan taburkanlah pada hari yang berangin kencang‘. Pesan itupun mereka laksanakan. Lalu Allah azza wa jalla menghimpun debu orang itu, dan berfirman: 'Apakah yang membebani kamu?'. la menjawab: 'takut kepadaMu'. Maka Allah memberikan rahmatNya''. (BukuMerah:88/142)

  • 38. Rahmat Allah diberikan kepada yang takut kepadaNya

    ''Ada seseorang yang keterlaluan terhadap dirinya. Ketika menjelang kematiannya, ia berpesan kepada anak-anaknya : Bila saya mati kelak, bakarlah, hancur leburkanlah, kemudian debunya taburkanlah bersama angin. Demi Allah, jika berkehendak, Dia akan menyiksaku dengan siksaan yang tidak akan ditimpakan kepada siapapun'. Ketika dia meninggal hal itu pun dilaksanakan oleh anak-anaknya. Tiba-tiba sete|ah dihidupkan kembali, dia dapat berdiri; lalu Allah berfirman : 'Apa yang mendorongmu untuk berbuat demikian?', ia menjawab : ‘Ya Tuhanku, yang mendorongku berpesan seperti itu, adalah rasa takutku kepadaMu‘. Maka Allah mengampuninya''. (BukuMerah:85/144)

  • 39. Hati para raja dalam genggaman Allah

    ''Akulah Allah. Tiada tuhan selain Aku. Aku penguasa segala kerajaan dan Raja dari segala raja, Hati semua raja berada dalam genggamanKu. Dan sesungguhnya seluruh hamba, jika mereka mentaatiKu, niscaya Aku akan menjadikan hati raja-raja mereka berbelas kasihan kepada mereka. Dan sesungguhnya jika hamba-hamba itu mendurhakaiKu, niscaya Aku akan menjadikan hati raja-raja mereka, keras dan zalim, lalu menimpakan berbagai siksa ke atas mereka. Jangan bersusah payah untuk berdoa ke atas raja-raja itu disebabkan oleh kejahatan mereka, tetapi kerahkanlah diri kalian untuk berzikir dan taqarrub kepadaKu, niscaya Aku akan lindungi kalian dari —kezaIiman raja-raja kalian''. (BukuHijau:56/143)

  • 40. Mentaati yang Maha Kuasa pastiakan mulia

    ''Akulah al Aziz —Maha Berkuasa. Siapa yang inginkan kemuliaan dunia dan akhirat, hendaklah dia mentaati yang Maha Berkuasa''. (BukuHijau:57/145)

  • 41. Mohon ampunlah daripada menutupi kesalahan

    ''Aku lebih Pemurah dan lebih Pengampun dari kemungkinan Aku menutupi rahasia kejahatan seorang muslim di dunia, kemudian Aku menyingkapnya pula —di hari kiamat, setelah Kututupi. Aku masih terus mengampuni hambaKu, selagi dia memohon ampunanKu''. (BukuHijau:61/152)

  • 42.Takutlah kepada Allah, pasti diampuni segala kesalahan

    ''Akulah yang patut ditakuti, dan tiada dijadikan di sampingKu tuhan yang lain. Barang siapa yang takut hendak menjadikan di sampingKu tuhan yang lain, maka patutlah Aku mengampuninya''. (BukuHijau:62/155)

  • 43. Wilayah Islam terbentang dari Timur sampai Barat

    ''Sesungguhnya Allah memperlihatkan bumi kepadaku, lalu aku melihat Timur dan Baratnya; dan sungguh kerajaan ummatku akan sampai kepada bumi yang ditampakkan kepadaku, Aku diberi dua perbendaharaan yaitu merah dan putih. Sungguh aku mohon kepada Tuhanku bagi ummatku, agar tidak dihancurkan dengan tahun yang umum, dan tidak dikuasai oleh musuh selain diri mereka sendiri, lalu ia memusnahkan golongan mereka.

    Sesungguhnya Tuhanku berfirman : ‘Hai Muhammad, sesungguhnya apabila Aku menetapkan sesuatu, maka ketetapan itu tidaklah tertolak. Dan sesungguhnya Aku memberi agar umatmu tidak Kuhancurkan dengan tahun yang umum, dan Aku tidak menguasakan musuh atas mereka selain diri mereka sendiri yang memusnahkan golongan mereka, walaupun berkumpul atas mereka dari seluruh penjuru‘. Atau Dia berfirman; ‘Dari seluruh penjuru bumi, sehingga sebagian mereka menghancurkan sebagian yang lain, dan sebagian dari mereka menawan terhadap sebagian yang lain''. (BukuMerah:219/368)

  • 44. Allah Maha Pengampun

    ''Sesungguhnya seorang hamba melakukan dosa —barangkali, beliau bersabda: “Ia berdosa dengan suatu dosa, ia berkata: ‘Ya Tuhanku, saya berdosa dengan suatu dosa‘, dan barangkali ia berkata: 'Saya melakukan dosa, maka ampunilah saya‘. Tuhan berfirman; ''Apakah hambaKu mengetahui bahwa ia mempunyai Tuhan yang mengampuni dosa dan menuntutnya? 'Aku mengampuni hambaKu‘. Kemudian diam selama yang dikehendaki Allah. Kemudian ia melakukan dosa atau beliau bersabda :'Ia berdosa'. la berkata: ‘Ya Tuhanku, saya berdosa atau saya melakukan dosa lain, maka ampunilah saya. Tuhan berfirman: 'Apakah hambaKu mengetahui bahwa dia mempunyai Tuhan yang mengampuni dosa dan menuntutnya? Aku mengampuni hambaKu‘. Kemudian diam selama yang dikehendaki Allah. Kemudian ia berdosa dengan suatu dosa dan barangkali beliau bersabda : 'ia melakukan dosa lalu berkata: ‘Ya Tuhanku, saya telah melakukan dosa atau ia berkata: ‘Saya berdosa yang lain, maka ampunilah saya‘. Dia berfirman: 'Apakah hambaKu mengetahui bahwa ia mempunyai Tuhan yang mengampuni dosa dan menuntutnya? Aku mengampuni dosa hambaKu tiga kali, maka hendaklah ia melakukan apa yang dikehendakinya''. (BukuMerah:229/380)

  • 45. Mereka yang bercinta karena Allah, pasti dicintai oleh Allah

    ''Ada seseorang mengunjungi saudaranya di desa lain, maka Allah memerintahkan malaikat agar menyertainya dijalan, kemudian bertanya: ‘Hendak kemanakah kamu?'. la menjawab,: 'Saya hendak mengunjungi saudaraku di desa. Malaikat bertanya: ‘Adakah hal yang menyenangkan di tempat itu?'. la menjawab: 'Tidak, kecuali saya menyintainya —orang yang dikunjungi, karena Allah’. Malaikat berkata: 'Sesungguhnya aku utusan Allah kepadamu. Allah mencintaimu, sebagimana kamu mencintai saudaramu karena Allah''. (BukuMerah:260/418)

  • 46. Allah mencintai orang yang memberi karenaNya

    ''Pastilah kecintaanKu bagi orang-orang yang cinta karenaKu, orang-orang yang duduk karenaKu, orang-orang yang berkunjung karenaKu dan mereka yang memberi karenaKu''. (BukuMerah:262/419)

  • 47. Allah wajib mencintai kerabat majelis yang datang karena Allah

    ''Aku wajib mencintai seseorang yang mencintaiKu, mereka yang duduk karenaKu, mereka yang berkunjung karenaKu, dan mereka yang memberi karenaKu''. (BukuMerah:263/420)

  • 48. Mereka yang cinta kepada kebesaran Allah akan memperoleh cahaya

    ''Orang yang senang terhadap kebesaranKu, mereka memperoleh mimbar dari cahaya yang dicita-cita kan para Nabi dan syuhada''. (BukuMerah:264/421)

  • 49. Melihat Allah diakhirat

    ''Wahai Rasulullah apakah kami melihat Tuhan pada hari kiamat?''. Beliau bersabda: 'Apakah kamu kesulitan melihat matahariyang tidak berawan?'. Mereka menjawab: 'Tidak, wahai Rasulullah'. Rasulullah bersabda: ‘Apakah kamu saling kesulitan melihat bulan pada malam purnama yang tidak berawan?'. Mereka menjawab: 'Tidak, wahai Rasulullah'. Beliau bersabda: ‘Maka sesungguhnya demikian itulah kamu melihat Tuhan pada hari kiamat. Allah mengumpulkan manusia, kemudian berfirman: 'Siapa yang menyembah sesuatu, maka ikutilah‘. Orang yang menyembah matahari, ia mengikuti matahari itu, dan orang yang menyembah bulan, ia mengikuti bulan itu, dan orang yang menyembah berhala-berhala ia mengikuti berhala itu. Tinggallah umat ini, dan di dalamnya ada orang-orang munafik. Lalu Allah mendatangi mereka dalam bentuk yang tidak mereka kenal, Allah berfirman: 'Akulah Tuhanmu‘, mereka berkata: 'Aku berlindung kepada Allah dari kamu. Inilah tempat kami, sampai Tuhan kami datang kepada kami, sehingga apabila Tuhan mendatangi kami, pasti kami akan mengenaliNya'. Maka Allah mendatangi mereka dalam bentuk yang mereka kenal, lalu Allah berfirman: ‘Akulah Tuhanmu'. Mereka berkata: ‘Engkaulah Tuhan kami‘. Kemudian mereka mengikutiNya, dan dibentanglah jembatan jahanam. Rasulullah SAW bersabda: ‘Aku adalah orang yang pertama kali melewati, dan doa-doa para Rasul saat itu adalah: 'Wahai Allah selamatkanlah, selamatkanlah'. Padanya ada penyambar seperti duri pohon Sadan ; tidakkah kalian kenal duri-duri pohon Sadan?', mereka menjawab: Ya, wahai Rasulullah', Beliau bersabda: 'Duri-duri itu mirip duri Sadan, hanya Allah sajalah yang mengetahui ukurannya'.

    Neraka itu menyambar manusia karena perbuatan mereka. Diantara mereka ada yang dihancurkan karena perbuatanya, dan diantara mereka ada yang dicincang, kemudian selamat ; sehingga apabila Allah telah selesai memutuskan hamba-hambaNya, dan berkehendak untuk mengeluarkan mereka dari neraka, maka Dia keluarkan orang-orang yang bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah, maka Allah memerintahkan Malaikat untuk mengeluarkan mereka ; para Malaikat mengetahui mereka dengan tanda bekas sujud, karena Allah mengharamkan neraka memakan bekas-bekas sujud dari anak Adam.

    Para Malaikat mengeluarkan mereka dalam keadaan telah hangus, lalu mereka dibasuh dengan air hayat —hidup, maka mereka tumbuh seperti tumbuhnya biji-bijian pada tanah yang dibawa oleh banjir, dan tinggalah seorang lelaki yang menghadapkan wajahnya ke neraka, sambil berkata: ‘Wahai Tuhan, bau neraka telah menghancurkan saya dan nyalanya telah membakar saya, maka palingkanlah muka saya darinya'. Dia senantiasa berdoa kepada Allah, kemudian Allah berfirman: 'Jika aku memberi, barangkali kamu akan minta yang lain kepadaku. Maka dia menjawab: ‘Tidak, demi kemuliaanMu, saya tidak minta yang lain. Lalu Tuhan memalingkan muka lelaki itu dari neraka. Kemudian sesudah itu ia berkata: ‘Ya Tuhan, dekatkanlah saya ke pintu sorga'. Maka Tuhan berfirman : ‘Bukankah kamu telah yakin, bahwa kamu tidak akan minta yang lain kepadaKu?‘. Celaka kamu hai anak Adam ; alangkah khianatnya kamu‘. Namun dia senantiasa berdoa, lalu Tuhan berfirman: 'Jika Aku memberimu, barangkali kamu minta yang lain kepadaKu', Maka dia berkata: 'Tidak'. Demi kemuliaanMu, saya tidak minta yang lain kepadaMu'. Diapun berjanji kepada Allah untuk tidak minta yang lain lagi. Maka Allah mendekatkanya ke pintu sorga. Ketika ia melihat apa yang ada di dalamnya, ia diam sesuai yang dikehendaki Allah untuk diam, kemudian dia berkata : ‘Tuhan, masukkanlah saya ke sorga'. Kemudian Allah berfirman: ‘Bukankah kamu telah yakin bahwa kamu tidak minta yang lain kepadaKu?‘. Celaka kau hai anak Adam, alangkah khianatnya kamu'. Lelaki itupun meratap : ‘Ya Tuhan,janganlah Engkau jadikan saya hambaMu yang paling celaka'. la senantiasa berdoa sehingga Allah 'tertawa' ; maka ketika Allah 'tertawa‘ karenanya, Allah memberikan izin kepadanya untuk masuk sorga.

    Ketika ia telah berada di sorga, dikatakan kepadanya : 'Berharaplah sekehendakmu‘, maka iapun berharap. Kemudian dikatakan kepadanya : Berkeinginanlah sesukamu', maka diapun berharap sesukanya, sehingga harapanya habis, lalu dikatakan kepadanya : 'Ini untukMu dan bersama itu kamu mendapat lagi sesuatu yang sama. Abu Hurairah ra berkata : ‘Orang lelaki itulah yang paling akhir masuk sorga'. (BukuMerah:331/112 bag.2)

  • 50. Kasih sayang Allah dianugrahkan kepada yang saling berziarah karena Allah

    ''Kasih sayangKu berhaklah diberikan kepada orang yang berkasih sayang karenaKu. Kasih sayangKu berhaklah diberikan kepada orang yang sering memperhubungkan tali silaturahim karenaKu. Kasih sayangKu berhaklah diberikan kepada orang yang saling bernasihat karenaKu. Kasih sayangku berhaklah diberikan kepada yang saling berziarah karenaKu. Kasih sayangKu berhaklah diberikan kepada yang saling bantu karenaKu''. (BukuHijau:102/240)


Mirats 51-99

  • 51. Yang berkasih sayang karena Allah akan dinaungi dibawah Arsy

    ''Berhaklah kasih sayangKu diberikan kepada mereka yang berkasih sayang karenaKu. Akan Kunaungi mereka di bawah naungan Arsy di hari kiamat, yaitu di hari yang tiada naungan selain naunganKu''. (BukuHijau:103/243)

  • 52. Seorang mukmin lebih dicintai oleh Allah dibanding dengan separuh MalaikatNya

    ''Hambaku yang mukmin adalah lebih Kucintai dari setengah para Malaikatku''. (BukuHijau:113/263)

  • 53. Mengelabui orang banyak dengan agama

    ''Ada sebagian hambaKu yang memakai pakaian bulu kambing di depan orang ramai, akan tetapi hati mereka lebih pahit dari jadam dan lidahnya lebih manis dari madu ; mereka mengelabui orang banyak dengan agama mereka. Apakah denganKu mereka coba pamer diri?, ataupun terhadapKu mereka memberanikan diri?. Demi diriKu, Aku bersumpah akan Kuturunkan suatu bencana ke atas mereka yang akan menyebabkan orang yang bijaksana terperanjat''. (BukuHijau:116/270)

  • 54. Laksanakanlah amar maruf dan nahi munkar

    ''Laksanakanlah amar ma'ruf dan nahi munkar, sebelum tiba saatnya kalian memohon kepadaKu, tapi tidak Kukabulkan, dan kalian meminta kepadaKu, tapi tidak Kuberikan, dan kalian memohon pertolonganKu, namun tidak Kutolong''. (BukuHijau:135/316)

  • 55. Yang tidak minum khamar didunia akan diberikan diakhirat

    ''Siapa yang sanggup meninggalkan khamar —segala jenis yang memabukkan, sedangkan dia dapat meminumnya, maka Aku akan memberinya minuman itu di Hazhiratul Quds —sorga ; dan siapa yang sanggup meninggalkan pakaian sutera, padahal dia dapat memakainya akan Kuberikan pakaian itu di Hazhiratu/Quds''. (BukuHijau:139/325)

  • 56. Siapa yang merendahkan diri dihadapan Allah akan dimuliakan

    ''Siapa yang merendahkan diri kepadaKu begini —Nabi saw meletakkan telapak tangannya ke tanah, maka Aku angkat dia begini, —Beliau membalikkan telapak tangannya kearah langit''. (BukuHijau:143/334)

  • 57. Yang sibuk membaca Al‘Quran mendapat pahala syakirin

    ''Siapa yang senantiasa sibuk membaca Al Quran, sehingga tidak berkesempatan untuk memohon kepadaKu, niscaya akan Kuberinya pahala orang-orang yang bersyukur''. (BukuHijau:150/345)

  • 58. Yang sibuk berzikir kepada Allah akan diberi sebelum meminta

    ''Siapa yang senantiasa sibuk berzikir kepadaKu, niscaya akan Kuberi sebelum dia meminta''. (BukuHijau:344/149)

  • 59. Yang berani didunia akan takut diakhirat

    ''Aku tidak menghimpun dua perasaan takut ke atas hambaKu, dan Akujuga tidak menghimpun dua perasaan aman atasnya. Jika dia merasa aman dariKu di dunia, akan Kutakutkan dia di hari kiamat. Dan bila dia merasa takut kepadaKu didunia, maka akan Kuamankan dia di akhirat''. (BukuHijau:168/383)

  • 60. Menahan nafkah berakibat buruk

    ''Hai anak Adam, bila engkau menafkahkan kelebihan rizkimu, maka itu adalah lebih baik bagimu, dan jika engkau menahannya, maka itu adalah buruk bagimu. Mulailah dengan bernafkah kepada orang-orang yang engkau tanggung. Dan —ketahuilah bahwa, tangan yang di atas —pemberi, lebih baik dari tangan yang di bawah —penerima''. (BukuHijau:180/412)

  • 61. Siapakah yang memberi nafkah kepada janin

    ''Hai anak Adam, jika engkau ingat kepadaKu, Aku juga tetap ingat kepadamu. Dan jika engkau lupa kepadaKu, Aku masih ingat terus kepadamu. Apabila engkau taat kepadaKu, maka pergilah kemana saja engkau suka, di tempat engkau mematuhiKu dan Aku 'mematuhimu', dan engkau mengikhlaskan kecintaanmu padaKu dan Aku mengikhlaskan kecintaanKu padamu. Kemudian bila engkau memalingkan diri dariKu, Aku tetap di sisimu. Siapakah yang memberimu makan sewaktu engkau masih janin di dalam perut ibumu? Aku tetap mengurusi segala keperluanmu dengan baik, sehingga terlaksana semua takdirKu terhadapmu. Apabila Aku lahirkan engkau ke alam dunia, maka engkaupun membuat banyak maksiat. Bukan begini sewajarnya balasanmu terhadap Yang berbuat baik kepadamu''. (BukuHijau:182/417)

  • 62. Tiga bagian antara Allah dan hambaNya

    ''Hai anak Adam, ada tiga perkara satu di antaranya untuk Aku dan satu lagi untuk engkau, dan yang satu lagi pula untuk Aku dan engkau. Adapun satu yang untuk Aku, hendaklah engkau menyembah Aku dan tidak mempersekutukan sesuatu denganKu, Dan satu yang untuk engkau, apa yang kau kerjakan dari yang baik, Aku tetap membalasmu, dan jika Aku mengampuni, karena Akulah Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang. Dan satu yang antara Aku dan engkau, hendaklah engkau berdoa dan memohon dan nanti Aku yang mengabulkan dan memberi''. (BukuHijau:186/432)

  • 63. Kunfayakun

    ''Hai Jibril, Aku telah menciptakan beribu-ribu umat, tiada suatu umatpun yang mengetahui bahwa Aku telah menciptakan umat selain dia. Aku tidak perlihatkan kepadanya Lauhul Mahfuzh, dan tidak juga Sharirul Qalam —bunyi goresan kalam. Kupastikan bahwa perintahKu kepada sesuatu yang hendak Kuciptakan itu dengan kata : Kun maka jadilah ia. Dan huruf Kaf itu tidak pernah mendahului huruf nun''. (BukuHijau:193/447)

  • 64. Yang berkhidmat pada dunia akan menjadi hamba dunia

    ''Hai dunia, berkhidmatlah kepada orang yang berkhidmat kepadaKu, dan perhambakanlah orang yang berkhidmat kepadamu''. (BukuHijau:194/449)

  • 65. Kehidupan duniawi para Wali tampak pahit

    ''Hai dunia, pahitkanlah kehidupan para wali —kekasihKu, jangan sekali-kali engkau memaniskannya, kelak engkau akan memfitnahnya''. (BukuHijau:195/452)

  • 66. Yang memberi pinjaman kepada Allah akan dibayar kontan didunia

    ''Hai hamba-hambaKu, Aku telah karuniakan kalian kelebihan rizki dan Aku meminta pinjaman kepadamu. Siapa yang meminjami Aku sesuatu dari kelebihan yang Kuberikan itu dengan rela, maka akan Kubayar kontan di dunia, selain Kusimpan untuknya juga di akhirat. Dan siapa yang Kuambil darinya kelebihan yang Kuberikan secara paksa, lalu ia rela dan sabar, niscaya Kujaminkan baginya perhubunganKu dan rahmatKu, dan akan Kucatat ke dalam golongan orang yang mendapat petunjuk, dan Kubenarkannya melihatKu''. (BukuHijau:196/455)

  • 67. Semua orang sesat kecuali mendapat hidayah

    ''Hai hamba-hambaKu, kalian semua sesat, kecuali siapa yang telah Kuberikan hidayat dan juga lemah, kecuali mereka yang Kuberikan kekuatan, juga fakir kecuali siapa yang Kuberikan kekayaan ; maka mintalah kalian kepadaKu, niscaya Kuberi. Andaikan yang terdahulu dari kalian dan yang terakhir, manusianya maupun jinnya, yang hidup maupun yang mati, yang basah maupun yang kering, kesemuanya bersatu di dalam hati seorang hamba yang paling taqwa dari hamba-hambaKu, tidaklah akan menambah di dalam kekuasaanKu barang seberat sayap seekor lalatpun. Dan seandainya orang yang terdahulu dari kamu dan terakhir, manusianya maupun jinnya, yang hidup maupun yang mati, yang basah maupun yang kering, semuanya bersatu di dalam hati seorang hamba yang paling jahat sekalipun, namun yang demikian itu tidak akan mengurangi kekuasaanKu barang seberat sayap seekor lalatpun. Ketahuilah bahwa Akulah yang Esa, siksaKu sudah pasti, dan rahmatKu juga sudah pasti, dan barang siapa yang telah meyakini kekuasaanKu untuk mengampuni kesalahan, tiadalah harus dia memandang berat atas sesuatu jiwa, untuk Aku mengampuni segala dosa-dosanya''. (BukuHijau:197/459)

  • 68. Jangan mencela masa

    ''Anak Adam telah menggangguKu, dengan mencela masa, sedangkan masa itu adalah Aku. Di tanganKu semua urusan. Akulah yang membalikkan malam menjadi siang''. (BukuHijau:206/481)

  • 69. Aku adalah zaman

    ''Anak Adam telah menggangguKu, ketika dia berkata: 'Alangkah jeleknya zaman itu‘. Janganlah seseorang kalian mengatakan : 'Alangkah jeleknya zaman itu', sebab Akulah zaman. Akulah yang menjadikan malamnya dan siangnya, dan apabila Aku mau, niscaya Aku hentikan peredarannya''. (BukuHijau:207/482)

  • 70. Yang berserah diri kepada Allah rezekinya dijamin

    ''Allah berfirman kepada para Malaikat pembagi rizki untuk keturunan Adam : 'Siapapun hambaKu yang kamu temui menunjukkan harapannya kepadaKu semata, maka jaminkanlah rizkinya kepada langit dan bumi. Dan siapapun hambaKu yang kamu temui sedang mencarinya —rizki itu, maka Sesungguhnya dia menuntut keadilan; maka mudahkanlah rizki itu baginya dan lapangkanlah jalannya. Tetapi jika dia menuntut selain dari itu, maka biarkanlah antara mereka dengan apa yang mereka tuntut itu; kelak, mereka tidak akan memperoleh lebih dari apa yang telah Aku tentukan untuk mereka itu''. (BukuHijau:209/485)

  • 71. Yang meninggal diwaktu kecil akan masuk sorga bersama orang tuanya

    ''Allah berfirman kepada anak-anak yang meninggal dunia di waktu kecil: ‘Masuklah kalian ke dalam sorga'. Mereka menjawab 'Ya Tuhan, kami akan tunggu, sampai ibu-bapak kami memasukinya bersama-sama. Lalu ibu-bapak merekapun tiba. Allah berfirman: 'Mengapa Aku lihat mereka berlambat-lambat? : kalian sajalah masuk sorga dulu. Anak-anak itu berkata lagi: ‘Wahai Tuhan kami, bagaimana dengan ibu-bapak kami?', Allah berfirman: 'Masuklah ke sorga bersama ibu-bapak kalian''. (BukuHijau:212/495)

  • 72. Allah menyukai keluh kesah seorang hamba

    ''Allah berfirman kepada para malaikatNya : 'Pergilah kalian kepada seorang hambaku, dan timpakanlah ujian kepadanya ; karena Aku suka mendengar keluh-kesahnya''. (BukuHijau:210/489)

  • 73. Ulama yang suka mengalah diampuni dosanya

    ''Allah berfirman kepada para Ulama di hari kiamat, saat menduduki kursiNya, untuk memutuskan urusan para hambaNya : ‘Sesungguhnya Aku tidak meletakkan ilmuKu dan sifat suka mengalah kepada kalian, melainkan Aku hendak mengampuni kalian di atas segala kesalahan kalian, dan tidak Kuhiraukan seberapa saja''. (BukuHijau:215/503)

  • 74. Pembaca al Quran adalah tetangga Allah

    ''Pada hari kiamat Allah akan berfirman : 'Di mana para tetanggaKu?‘ Para malaikat menjawab: 'Siapakah yang layak bertetangga denganMu?'. Tuhan berfirman: 'Di mana para pembaca Al Quran, dan orang-orang yang memakmurkan masjid?''. (BukuHijau:216/505)

  • 75. Fakir miskin muslim adalah kekasih Allah

    ''Allah berfirman di hari kiamat: 'Bawa kemari sekalian para kekasihku. Para Malaikat bertanya: 'Siapakah para kekasihMu itu?'. Allah berfirman: 'kaum muslim yang fakir', mereka mendekat, kemudian Allah berfirman: ‘Sesungguhnya Aku tidak menjauhkan dunia dari kalian, karena kerendahan kedudukan kalian dalam pandanganKu, akan tetapi Aku lakukan yang demikian itu karena Aku ingin melipatgandakan kemuliaanKu untuk kalian pada hari ini. Kini mintalah apa yang kalian inginkan pada hari ini. Lalu merekapun disuruh masuk ke sorga sebelum orang-orang kaya memasukinya, selama empat puluh musim semi''. (BukuHijau:217/508)

  • 76. Tamu-tamu majelis dimuliakan Allah

    ''Allah berfirman diharikiamat: 'Pada hari ini, semua orang yang berkumpul akan mengetahui, siapakah yang dikira ahli kemuliaan. Rasulullah pun ditanya: 'Siapakah dia ahli kemuliaan itu? Jawabnya: 'Mereka itulah orang-orang yang menghadiri majelis-majelis didalam masjid''. (BukuHijau:219/513)

  • 77. Ka`bah terbuat dari batu Yaqut merah

    ''Allah telah mewahyukan kepada Adam: 'Hai Adam, tunaikanlah haji ke Baitullah itu, sebelum terjadi sesuatu atas dirimu'. Adam bertanya : 'Apakah yang akan terjadi atas diriku, wahai Tuhanku?'. Allah berfirman: 'Sesuatu yang belum kau ketehui, yaitu kematian'. Adam bertanya: 'Apakah kematian itu?'. Allah berfirman: 'Nanti akan engkau rasakan'. Adam bertanya: 'Siapakah yang akan kutunjuk untuk menggantikanku?'. Allah berfirman: 'Tanyakanlah hal itu kepada langit, bumi dan gunung-gunung'. Lalu Adam pun menanyakan kepada langit dia menolak ; kepada bumi dia menolak ; dan kepada gunung, diapun menolak juga. Tetapi —tawaran itu, diterima oleh putranya yang telah membunuh adiknya.
    Kemudian Adam berangkat dari benua Hind untuk menunaikan haji. Dan setiap tempat yang disinggahinya, dibangun menjadi kota dan atau dusun, hingga akhirnya Adam tiba di Mekkah. Diapun disambut oleh para Malaikat dengan ucapan : 'Assalamu'alaika' Wahai Adam, hajimu telah diterima sebagai haji mabrur. Ketahuilah, bahwa Rumah ini —Ka'bah, telah dikunjungi para haji sebelum engkau, selama dua ribu tahun. Baitullah, ketika itu terbuat dari mutiara Yaqut yang merah''. (BukuHijau:220/514)

  • 78. Siapa yang mencari Allah pasti bertemu

    ''Allah telah mewahyukan kepada Musa, kataNya: ''Wahai Musa, maukah engkau, Aku tinggal bersama-samamu di rumahmu?'' Lalu sujudlah Musa kepada Allah, seraya bertanya: ''Wahai Tuhanku, bagaimanakah terjadi yang demikian?''. Allah berfirman : ''Wahai Musa, tidakkah engkau mengetahui bahwa Aku senantiasa bersama-sama orang yang mengingatku, dan di mana saja hambaKu mencariKu, niscaya ditemuinya Aku di situ''. (BukuHijau:221/518)

  • 79. Tanggunglah hajat seseorang walau belum tentu dipenuhi

    ''Allah telah mewahyukan kepada Daud as: ‘Hai Daud, sesungguhnya ada seorang hamba akan membawa kebajikan di hari akhirat, lalu Aku serahkan penilaiannya kepada orang itu di dalam sorga. Daud berkata, ‘Ya Tuhanku, siapakah dia hamba itu?'. Tuhan menjawab: 'Seorang mukmin yang berusaha untuk memenuhi hajat saudara mukmin yang lain. la suka sekali hendak menyampaikan keperluannya, apakah sanggup menyampaikan hajat itu ataukah tidak''. (BukuHijau:228/538)

  • 80. Allah menilai seseorang dari hatiNya

    ''Allah mewahyukan kepada Daud: ‘Demi kemulianKu. Tiada seorang hamba yang bergantung kepadaKu, dan bukan kepada makhlukKu, Aku mengetahui yang demikian itu dari hatinya, kemudian dia ditimpa bencana dari langit, dan bumi dengan seisinya, melainkan Aku akan melepaskannya dari bencana itu. Dan tiadalah seorang hamba yang bergantung kepada seorang makhluk, bukan kepadaKu, dan Aku mengetahui yang demikian itu dari hatinya, melainkan Aku putuskan hubungan-hubungannya dengan langit, dan Aku pasangkan lobang di bawah kedua telapak kakinya. Dan tiadalah seorang hamba yang mentaatiKu, melainkan Aku memberinya sebelum ia memohon kepadaKu, dan Aku menyahut permintaannya sebelum ia berdoa kepadaKu, dan Aku mengampuni dosanya sebelum ia memohon ampun kepadaKu''. (BukuHijau: 229/540)

  • 81. Bertutur dan berpakaianlah dengan sederhana

    ''Allah mewahyukan kepada Daud as : ‘Hai Daud, sesungguhnya seseorang hamba akan membawa sesuatu kebajikan di hari kiamat; seperti bangkai yang dikerumuni oleh anjing-anjing yang menariknya. Apakah engkau suka menjadi seperti salah seekor anjing yang menariknya? Hai Daud berkatalah yang baik, pakailah apa yang ada saja, dan ketahuilah bahwa sebutan yang baik dari orang ramai, tidak dapat disamakan dengan di akhirat''. (BukuHijau:227/536)

  • 82. Berakhlak mulialah walau terhadap orang kafir

    ''Allah mewahyukan kepada Ibrahim as : 'Hai kesayanganKu, perindahlah sikapmu, meskipun terhadap orang-orang kafir, maka engkau akan dimasukkan ke dalam golongan orang-orang baik. Sesungguhnya perkataanku mendahului siapa yang memperindah akhlaknya, bahwa Aku akan melindunginya di sisi ArasyKu, dan bahwa Aku akan mendekatkannya ke sisiKu''. (BukuHijau:231/545)

  • 83. Allah menyayangi para ilmuwan muslim

    ''Hai Ibrahim, sesungguhnya Aku Maha Mengetahui, dan Aku menyayangi orang-orang yang berpengetahuan''. (BukuHijau:232/547)

  • 84. Malulah kepada Allah

    ''Hai Isa, Nasihatilah dirimu dengan kebajikanKu. Apabila engkau merasakan manfaatnya, maka barulah engkau nasihati orang lain. Kalau tidak, maka malulah kepadaKu''. (BukuHijau:233/549)

  • 85. Kawin dengan seribu bidadari

    ''Allah mewahyukan kepada Isa: 'Berpindah-pindahlah dari satu tempat ke tempat yang lain, agar engkau tidak dikenali lalu diganggu. Demi kemuliaanKu, akan Kukawinkan engkau dengan seribu bidadari dan akan Kuadakan walimah bagimu selama empat ratus tahun''. (BukuHijau:236/555)

  • 86. Cintailah orang yang diclntai oleh Allah

    ''Allah telah mewahyukan kepada Zulkarnaen : 'Demi kemuliaanKu dan keagunganKu'. Tidak kuciptakan sesuatu yang telah kucintai dari amal kebaikan, dan akan kuberikannya tanda. Maka siapa yang engkau lihat Aku kuatkan keinginannya beramal kebajikan dan —bahkan suka mengerjakan amal itu; dan Aku giring orang ramai untuk mendatanginya karena mencari amal kebajikan, maka hendaklah engkau mencintainya dan mendukungnya, karena sesungguhnya Aku mencintai dan mendukungnya. Dan siapa yang engkau lihat Aku tanamkan kebencian untuk berbuat kebajikan, dan Aku tanamkan pula kebencian orang ramai untuk medatanginya, maka hendaklah engkau membencinya dan jangan menyokongnya; karena orang itu adalah dari sejahat-jahatnya makhluk yang Akujadikan''. (BukuHijau:239/564)

  • 87. Para Wali dan para Sufi akan menjadi tetangga Allah

    ''Allah telah mewahyukan kepadaku: ‘Wahai saudara sekalian para Rasul! Wahai sudara sekalian para pemberi peringatan! Berilah peringatan kepada kaummu, jangan sampai mereka memasuki satu rumah pun dari rumah-rumahKu, kecuali dengan hati yang bersih, lisan yang benar, tangan yang suci serta kemaluan yang tidak ternodai. Dan juga janganlah mereka memasuki suatu rumah pun dari rumah-rumahKu, ataupun rumah salah seorang hambaKu, padahal dalam tangan mereka masih ada barang rampasan; karena sesungguhnya Aku akan melaknatinya selama dia berdiri beribadat di hadapanKu. Hinggalah ia mengembalikan barang rampasan itu kepada pemiliknya. Jika dia lakukan hal itu, maka Akulah pendengaran untuknya mendengar, dan Akulah penglihatan untuknya melihat, dan dia kujadikan salah seorang waliKu dan pilihanKu; dan nanti di sorga dia akan menjadi tetanggaKu bersama-sama dengan para Nabi, para Shiddiq dan para Syahid''. (BukuHijau:240/566)

  • 88. Ucapkanlah ya Hannaan ya Mannaan

    ''Jibril as berkata: ''Hai Muhammad, sesungguhnya Allah berfirman kepadaku pada hari kiamat: 'Hai Jibril, mengapa Aku lihat si Polan bin Polan itu bersama-sama dengan ahli neraka?‘ Jibril menjawab: 'Tuhanku, kami tidak mendapat sesuatu kebajikanpun baginya yang dapat mendatangkan kebaikan pada hari ini, Allah berfirman : 'Sesungguhnya Aku mendengarnya —dulu, di dunia dia mengucapkan; ‘Ya hannan, Ya mannan —wahai Tuhan Maha Pengasih, wahai Tuhan Maha Pemberi. Temuilah dia‘. Jibril menemuinya, serta bertanya, orang itu menjawab: 'Adakah Hannan dan Mannan selain dari Allah Azzawajalla?'. Maka akupun menariknya dari barisan ahli neraka, lalu aku masukkan ke dalam barisan ahli sorga''. (BukuHijau:248/S85)

  • 89. Allah memuliakan orang pemaaf

    ''Musa bertanya: ‘Wahai Tuhanku, siapakah di antara hamba-hambaMu yang paling Engkau muliakan? 'Tuhan menjawab : 'orang yang suka memaafkan padahal dia sanggup membalas''. (BukuHijau:249/587)

  • 90. Kalimat Laailaaha illallaah lebih berat dari tujuh lapis bumi

    ''Musa berkata: ‘Ya Tuhanku, ajarilah aku, sesuatu yang dapat menyebut namaMu dan berdoa kepadaMu. Tuhan menjawab: 'Hai Musa, ucapkanlah ‘Laa ilaaha illallah‘. Musa berkata: ‘Ya Tuhanku, semua hamba-hambaMu mengucapkan demikian'. Tuhan berfirman: 'ucapkanlah Laa ilaaha illallaah'. Musa berkata: ‘La ilaaha illa Anta, yaa Rabbi —Tiada Tuhan selain Engkau ya Tuhanku, sesungguhnya aku ingin mengucapkan sesuatu ucapan yang khusus bagiku saja. Tuhan berfirman : ‘Hai Musa seandainya semua tujuh lapisan langit serta isinya, dan tujuh lapisan bumi serta isinya, selain Aku, diletakkan di suatu neraca dan kalimat ‘Laa ilaaha illallaah', di neraca yang lain, niscaya kalimat 'La ilaaha illallaah' akan lebih berat!''. (BukuHijau:250/589)

  • 91. Menjenguk Allah

    ''Abu Hurairah ra berkata: 'Rasulullah saw bersabda: 'Sesungguhnya Allah yang Maha Mulia dan Maha Besar, berfirman pada hari Kiamat: ‘Wahai anak Adam, Aku sakit namun kamu tidak menjengukKu'. la berkata: ‘Wahai Tuhanku, bagaimana saya menjengukMu, sedang Engkau adalah Tuhan alam semesta?‘. Dia berfirman: ‘Tidak tahukah kamu bahwa hambaKu si Polan sakit, tapi kamu tidak menjenguknya?, kamu tidak tahu bahwa seandainya kamu menjenguknya, maka kamu dapati Aku di sisinya. Wahai anak Adam, Aku minta makan kepadamu namun kamu tidak memberi makan kepadaKu', la berkata: ‘Wahai Tuhanku, bagaimanakah saya memberi makan kepadaMu, sedangkan Engkau Tuhan Alam semesta?'. Allah berfirman: 'Tidak tahukah kamu bahwa hambaKu si Polan minta makan kepadamu, tetapi kamu tidak memberi makan kepadanya?. Apakah kamu tidak tahu bahwa seandainya kamu memberikan makan kepadanya, maka kamu mendapatkannya di sisiKu. Wahai anak Adam, Aku minta minum kepadamu, tapi kamu tidak memberiKu minum‘. Ia berkata: 'Bagaimanakah saya memberi minum kepadaMu, sedang Engkau adalah Tuhan alam semesta?'. Allah berfirman: 'HambaKu si Polan minta minum kepadamu, tetapi kamu tidak memberinya, apakah kamu tidak tahu, bahwa seandainya kamu memberinya minum, maka kamu mendapatinya di sisiKu''. (BukuMerah:265/424)

  • 92. Jangan saling menzalimi

    ''Hai hambaKu, sesungguhnya Aku mengharamkan kezhaliman atas diriKu, dan kezhaliman itu Kuharamkan di antara kalian, maka janganlah kalian saling menzhalimi. Hai hamba-hambaKu, kalian semua tersesat, kecuali mereka yang Kuberi petunjuk; mintalah petunjuk kepadaKu, maka Aku berikan petunjuk kepadamu. Hai hambaKu, kalian semua kelaparan, kecuali mereka yang Kuberi makan, mintalah makan kepadaKu, maka Kuberi makan kalian, Hai hambaKu, kalian semua telanjang, kecuali yang Kuberi pakaian. Hai hambaKu, sesungguhnya kalian bersalah, siang dan malam ; sedangkan Aku mengampuni seluruh dosa, minta ampunlah kepadaKu, maka Kuampuni kalian. Hai hambaKu, sesungguhnya kalian tidak akan terhindar dari kemudharatanku. Berlindunglah. Dan kalian tidak akan memperoleh kemanfaatanKu, ; mohonlah itu kepadaKu. Hai hambaKu seandainya orang yang pertama dan terakhir dari kamu, jin dan manusia dari kalanganmu, terhimpun pada hati seseorang yang paling taqwa di antara kalian, hal itu tidak menambah kerajaanKu sedikitpun. Hai hambaKu, seandainya orang yang pertama dan terakhir di antara kalian, manusia dan jin, terhimpun pada orang yang paling jahat dari padamu, tentu tidak akan mengurangi kerajaanKu sedikitpun. Hai hambaKu seandainya orang yang pertama dan kemudian, manusia dan jin dari kalanganmu berdiri di bukit, kemudian memohon kepadaKu, dan Aku beri penuhi permohonan mereka masing-masing, maka hal itu tidak akan mengurangi apa yang ada di sisiKu. ltu, hanyalah seperti berkurangnya air laut apabila dimasukkan jarum ke dalamnya. Hai hambaKu, itu amal-amalmu, Kuhitung semuanya untukmu, kemudian Aku sempurnakan bagimu. Siapa yang mendapatkan kebaikan, maka pujilah Allah. Dan mereka yang mendapati selain itu, maka janganlah mencela selain dirinya''. (BukuMerah:266/426)

  • 93. Dosa akan diampuni sebesar apapun

    ''Hai hambaKu, kalian itu sesat, kecuali mereka yang Kuberi petunjuk:
    mintalah petunjuk, akan Kuberi. Kalian itu fakir, kecuali mereka yang Kuberi kekayaan: mintalah kepadaKu, akan Kuberi. Kalian berdosa, kecuali mereka yang Kuampuni. Siapa di antara kamu yang mengetahui bahwa Aku mempunyai kekuasaan untuk mengampuni, lalu ia minta ampun kepadaKu, maka Aku mengampuninya. Dan Aku tidak peduli -seberapa banyak kesalahan itu. Seandainya orang yang pertama dan terakhir dari kalian, yang hidup dan yang mati, yang basah maupun yang kering, terkumpul pada hati orang yang paling taqwa dari hambaKu, maka hal itu tidak menambah kerajaanKu sebesar sayap nyamuk. Dan seandainya orang yang pertama dan terakhir dari kalian, yang hidup dan yang mati, yang basah maupun yang kering, terkumpul pada hati salah seorang hambaku yang paling celaka, maka hal itu tidaklah mengurangi kerajaanKu seberat
    sayap nyamukpun. Seandainya orang yang pertama dan terakhir darimu, orang yang hidup dan yang telah mati dari kalian, yang basah maupun yang kering, berkumpul pada suatu hamparan yang luas, kemudian masing-masing meminta apa yang diangan-angankannya, dan Aku penuhi harapan mereka, maka hal itu tidak akan mengurangi kerajaanKu, kecuali seperti -seumpama, salah seorang di antaramu melewati lautan lalu memasukkan jarum ke dalamnya, kemudian jarum itu ditariknya kembali. Demikian itu, karena Aku Maha Pemurah dan Penderma. Aku berbuat apa yang Aku kehendaki. Pemberian Ku adalah satu perkataan, dan siksaanKu juga -hanya dengan satu perkataan ; karena urusanKu adalah apabila Aku menghendaki sesuatu, maka Ku ucapkan: 'Jadilah, maka sesuatu itupun
    menjadi ada''. (BukuMerah:268/428)

  • 94. Mengenali selendang Allah

    ''Sombong itu selendangKu dan kebesaran itu, sarungKu. Barang siapa yang menyaingiKu -bersikap pada salah satunya, maka Aku lemparkan ke dalam neraka''. (BukuMerah:271/434)

  • 95. Manusia terakhir masuk sorga

    ''Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya aku mengetahui orang yang
    paling akhir keluar dari neraka, dan orang yang paling akhir masuk sorga
    yaitu laki-laki yang keluar dari neraka dengan merangkak, kemudian All
    ah yang Maha Suci lagi Maha Tinggi berfirman kepadanya: Pergi dan
    masuklah ke sorga'. Rasulullah saw bersabda: Maka ia datang ke sorga, dan
    terbayang olehnya bahwa sorga itu sudah penuh ; lalu ia kembali dan
    berkata: Wahai Tuhan, saya mendapati sorga itu sudah penuh. Kemudian
    Tuhan berfirman kepadanya: 'Pergi dan masuklah ke sorga'. Rasulullah saw
    bersabda: Maka ia datang ke sorga dan dibayangkan olehnya bahwa sorga
    itu penuh. Lalu ia kembali dan berkata: Wahai Tuhan, saya dapati sorga itu
    sungguh-sungguh sudah penuh'. Kemudian Tuhan berfirman kepadanya
    : 'Pergi dan masuklah ke sorga. Sesungguhnya -sorga untukmu seluas dunia
    dan sepuluh kalinya, atau untukmu sepuluh kali dunia. Rasulullah bersabda
    saw bersabda: 'Maka ia berkata: 'Apakah Engkau mentertawakan aku,
    sedangkan Engkau adalah Raja. Ibnu Mas'ud berkata
    melihat Rasulullah saw tertawa sehingga tampaklah gigi taringnya. Beliau
    bersabda: Maka dikatakan: 'Itulah penghuni sorga yang tempatnya paling
    bawah''. (BukuMerah:344/191

  • 96. Sorga dikelilingl oleh hal-hal yang tidak menyenangkan

    Rasulullah saw bersabda: 'Ketika Allah meciptakan sorga, Allah berfirman
    kepada Jibril: 'Pergi dan lihatlah ia'. Maka Jibril pergi dan melihatnya.
    Kemudian dia datang, lalu berkata: 'Ya, Tuhan demi kemuliaanMu, tidak
    seorang pun -percaya, kalau sekedar mendengar, kecuali dia
    memasukinya. Lalu dia mengelilingi sorga dengan hal-hal yang tidak
    menyenangkan. Kemudian Tuhan berfirman: 'Hai Jibril, pergi dan lihatlah
    ia'. Maka Jibril pergi dan melihatnya. Kemudian Jibril berkata: 'Ya Tuhan,
    demi kemuliaanMu. Sungguh saya khawatir, tidak seorang pun akan
    memasukinya. Rasulullah SAW bersabda: 'Ketika Allah menciptakan
    neraka. Dia berfirman: 'Hai Jibril pergi dan lihatlah ia'. Jibril pergi dan
    melihat kepadanya. Kemudian Jibril datang dan berkata: 'Demi kemuliaan
    Mu, tak seorangpun percaya, kalau sekedar mendengarnya, kecuali dia
    memasukinya. Kemudian Allah mengelilinginya dengan hal-hal yang
    menyenangkan. Seraya Tuhan berfirman: 'Hai Jibril, pergi dan lihatlah,
    Jibrilpun pergi dan melihatnya. Lalu berkata:
    'Ya Tuhan, demi
    kemuliaanMu, sungguh saya khawatir tidak seorangpun selamat; pasti ia
    akan memasukinya''. (BukuMerah:390/297)

  • 97. Kerabat majelis tidak celaka

    ''Sesungguhnya Allah memiliki Malaikat yang senantiasa berlalu lalang di
    jalan, mencari ahli zikir. Apabila mereka temukan kaum yang sedang
    berzikir kepada Allah, mereka memangil-manggil: 'Marilah kepada
    keperluanmu. Beliau bersabda: 'Malaikat itu mengitari dengan sayap
    mereka ke langit dunia'. Beliau bersabda: 'Tuhan mereka berfirman
    padahal dia lebih mengetahui tentang mereka: 'Apakah yang diucapkan
    oleh para hambaKu?'. Beliau bersabda: 'Malaikat menjawab: 'Mereka
    sedang bertasbih -mensucikan Allah, bertakbir -membesarkan Allah,
    bertahmid-memuji Allah dan memuliakanMu': Tuhan berfirman: 'Apakah
    mereka melihatKu?'. Beliau bersabda: 'Mereka-para malaikat, menjawab:
    'Tidak, demi Allah, mereka tidak melihatMu'. Beliau bersabda, Tuhan berfirman: 'Bagaimana seandainya mereka melihatKu?'. Beliau bersabda,
    Mereka-para malaikat, menjawab: 'Seandainya mereka melihatMu, pasti
    mereka lebih kuat beribadah kepadaMu, lebih memuliakan, lebih memuji
    dan lebih mensucikanMu'. Beliau bersabda, Tuhan berfirman: 'Apakah
    yang mereka harapkan dariKu?'. Beliau bersabda: 'Mereka mengharapkan
    sorgaMu'. Beliau bersabda, Tuhan berfirman: 'Apakah mereka
    melihatnya?'. Beliau bersabda, Malaikat menjawab: 'Tidak, Demi Allah mereka tidak melihatnya', Tuhan berfirman: 'Bagaimanakah seandainya
    mereka melihatnya ?' Beliau bersabda: 'Mereka menjawab: 'Seandainya
    mereka melihatnya, pastilah mereka lebih tamak terhadapnya, lebih
    meminta dan lebih mendekat terhadapnya'. Tuhan berfirman: 'terhadap
    apa mereka berlindung ?'. Beliau bersabda: 'Malaikat menjawab: 'Dari
    neraka'. Beliau bersabda. Tuhan berfirman: 'Apakah mereka melihatnya?
    '. Beliau bersabda, 'mereka menjawab:'Tidak demi Allah, ya Tuhan, mereka
    tidak melihatnya'. Beliau bersabda, 'Tuhan berfirman: 'Bagaimanakah
    seandainya mereka melihatnya?. Beliau bersabda: 'Malaikat menjawab
    seandainya mereka melihatnya, niscaya mereka lari dan sangat takut
    '. Beliau bersabda, Tuhan berfirman : 'Aku persaksikan kepadamu bahwa
    Aku telah mengampuni mereka'. Beliau bersabda: 'Malaikat berkata: 'Di
    antara mereka ada si Polan, yang bukan dari golongan-kelompok zikir itu;
    kedatangannya hanya karena ada keperluan'. Tuhan berfirman: 'Mereka-
    dianggap kerabat majelis, dimana orang yang duduk bersama mereka tidak
    celaka''. (BukuMerah:01/18)

  • 98. Hanya tanah yang dapat memuaskan manusia

    ''Sesungguhnya kami turunkan harta untuk orang-orang yang mendirikan
    shalat dan mengeluarkan zakat. Sekiranya anak Adam -seorang
    mempunyai satu lembah, niscayalah ia ingin mempunyai dua. Sekiranya ia
    ia telah mempunyai dua lembah, ia hendak pula mempunyai tiga. Dan tidak
    akan memenuhi perut anak Adam melainkan tanah saja. Kemudian Allah
    akan mengampuni siapa saja yang bertobat''. (BukuHijau:42/109)

  • 99. Tangan kanan bersedekah, tangan kiri tidak tahu

    ''Ketika Allah menciptakan bumi, keadaannya berguncang. Kemudian Dia
    menciptakan gunung ; bumi itupun -tidak lagi, berguncang. Malaikat
    terheran-heran terhadap kehebatan gunung -yang karenanya bumi
    menjadi tenang. Mereka bertanya: 'Wahai Tuhanku, adakah makhlukMu yang lebih hebat dari gunung?'. Dia berfirman: 'Ya. Besi'. Mereka bertanya: '
    Wahai Tuhanku, adakah mahklukMu yang lebih hebat dari besi?. Dia
    berfirman: 'Ya Api'. Mereka bertanya: 'Wahai Tuhanku, adakah
    makhlukMu yang lebih hebat dari api?'. Dia berfirman: 'Ya. Air'. Mereka
    bertanya: 'Wahai Tuhanku, adakah makhlukMu yang lebih hebat dari air?. '
    Dia berfirman: 'Ya. Angin'. Mereka bertanya: 'Wahai Tuhanku, adakah
    makhlukMu yang lebih hebat dari angin?. 'Dia berfirman: 'Ya. Anak Adam,
    ketika tangan kanannya bersedekah, namun tidak diketahui tangan kirinya''. (BukuMerah:151/278)


Shalawat Wa Munajat

  • Shalawat Wa Munajat

    SHOLAWAT ISTIRHAMIAH
    Sholawat Meminta Rahmat /Belas Kasih ALLAH


    اَللّهُمَّ صَلِّ وَارْحَمْ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
    Ya Allah, berikanlah sholawat dan rahmatilah sayyidinaa Muhammad

    اَللّهُمَّ سَلِّمْ وَارْحَمْ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
    Ya Allah, selamatkanlah dan rahmatilah sayyidinaa Muhammad

    َاللّهُمَّ بَارِكْ وَارْحَمْ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
    Ya Allah, berkatilah dan rahmatilah sayyidinaa Muhammad

    اَللّهُمَّ اَكْرِمْ وَارْحَمْ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
    Ya Allah, muliakanlah dan rahmatilah sayyidinaa Muhammad

    اَللّهُمَّ أَحْسِنْ وَارْحَمْ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
    Ya Allah, baguskanlah dan rahmatilah sayyidinaa Muhammad

    اَللّهُمَّ انْصُرْ وَارْحَمْ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
    Ya Allah, tolonglah dan rahmatilah sayyidinaa Muhammad

    اَللّهُمَّ نَوِّرْ وَارْحَمْ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
    Ya Allah, cerahkanlah dan rahmatilah sayyidinaa Muhammad

    اَللّهُمَّ اغْفِرْ وَارْحَمْ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
    Ya Allah, ampunilah dan rahmatilah sayyidinaa Muhammad

    اَللّهُمَّ ارْضَ وَارْحَمْ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
    Ya Allah, ridhakanlah dan rahmatilah sayyidinaa Muhammad


Kamus Asasi Istirhami

  • Kamus Asasi Istirhami

    Bismillahirrahmanirrahim

    Alhamdulillah, kian hari semakin terasa bahwa Istirham mulai mengakar di tengah masyarakat Istirhami, dengan wilayah yang terus meluas. Oleh sebab demikian, agar hal-hal yang berkaitan dengan shalawat ini tetap terjaga utuh, maka diperlukan kaifiyat atau panduan dalam mengamalkan Istirham, selain beberapa aspek penting Istirham yang dituangkan dalam Ensiklopedia Istirhamia.

    Ensiklopedia ini, tentu belum selengkap yang diharapkan, mengingat heterogenitas atau kemajemukan kaum Istirhami yang membawa pemahaman mengenai shalawat ini ke arah yang dinamis. Akan tetapi, setidaknya, Ensiklopedia Istirhamia ini dapat dijadikan khazanah bagi kaum Istirhami untuk tidak sekadar merupakan acuan tapi juga sebagai 'tabung' yang dapat menampung masukan-masukan berharga bagi pertumbuhan dan perkembangan pemahaman Istirham itu sendiri.

    Kita berkeyakinan bahwa pada gilirannya, insya Allah, Istirham akan sampai ke orbitnya sendiri dan dengan cara serta karakternya sendiri pula. Orbit Istirhami, tentu hanya akan kita capai dengan sungguh-sungguh berjihad sekuat tenaga untuk menda'wahkan dan mensyi'arkan shalawat Istirhamiyah beserta kaifiyatnya, baik billisan atau dengan penyampaian verbal maupun bilhal atau dengan akhlak mulia.

    Menda'wahkan, mensy'iarkan maupun bertabligh Istirham billisan atau bilhal, sangat memerlukan ruang dan waktu yang luang dan luas. Akan tetapi keluangan dan keluasan itu sendiri sangat bergantung kepada keluangan dan keluasan hati seorang Istirhami
    Kita sama-sama berkeyakinan bahwa para da'i atau muballigh Istirham adalah mereka yang sungguh-sungguh sibuk dengan aktivitas masing-masing akan tetapi kita juga sama-sama berpegang teguh pada keyakinan bahwa mereka adalah orang-orang yang berhati jernih, sehingga dengan kejernihan hatinya itulah Istirham senantiasa mendapat tempat dan waktu yang cukup memadai untuk tersampaikan kepada publik.

    Sekali lagi kita sampaikan pujian hanya kepada Allah SWT yang telah menganugerahkan sahabat-sahabat terbaik yang mukhlis sebagai Imam-imam dan sekaligus Mujahid-mujahid Istirhami yang tidak pernah lelah berjuang, berjihad di jalan Allah SWT, jalan kebenaran yang lurus. Sebab melalui perjuangan mereka pulalah akan lahir Generasi Istirhami yang handal di masa datang.

    wassalam.
    Puncak, 9 Sya'ban 1422 /
    27 Oktober 2001

    Penyusun
    Dr. Boya Gaish Albaits &
    Ir. H. Abu Fajar Wicoro Jati, MBA

  • bagian 1

    Bismillahirrahmanirrahim

    - Istirham:
    Memohon rahmat Allah SWT dengan membaca, mewirid atau mendawam salah satu shalawat Ar Rahimiyyah atau al'Uzhma

    - Imam:
    Mereka yang mendawamkan dan sekaligus menda'wahkan Istirham secara terus menerus. Adapun pengertian mendawam bagi seorang Imam ialah membaca shalawat ini di malam-malam tertentu, utamanya malam Jumat dan malam 15 bulan Qamariah atau malam purnama, sedikitnya bersama 8 makmum

    - Makmum :
    Orang dewasa muslim-muslimah yang senantiasa mengikuti upacara Istirhami dengan tertib, antara lain mengenakan busana Istirhami.

    - Kaum Istirhami:
    Seluruh pembaca, pewirid, pendawam, penda'wah atau simpatisan Istirham termasuk kalangan non muslim-muslimah namun mentaati adat-istiadat Istirham.

    - Dawam Qalbi:
    Membaca Istirham secara terus menerus sepanjang waktu. Kalaupun
    sesekali terhenti karena satu dan lain sebab, kemudian dilanjutkan lagi. Mereka yang melakukan dawam qalbi, tidak lagi membaca Istirham di lidah akan tetapi Istirham itu sendiri sudah menjadi kumpulan getaran dalam hati. Menurut beberapa Istirhami yang pernah mengalami, getar hati itu dapat 'didengar' meskipun dalam keadaan tertidur. Sehingga, bila seorang Istirhami itu tertidur pulas sepanjang malam, maka saat terbangun dia dapat melanjutkan susunan Istirham secara tertib, menyambung yang 'didengar' dalam hatinya ketika tidur pulas.

    - Sorban:
    Salah satu ciri khas seorang Istirhami adalah mengenakan sorban hitam terbuat dari kain kasar. Sorban ini sangat dianjurkan untuk dikenakan pada setiap shalat dan Peringatan Hari Besar Istirhami. Anjuran ini didasarkan kepada keinginan Abi Bismillah agar kaum Istirhami memiliki ciri dan kebanggaan tersendiri. Kecirian dan kebanggaan itu akan menjadikan kaum ini terbedakan dari kaum lainnya di dunia.

    - Warna istirhami:
    Seluruh pakaian maupun aksesoris berwarna hitam. Pilihan warna
    ini, menurut para Imam, adalah lambang kerendahan hati, tawadhu' dan berserah diri atas segala perjuangan lahir maupun batin untuk memperoleh rahmat dan ridha Allah SWT. Namun Abi Bismillah pernah mengatakan bahwa beliau menyukai warna hitam Semata-mata karena Allah SWT yang telah menetapkan Kiblat kaum muslimin, Ka'bah, didominasi oleh warna hitam, mulai dari hajar aswad, dinding maupun kiswahnya. Warna ini oleh Abi Bismillah tidak lagi disebut sebagai 'warna hitam', tapi beliau mengganti sebutan itu menjadi 'warna Istirhami'.

    - Abi Bismillah:
    Penyusun dan penda'wah pertama Istirham, lahir di Jakarta, 12 Mei
    1955. Dikaruniai 2 puteri dan 2 putera : Alfi Safira, Ratu Bilquis, Bismillah Almischat dan Gaish Albaits. Putera kedua dari pasangan KH. Muhammad Radjiun dan R. Hj. Siti Maryam, Abi Bismillah dari jalur ayahanda adalah keturunan ke 12 dari Pangeran Samandi Kadilangu, kerabat Kesultanan Demak, Jawa Tengah, sementara dari jalur ibunda mengalir darah Parahyangan.

    - Bai'at:
    Janji yang diucapkan oleh seorang calon Imam Istirham untuk menyatakan kesungguhan dalam mengikatkan diri kepada al Quran, al Hadis dan Jihad.

    - Milad:
    Istilah milad mulai dikenal akrab oleh kaum Istirhami pada ulang tahun ke III Istirham di Majelis Markazi Jakarta, 18 Shafar 1422 bertepatan dengan 12 Mei 2001. Pada kesempatan itu juga ditetapkan bahwa Milad Istirhami di tahun-tahun berikutnya diperingati pada setiap tanggal 18 Shafar. Pada upacara ini, dimanfaatkan juga sebagai malam anugerah kepada kaum Istirhami yang berjasa mengembangkan Istirham serta pelaksanaan bai'at bagi Imam-imam baru.

    - I'tikaaf:
    Berdiam diri selama 3/9 hari berturut-turut di ruang I'tikaaf Majelis Madani yang berukuran 2x1 m2, dengan mengenakan busana hitam, shaum di siang hari, tidak berkata-kata dan senantiasa membaca shalawat Istirhamiah serta selalu dalam keadaan suci. Pada akhir I'tikaaf, mandi dengan mengenakan selimut kain berwarna hitam ; kain tersebut kemudian dijadikan beberapa helai sorban untuk dibagikan kepada kaum lstirhami yang memerlukan. Bagi yang mampu, usai menjalani I'tikaaf dianjurkan untuk menyembelih hewan yang setara dengan hewan kurban untuk disedekahkan kepada anak-anak yatim, fakir-miskin serta masyarakat di sekitar Majelis Madani.

    - Husnuzzhann:
    Berprasangka baik kepada Allah SWT dalam menghadapi dan
    memahami situasi yang tengah dihadapi. Sebagai contoh: ketika kita dihadapkan pada situasi dilematik dan sulit menentukan pilihan terbaik bila kita tidak lagi berkesempatan untuk melakukan shalat istikharah, I'tikaaf atau konsultasi ke pihak yang berkompeten, maka cara termudah untuk mengatasi situasi demikian ialah dengan Husnuzzhann bahwa Allah SWT akan memberi jalan keluar terbaik, meski indikasi penyelesaiannya terkesan kurang memuaskan hati. Ini, merupakan penegasan Allah SWT dalam Hadits Qudsi bahwa Dia berada pada perasangka hamba Nya.

    - Su-uzzhann:
    Berperasangka buruk, anonim dari Husnuzzhann. Memahami istilah ini, tidak hanya kepada Allah SWT akan tetapi juga hendaknya dihindari berperasangka buruk kepada sesama manusia, khususnya kepada sesama muslim dan utamanya kepada sesama Istirhami.

    - Hikam:
    Jama' atau plural, terambil dari lafaz hikmah yang mengandung pengertian 'hasil akhir yang baik', Dalam Istirham, hikam dimaksud ialah segala perbuatan kecil atau besar baik lahir maupun batin, selama dilakukan karena Allah SWT hampir dipastikan bermuatan hikam. Dan mereka yang memperoleh hikam, dipastikan memperoleh kebaikan yang tidak ternilai dari Nya. Sebagian kecil dari muatan hikam Istirham ialah: mimpi, pengobatan dan marhamah.

    - Tawashul:
    Diartikan sebagai akses ke wilayah spiritual, melalui para ulama, awliya dan anbiya yang termaktub dalam 9 susunan tawashul, mereka adalah : Rasulullah SAW, Malaikat Muqarrabun, Nabi Khidir AS, Syekh Abdil Qadir Jailani, Syekh Abil Hasan As-Syazili. Syeikhah Rabi'ah Adawiyah, Alhabib Husin Alaydrus, Imam Abdil Halim dan Abi Bismillah, Membaca tawashul kemudian menjadi syarat dalam mendawam Istirham, dibaca pada setiap kali akan memulai wiridan atau dawaman shalawat ini.

    - Tertib:
    Yang dimaksudkan dengan tertib ialah saat akan membaca, mewirid atau mendawam Istirham, seorang Istirhami sangat dianjurkan untuk melaksanakan tata-tertib berikut mengenakan busana hitam, berwudhu, shalat sunnah mutlak dua rakaat, bertawashul, membaca Istirham sekurang-kurangnya sejumlah 9 kali, diakhiri dengan pembacaan Doa Istirhami, dipimpin oleh seorang Imam. Sangat dianjurkan agar selama membaca Istirham, menghadap ke Kiblat. Usai membaca doa, Imam hendaknya berwasiat dengan merujuk pada surat al'Ashr. Anjuran lain dan merupakan kebiasaan yang diwariskan Abi Bismillah ialah mengakhiri wasiatnya dengan mengisahkan sejarah pertumbuhan dan perkembangan Istirham dari masa ke masa bersama para sahabat beliau.

    - Kontrogravitas:
    Paham yang ditanamkan Abi Bismillah kepada kaum Istirhami bahwa
    gaya tarik duniawi adalah merupakan himpunan keperluan-keperluan baik lahir maupun batin. Terhadap himpunan itu, seorang Istirhami agar menyikapinya dengan menjaga jarak atau hudud agar tidak terperangkap dan menjadikannya sebagai kebutuhan. Sementara keterkaitan seorang Istirhami kepada Allah SWT, Rasulullah SAW
    dan Jihad adalah merupakan kebutuhan.

    - Arrahimiyyah:
    Sebutan atau nama untuk 9 kalimat istirham. Arrahimiyyah lazimnya dianggap sebagai kunci untuk membuka tabir keluasan dan kehalusan shalawat ini. Sebab seluruh mata rantai lstirham tidak terputus dari roh ke 9 kalimat Arrahimiyyah.

    - Al`Uzhma:
    Sebutan atau nama untuk 99 kalimat Istirham. Al'Uzhma dianggap sebagai 'isi' dari Arrahimiyyah, kandungannya terdiri dari 9 kalimat Istirham disanding dengan 99 Asmaul Husna, Lazimnya, al'Uzhma merupakan dawaman para Imam, sebab untuk memulai pendawaman shalawat ini didahului dengan menjalani I'tikaaf di Majelis Madani serta merampungkan bacaan Arrahimiyyah sebanyak 9.999 kali dalam tempo 3-9 hari. Ketentuan lain yang disyaratkan bagi kaum Istirhami yang akan mendawam al'Uzhma, selain I'tikaaf, ialah diutamakan bagi mereka yang telah berkeluarga atau berkedudukan sebagai Shahibul Majelis.

    - Mimpi:
    Salah satu keutamaan Istirham bagi kaum Istirhami yaitu bermimpi. Mimpi dimaksud ialah: bertemu, bercakap-cakap atau sekadar melihat Abi Bismillah. Menurut mereka yang pernah mengalami, Abi Bismillah hadir dalam mimpi selalu mengenakan busana berwarna hitam. Kehadiran Abi Bismillah dalam mimpi, menurut mereka terkadang memberi nasihat, berwasiat atau sekadar menunjukkan kebaikan yang harus dilakukan. Apabila mimpinya terjadi pada seseorang yang tengah menjalani l'tikaaf dan tidak bertemu dengan Abi Bismillah, maka mimpi itu dapat diartikan sebagai petunjuk atas masalah yang tengah dihadapi oleh orang yang sedang menjalani I'tikaaf.

    - Pengobatan Istirhami:
    Sementara orang berkeyakinan bahwa Abi Bismillah adalah
    seorang ahli pengobatan. Keyakinan itu terbukti dengan berduyunnya pasien dari waktu ke waktu ke Majelis beliau, baik di Markazi maupun di Madani. Sesungguhnya keyakinan itu tidak sepenuhnya benar. Sebab kepada siapapun yang menemui beliau hanya diberi air putih dan sedikit garam. Atau terkadang, cukup dengan sedikit sentuhan jemarinya saja sudah dapat menjadi penawar keluhan tamunya. Yang insya Allah benar ialah Abi Bismillah dengan puluhan ribu kaumnya yang senantiasa menggemakan Istirham dari waktu ke waktu, sudah dapat menghangatkan beliau dengan lapisan selimut shalawat itu sendiri, Sehingga bila digambarkan bahwa sekujur tubuh Abi Bismillah terlapisi oleh istirham, maka sesungguhnya 'obat' yang dialirkan ke tubuh pasiennya bukanlah air putih, garam atau sentuhan magisnya, akan tetapi bias rahmat Allah SWT melalui puluhan ribu kaum Istirhami itulah yang berperan. Itu bukan monopoli Abi Bismillah. Seluruh kaum Istirhami insya Allah juga dapat melakukan hal serupa, karena mereka juga berada dalam ring lstirham yang sama.

    - Marhamah:
    Dari satu pemahaman, marhamah adalah salah satu hikam yang
    terkandung dalam Istirham, di mana rasa saling mengasih dan saling menyayang antar kaum Istirhami tidak luntur oleh uluran waktu serta takkan lekang oleh kekangan situasi. Namun dari pemahaman lain, menurut Abi Bismiliah, marhamah merupakan roh sufistik yang mewarnai seluruh perilaku kaum Istirhami. Hal itu, bukan sekadar
    pandangan atau anjuran Abi Bismillah tapi merupakan karakter beliau yang terbangun oleh kekuatan Istirham, hingga melahirkan perilaku marhamah dimaksud.

    - RISE:
    Reformation of the Istirhamic Sophism Ethics atau Reformasi Etika Sufisme Istirhami. Reformasi ini sesungguhnya wujud dari syiar, da'wah, tabligh atau sosialisasi Istirham secara aktual dan dinamis. Bentuk konkret dari reformasi dimaksud yaitu: terbentuknya masyarakat madani yang marhamah, masyarakat yang berpandangan jauh ke depan namun tetap peduli dan konsisten pada alur pikiran, sikapan dan tindakan keagamaan yang kuat serta mempraktekkan etika kerendahan hati kaum sufi.

    - PASAR:
    Singkatan dari Profesi, Aliran, Suku, Agama dan Ras. Singkatan ini terlahir dari kenyataan heterogenitasnya para tamu, pasien atau keluarga besar lstirham yang terdiri atas perbedaan profesi, aliran, suku, agama dan ras, namun mereka disatukan dalam kepentingan bersama dan adat istiadat lstirhami yang sama.

    - Jihad lstirhami:
    Jihad dimaksud ialah berjuang mengendalikan diri dari perangkap hawa nafsu yang bersifat duniawi. Kalaupun di kalangan kaum lstirhami tampak usaha gigih dengan bekerja keras, sungguh-sungguh berambisi mencapai tujuan yang diinginkan, itu tidak keluar dari ikatan syariat Islamiyah serta koridor lstirhami. Artinya: segala usaha yang ingin dicapai semata-mata karena mengharap rahmat Allah SWT.

    - Adat lstiadat:
    Tradisi atau kebiasaan yang berlaku di tengah-tengah kaum lstirhami. Tradisi-tradisi dimaksud terjadi disebabkan oleh 3 faktor : Pandangan, sikapan dan keputusan Abi Bismillah, amal shalih kaum lstirhami yang diprakarsai uleh kaum itu sendiri dan budaya lokal-domestik yang tidak merusak akidah lslamiyah.

  • bagian 2

    - Majelis:
    Bersama Ir. Bambang Prasetyo, Abi Bismillah mendirikan Majelis di kawasan Megapolitan Jakarta Kota. Semula, Majelis yang berukuran 215 m2 ini dijadikan tempat berbagai urusan ummat, baik yang bersifat konsultatif, terapi maupun aktivitas spiritual lainnya. Pada perkembangan berikutnya, Ir. Budi Supraptono, Ir. Nazief Siddik, Ir. Bambang Prasetyo, H. Mustafid Karim dan H. Syamsul Ghazi Kailani melakukan terobosan dengan prakarsa pembentukan Dewan Ekonomi Majelis. Seiring dengan bertumbuh dan berkembangnya lstirham baik di beberapa propinsi Indonesia serta di mancanegara, maka kedudukan Majelis yang semula dikenal sebagai Majelis KH. Abdurrahim Radjiun ditingkatkan menjadi Majelis Markazi lstirhami.

    - Markazi:
    Majelis ini merupakan institusi lstirhami tertinggi dalam struktur organisasi lstirham. Kepemimpinannya terdiri dari 1 Imam + 8 makmum, masing-masing mewakili 8 Majelis Manthiqi.

    - Majelis Manthiqi:
    Majelis ini merupakan institusi lstirhami di tingkat Propinsi. Kepemimpinannya terdiri dari 1 Imam + 8 makmum, masing-masing mewakili 8 Majelis Madani.

    - Majelis Madani:
    Majelis ini merupakan institusi lstirhami di tingkat Kabupaten-Kotamadya. Kepemimpinannya terdiri dari 1 Imam + 8 makmum, masing-masing mewakili 8 Majelis Qoumi.

    - Majelis Qoumi :
    Majelis ini merupakan institusi Istirhami di tingkat Kecamatan. Kepemimpinannya terdiri dari 1 Imam + 8 makmum, masing-masing mewakili 8 Majelis Quro.

    - Majelis Quro:
    Majelis ini merupakan institusi Istirhami di tingkat Desa. Kepemimpinannya terdiri dari 1 Imam + 8 makmum, masing-masing mewakili 8 Majelis Ahli.

    - Majelis Ahli :
    Majelis ini merupakan institusi Istirhami di tingkat Dusun-Rukun Warga. Kepemimpinannya terdiri dari 1 Imam + 8 makmum, masing-masing mewakili 8 Majelis ‘Aili.

    - Majelis 'Aili:
    Majelis ini merupakan institusi Istirhami di tingkat Rukun Tetangga. Kepemimpinan majelis ini terdiri dari 1 Imam + 8 makmum, masing-masing mewakili 8 Kepala Keluarga.

    - Majelis Usri:
    Majelis ini merupakan lingkar dalam Istirham, dipimpin langsung oleh kepala rumah tangga. Makmum pada majelis ini iaIah seluruh anggota keluarga termasuk para pembantu, sopir, tukang kebun atau petugas satuan pengaman.

    - Majelis Idari:
    Majelis ini merupakan institusi Istirhami di tingkat Instansi, baik Pemerintah maupun swasta, Organisasi profesi, Badan Usaha Milik Negara, Kedutaan Besar, Konsulat Jenderal atau Konsulat Republik Indonesia di luar negeri serta Kedutaan besar, Konsulat Jenderal atau Konsulat negara sahabat di Indonesia. Kepemimpinan di Majelis ini dipegang oleh pejabat tertinggi pada instansi tersebut didampingi 8 makmum yang ditunjuk oleh Imam.

    - Majelis Sya'bi:
    Majelis ini merupakan institusi Istirhami di mancanegara, kedudukannya setingkat Majelis Manthiqi. Kepemimpinannya terdiri dari 1 Imam + 8 makmum yang dipilih secara musyawarah.

    - Darjah Imamah:
    Upacara Anugerah Kemuliaan dengan memberi gelar keimaman kepada orang yang dianggap berjasa dalam mengembangkan lstirham. Untuk pertama kalinya, gelar ini di berikan kepada 9 orang, masing-masing : al Imam H. Sudibyo Saleh,SH.,MH.; al Imam KH. Nur Ali Achmad, al Imam Ir. H. budi Supraptono,MBA., al Imam lr. Nazief Siddik, MBA., al Imam Deden, al Imam Mahsan Thabrani, al Imam H. Mustafid Karim, al Imam Achmad G. Kanyomal dan al Imam Zaini.

    - Illat:
    lafaz ini secara umum diartikan sebagai 'cacat'. Dalam kaitannya dengan Istirham, Illat dimaksud ialah : ucapan atau perbuatan yang mengindikasikan pengabaian atau bahkan pengingkaran atas kebijakan Majelis Markazi, maka kepada yang bersangkutan dikenakan sanksi menjalani I'tikaaf selama 3 hari berturut-turut dengan bershaum di siang hari dan membayar kaffaarah.

    - Kaffaarah:
    Dalam muamalah lstirhamiyah, istilah kaffaarah ialah bersedekah dengan memberi makan kepada 9 anak yatim atau fakir-miskin ; kaffaarah ini dikenakan sebagai sanksi bagi seorang Imam yang terkena illat atau cacat, Bagi yang tidak mampu bersedekah dalam bentuk makanan yang mengenyangkan, dapat diganti dengan bersedekah air putih kepada 9 orang yang sedang sakit. Kepada yang mampu, kesempurnaan membayar kaffaarah dengan menyembelih seekor hewan yang setara dengan syarat hewan untuk kurban.

    - Shalli:
    Shalawat atau doa. Lafaz ini terdapat pada bait pertama Istirham. Mereka yang bershalawat kepada Rasulullah SAW sekali, akan mendapat imbalan shalawat dari Allah SWTsebanyak sepuluh kali lipat.

    - Sallim :
    Selamatkanlah, Lafaz ini terdapat pada bait kedua lstirham. Secara umum, keselamatan dimaksud ialah keselamatan duniawi : fisik-material dan mental-spiritual, meliputi harta benda, profesi dan karir, hubungan antar individu serta keselamatan dalam arti seluas-luasnya. Tapi dalam pengertian khusus, keselamatan dimaksud ialah keselamatan lmani-lslami, keselamatan ukhrawi meliputi alam barzakh, padang mahsyar, mizan dan shirathal mustaqim. Pada akhirnya keselamatan itu sesungguhnya mewakili kerinduan seorang lstirhami untuk berkumpul bersama Rasulullah SAW di sorga.

    - Baarik:
    Berkahilah. Lafaz ini terdapat pada bait ketiga lstirham. Ukuran keberkahan yang dimaksud pada lafaz baarik tidak menggunakan takaran keduniaan dan bersifat materialistik. Keberkahan yarg ingin diraih melalui lafaz ini ialah kedekatan kepada lingkaran rahmat Allah SWT. Sehingga apapun kenyataan hidup yang dihadapi semata-mata lillahi ta'ala, karena Allah SWT.

    - Akrim:
    Muliakanlah. Yang dimaksud bukanlah sanjungan manusia atau kedudukan terhormat. Kemuliaan yang diharapkan ialah Kemuliaan lstirhami, yaitu dimuliakan oleh rahmat Allah SWT. Sebagai contoh : hingga saat ini, makam para awliya masih saja dipadati oleh para peziarah. Mereka memuliakan para awliya, padahal wali-wali itu telah wafat ratusan tahun ; kemuliaan demikian itulah yang jelas lebih kekal.

    - Ahsin:
    Baikkanlah. Dari lafaz ini kita berharap akan memperoleh segala bentuk kebaikan dari Allah SWT, baik duniawi maupun ukhrawi.

    - Unshur:
    Tolonglah. Keinginan dan harapan seorang lstirhami untuk mendapat pertolongan hanya dari Allah SWT. Tidak dari apapun dan dari siapapun. Kendati dalam keadaan sulit, seseorang mengulurkan tangan bantuannya untuk menolong, maka yakinlah bahwa sesungguhnya pertolongan itu dipastikan dari Allah SWT, hanya saja tersalur melalui tangan makhlukNya.

    - Nawwir:
    Cerahkanlah. Lafaz ini terdapat pada bait ketujuh lstirham. Kecerahan dimaksud pada lafaz ini ialah kecerahan yang disebabkan oleh nurullah, bias cahaya Allah SWT. Karena apabila mata kita dapat menangkap setitik sinar atau cahaya apapun di langit maupun di bumi, maka pada hakekatnya cahaya itu hanya merupakan titik cahaya Allah SWT, Adapun cahaya yang kita lihat di paberik, jalan raya, gedung, rumah dan lainnya, itu adalah cahaya Allah SWT yang 'dititipkan' Nya ke dalam akal-pikiran manusia.

    - Ighfir:
    Ampunilah. Lafaz ini tersisip di antara 9 bait shalawat lstirhamiyah, diharapkan dapat menjadi stimulator, perangsang bagi seorang lstirhami untuk memohon ampunan dari Allah SWT atas segala dosa besar atau kecil, baik disengaja maupun tidak.
    Abi Bismillah pernah mengatakan bahwa seseorang yang berbuat dosa tapi mengakui kekhilafannya dan memohon ampun kepada Allah SWT, lebih baik dan orang yang tidak berbuat dosa namun merasa dirinya bersih dan tidak berkeinginan untuk istighfar.

    - lrdha:
    Ridhailah, relakanlah, restuilah. Lafaz ini merupakan puncak dari kerinduan seorang lstirhami kepada Allah SWT, Rasulullah SAW dan Jihad. ltu, sama artinya bahwa seorang lstirhami berharap dan tidak akan pernah lelah merindukan agar seluruh amal-ibadahnya senantiasa dalam selimut keridhaan Allah SWT. Namun satu hal yang perlu dipahami bahwa ketika kita berharap memperoleh keridhaan Allah SWT atas perbuatan kita, maka pada waktu yang bersamaan hendaknya kita juga ridha atas segala keputusan Allah SWT atas diri kita.

    - lrham:
    Rahmatilah. Lafaz ini tersisip pada semua bait lstirham, baik Arrahimiyah, al ‘Uzhma' maupun Doa Istirhami, masing-masing terbaca warham, dikarenakan terdapat waw‘athaf huruf sambung yang berarti: dan

    - Garda lstirhamia:
    Pengertiannya mendekati lstirhamic Custodian [I.C] namun dalam arti fungsional, keduanya memiliki karakter dan standar operasional yang berbeda. IC lebih dititik beratkan pada layanan sosial-seremonial, sementara Garda lstirhamia [Garist] cenderung difungsikan sebagai satuan elit lstirhami dalam menegakkan disiplin, pembentukan karakter kaum lstirhami ke arah yang posisitf-konstruktif seperti pembentukan satuan beladiri, penyelenggaraan pelatihan fisik dsb. Garist juga diperankan secara eksplisit untuk melaksanakan fungsi-fungsi supervisi, investigasi dan motivasi antar kaum lstirham.

    - Silaturrahmi lstirhami:
    Secara umum, silaturrahmi diartikan sebagai sambung kasih dengan cara saling kunjung, saling berkomunikasi melalui surat, telepon atau setidaknya menitip salam. Sedangkan Silaturrahmi lstirhami memiliki cara khas yang teramat indah, yaitu dengan berkirim hadiah al Fatihah dan membacakan lstirham, ditujukan kepada orang yang dirindukan atau sekadar menunjukkan rasa kasih-sayang serta sikap hormat yang tulus kepada seseorang. Hal ini terjadi dari waktu ke waktu di antara ribuan kaum lstirhami di seluruh dunia. Tata cara yang ditetapkan dalam bersilaturrahmi lstirhami yaitu ; antar lstirhami, saling berkirim al Fatihah dengan menyebut nama-nama yang dihadiahkan ; dan bila al fatihah itu ingin dihadiahkan kepada salah seorang Imam, hendaknya sapaan untuk nama yang bersangkutan dilengkapi dengan sebutan : al Imam. Hal serupa juga berlaku bagi segenap anggota keluarga yang ingin bersilaturrahmi terhadap kepala keluarganya, akan lebih santun dengan menyebutkan : al lmam di depan nama yang bersangkutan. lni merupakan Tabligh lstirhami atau Da'wah lstirhamiyah secara langsung dan efektif.

    - Cahaya:
    Mereka yang pemah menjalani I‘tikaaf, hampir semuanya terlena oleh buaian cahaya kemilau melintas di hadapannya, dengan segala bentuk, ukuran dan aneka warnanya. Kaum lstirhami senantiasa husnuzzhann bahwa cahaya dimaksud adalah bias dan rahmat Allah SWT yang akan mengantar seorang lstirhami kepada kehidupan yang lebih baik di kemudian hari. Bahkan pernah terjadi, di ruang kecil tempat I'tikaaf itu, dipadati oleh 5 orang. Saat mereka tengah khusyu' membaca Istirham dalam kegelapan, tiba-tiba ruang itu terang benderang sehingga batu-batu kerikilpun tampak jelas. Itu terjadi hanya beberapa menit saja. Hal serupa juga pernah dialami oleh al Imam Nur Ali Achmad Dasuki, ketika ziarah di makam Rasulullah SAW, sambil membaca lstirham ; dan dalam ruang makam, beliau melihat cahaya terang yang tidak tampak oleh orang lain. Al Imam Syamsuddin juga mengalami hal yang sama, saat membaca lstirham di masjid Mohammad Bolkiah, Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam : melihat cahaya yang sangat cemerlang sebesar kelereng, bergerak lamban di hadapannya selama beberapa detik.

    - Ra-yul'Ain :
    Melihat dengan mata-kepala. lni dialami oleh beberapa lstirhami. Ivan, kemenakan al Imam Nazief'Shiddik, sering 'dikunjungi' oleh Abi Bismillah, dalam keadaan sadar. Nasir,juga menyimpan kisah yang unik : setiap menjelang shalat, selalu saja nampak seseorang yang tidak dikenalnya, mengenakan sorban dan busana serba hitam. Baru beberapa pekan kemudian, atas petunjuk gurunya, Nasir singgah di Majelis Markazi lstirhami dan melihat gambar berukuran besar Abi Bismillah, Nasir terkejut dan berkeyakinan bahwa yang mendatanginya selama ini adalah Abi Bismillah. H. Asikin, menyimpan cerita yang lebih unik lagi. Suatu hari Jumat, menemui Abi Bismillah di





Turats

  • Jendela Sufi Istirhami

    Bismillahirrahmanirrahim
    Alhamdulillahi Rabbil Istirhaamiyyin
    Wash-shalutu wussalamu ‘ala sayyidina Muhammadin
    Sayyfdil anbiya-i wul mursalin
    Wu 'aIa alihi wa ash-hubihi wattabi'in
    Wuttabi'ittabi'in wa man tubiahum bi-ihsanin
    Ila yaumiddin

    Turats
    Jendela Sufi lstirhami
    adalah pandangan dan sikapanku
    dalam menggembalakan hati kaum lstirhami,
    kaum yang telah kutempatkan di tiap Iembar sarafku.
    Dengan dan bersama Turats ini diharapkan mereka dapat
    ikut campur dalam memberi warna sufistik kepada duniaa Sebab
    kita sadari bahwa kian hari semakin mahal nilai ketajaman mata hati
    untuk mampu melihat dunia sebagai batu loncatan kecil menuju akhirat,
    dan ketajaman itu hanya dapat tergali dari lembah sufisme yang teduh dan damai.
    Turats ini hanyalah salah satu jendela untuk melihat dunia itu, yang nyaris tidak dikenal
    lagi oleh masyarakat. Dan kaum lstirhami, dalam rentang waktu yang singkat, telah mulai
    menapakkan kakinya, mengayun langkah-langkah kecil dalam menata ulang pola banding
    masyarakat sekitarnya, tentang arti dan nilai kebendaan serta arti dan nilai kerohaniaan
    dengan mengacu pada serat-serat halus sufi lstirhami.
    Mari detakkan kembali jantung kehidupan para sufi
    dengan ketajaman matahati kita yang mulai tumpul;
    Semoga Allah SWT membimbing kaum ini menuju
    Ridha Nya untuk menemukan kembali rantai
    yang hilang, rantai kehidupan kaum sufi
    yang telah menduniakan kehidupan
    akhirat dan mengakhiratkan
    kehidupan dunia. Itulah
    jalan lurus yang tengah
    ditempuh oleh barisan
    kaum lstirhami di seluruh
    penjuru dunia, bersama cahaya
    rahmat Allah
    SWT

    Abi Bismillah Almischat Radjiun

  • Turats 1 s/d 9

    Bismillahirrahmanirrahim
    Bila lidah ingin menyebut
    dan hati ingin mengingat sebuah nama,
    maka sebut dan ingatlah Nama Sang Pengasih dan Penyayang
    [Turats : 1]

    Ketika hati terbakar
    kerinduan ingin memuji sesuatu, simpanlah rindumu
    dan pujilah Dia ; karena hanya Dialah Yang Maha Terpuji
    [Turats : 2]

    Bumi ini penuh dengan makhluk
    yang menjadikan dirinya atau dijadikan orang lain sebagai rabb,
    pengatur, penguasa bahkan sebagai tuhan ; namun Rabb yang dapat mengantar kita
    ke jalan kebenaran dan kedamaian hanyalah Rabbul ‘alamin,
    [Turats : 3]

    Janganlah mengharapkan
    kasih sayang yang tulus dan abadi dari siapapun
    harapkanlah dari Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
    [Turats :4]

    Dunia melahirkan begitu banyak raja;
    namun kerajaan mereka dibatasi oleh kematian.
    dan hanya Allah SWT sajalah Raja Abadi, di dunia maupun di akhirat.
    Dialah yang membatasi kekuasaan para raja dunia, sementara
    Kekuasaan Nya tidak terbatasi oleh raja manapun.
    [Turats : 5]

    Beribadah ialah
    Menempatkan diri seutuhnya dan merendahkan diri
    serendahnya sebagai seorang hamba di hadapan Tuhan
    maka tidaklah mungkin seorang hamba
    mempertuhankan makhluk selain
    Tuhan yang sesungguhnya :
    Allah SWT.
    [Turats : 6]

    Sesungguhnya
    manusia selalu terjebak perasaan takut,
    baik menghadapi yang tampak maupun yang tersembunyi,
    maka dalam mengatasi ketakutan itu,
    tidak ada tempat berlindung
    dan tidak akan pernah ada pelindung yang sejati
    kecuali Allah SWT.
    [Turats : 7]

    Shirathal Mustaqim
    adalah jalan Iurus kehidupan manusia
    di dunia maupun di akhirat. Tidak seorang makhluk pun
    yang dapat menciptakan jalan Iurus dan tidak ada seorang makhluk pun
    yang mampu meluruskan jalan kehidupan seseorang. Petunjuk untuk
    menuju jalan yang Iurus hanya ada dalam genggaman
    kekuasaan Allah SWT; maka mintalah kepada Nya
    dan Dia akan memberimu.
    [Turats : 8]

    Minta dan raihlah
    dua hal utama dari Allah SWT:
    jalan Iurus yang penuh kenikmatan
    dan terhindar dari kemurkaan serta kesesatan. Amin
    [Turats : 9]

  • Turats 10 s/d 18

    Muhammad Rasulullah SAW
    ketaatannya kepada Allah SWT tak tersamakan siapapun
    kecintaannya kepada keluarga tak tersamakan siapapun
    sopan bersikap dan santun bertuturnya tak tersamakan siapapun
    keteladanannya terhadap ummat telah mengundang cinta-kasih siapapun
    maka tak akan pernah kususun bait-bait indah dan kerinduan untuk siapapun
    kecuali lstirham, sanjungan terindahku dan getar rinduku buatnya:
    Muhammad Rasulullah SAW.
    [Turats : 10]

    Di bawah kedua telapak kaki orang tua,
    tersembunyi sorga dan neraka ; maka melalui telapak kaki merekalah
    anak-anak akan mengikuti jejaknya menuju pilihan : sorga atau neraka,
    Beri mereka kesempatan untuk memilih serta memperoleh
    yang terbaik untuk mengais rahmat Allah SWT
    Dan jalan menuju arah itu adalah lstirham
    [Turats : 11]

    Kulatih kesabaran dengan 3 cara:
    Mencukur habis rambut kepalaku dengan tanganku sendiri, bertasbih 33 kali
    pada setiap sujud akhir shalat sunnah dan tertawa menghadapi musibah.
    [Turats: 12]

    Orang tua yang alim
    adalah mereka yang memberi pelajaran pertama
    kepada anak-anaknya untuk shalat, berkata yang baik dan jujur
    serta memilihkan teman bermain yang seakidah; sementara orang tua
    yang membiarkan anak-anaknya melalaikan shalat dan berkata-kata
    serta bergaul sesukanya, adalah orang tua yang lalim.
    Ketahuilah bahwa kebaikan yang ditanamkan orang tua
    kepada anak-anaknya sejak dini,
    akan membuahkan ketenangan dunia-akhirat;
    sebaliknya, dengan membiarkan anak-anaknya
    berjalan sesuka hati mereka,
    bersiaplah untuk tersiksa seumur hidup
    dan disiksa sesudah mati
    [Turats 13]

    Anak-anak
    akan berdosa
    atas kesalahan mereka saat
    menentang keinginan baik orang tua;
    tapi orang tua akan berdosa besar
    bila berkeinginan buruk atas anak-anaknya.
    Sesungguhnya banyak orang tua yang salah
    memahami keinginan anak-anaknya.
    Dan tidak sedikit anak-anak
    yang benar-benar tidak memahami keinginan baik orang tuanya.
    Maka agar terhindar dari perseteruan yang tidak berkesudahan
    antara orang tua dengan anak-anak mereka,
    samakanlah pandangan hidupnya : berhukum kepada al Quran,
    berakhlak kepada as Sunnah dan berjihad untuk menuntun hawa nafsu
    ke arah yang benar. Dan Turats adalah jembatan keduanya.
    Turats: 14]

    Anak-anak
    bagaikan pemburu
    di belantara kehidupannya.
    Mereka bersembunyi, mengintai,
    Mengendap-endap dan mengarahkan laras
    senapannya ke sasaran bidik masa depannya sendiri.
    Di antara mereka ada yang dengan mudah menjinakkan buruannya
    tapi juga tidak sedikit yang justru terluka diterkam oleh kebuasan
    hewan-hewan hutan pikiran dan perasaannya sendiri.
    Perlihatkan kepada mereka peta belantara kehidupannya sejak dini
    Tunjukkan kepada mereka liku-liku jalannya
    ketika memasuki masa remaja.
    Dan saat menginjak usia dewasa, bekali mereka
    Kitabullah,
    Sunnah Rasulillah dan Turats Abi Bismillah
    sebab saat mereka berhasil
    menangkap buruannya, mungkin mereka bisa tertawa sendiri-sendiri
    Namun kalau mereka gagal atau diterkam buruannya,
    maka pasti, kita akan menangis bersama.
    [Turats 15]

    Warisan terbesar dan terbaik
    yang dapat diberikan orang tua kepada
    anak-anaknya ialah mengenal Allah SWT,
    mengenal Rasulullah SAW serta mengenal Jihad.
    Dan orang tua yang tidak mengenalkan
    ketiga hal di atas berarti telah membuka 3 pintu
    kemiskinan bagi darah dagingnya sendiri di kemudian hari:
    Kemiskinan Qurani, karena mereka
    tidak mengenal kekayaan rahmat Nya
    Kemiskinan Sunni, karena mereka
    tidak tersentuh akhlak mulia
    Kemiskinan Jihadi, karena mereka
    tidak didorong untuk bekerja keras
    menjinakkan dunia. Dan mereka
    yang miskin hanya akan
    dijinakkan dan menjadi
    korban dunia.
    [Turats: 16]

    Ulama adalah laut berbajik
    Umara adalah muara berbijak
    Ummat adalah ladang keduanya berpijak.
    Jangan pernah ulama 'berbijak' supaya ummat terbujuk dan
    jangan pernah umara 'berbajik' supaya ummat terbajak.
    Karena apabila mereka telah bertukar busana maka
    itu hanya akan membiarkan ummat terinjak.
    Ketahuilah wahai kaum Istirhami
    Kemuliaan ulama dan kemulian umara
    bukan disebabkan oleh lidah manis
    dan ketajaman matapena mereka
    Tapi kemuliaan keduanya hanya bergantung pada
    selembar tipis kemuliaan yang tersimpan di hati ummat.
    [Turats 17]

    Kenalilah suatu kebaikan atau keburukan
    dengan al Quran,
    karena kalian tidak akan tertipu olehnya.
    Mendekat atau menjauhlah dari keduanya
    dengan al Quran,
    agar tidak ditipu oleh para pembacanya
    namun akhlak mereka berseberangan dengan al Quran
    [Turats 18]

  • Turats 19 s/d 27

    Larikanlah hartamu kemana saja atau datangkanlah kekayaanmu
    dari manapun, ia tetap akan menyempitkan dadamu ; karena datang dan perginya dari
    bumi ke bumi. Coba hadirkan kekayaanmu atau enyahkan hartamu dari langit ke langit,
    maka akan lapanglah dadamu. Hai orang-orang yang menyimpan cahaya keimanan,
    keislaman dan keistirhaman, ketahuilah bahwa ruang-ruang besar
    yang diciptakan manusia di bumi ini masih terlalu sempit
    untuk menyimpan sepotong bintang kecil dari langit.
    [Turats: 19]

    Sampaikan tiga hal kepada para Istirhamiat:
    1. Menjaga kesehatan, keselamatan dan nama baik keluarga
    2. Memberi dorongan kepada anak dan suami agar mencapai tujuan dengan benar
    3. Menjaga amanat yang dipikulkan kepadanya.
    Perintahkan tiga hal kepada anak-anak kita :
    1. Menegakkan shalat
    2. Bergaul secara Islami
    3. Membiasakan bersedekah
    Sembunyikan tiga hal dari para tetangga kita :
    1. Keluhan yang bersifat pribadi
    2. Kekurangan material yang mengesankan kehinaan
    3. Kelemahan dalam beribadah
    [Turats: 20]

    Jadikanlah bunga-bunga dunia
    dan segala kemanisannya sebagai keperluan,
    dan jadikanlah benih-benih akhirat dan segala kepahitannya sebagai kebutuhan.
    Tanpa keharuman bunga-bunga duniawi, kita masih menyimpan kehidupan manis di
    akhirat. Tapi tanpa benih-benih ukhrawi, manusia tak ubahnya bagai sebatang kayu yang
    tidak dibutuhkan siapapun. Hai kaum yang hati dan lidah kalian selalu dibasahi
    kerinduan meraih rahmat Allah SWT Kemanisan yang kalian inginkan
    dari dunia ini dapat diperoleh kelak di akherat; namun sedetik saja
    kalian terjauh dari rahmatNya, maka bersiaplah untuk hidup
    pahit di dunia dan di akherat.
    [Turats : 21)

    Bila hati
    mulai tergoda
    untuk mengagumi mahluk,
    segeralah Istirham, memohon rahmat Allah SWT
    agar kekaguman itu berubah menjadi keteduhan
    yang dapat lebih menguatkan
    keimanan kepada Nya.
    Demi Allah, sesungguhnya
    tidak ada keindahan
    yang terlihat dan terdengar
    kecuali sebatas kelopak mata dan selaput telinga
    tidak ada kelezatan yang tercicipi dan tersentuh kecuali
    sebatas lembutnya lidah dan tipisnya kulit. Dan ingatlah: kelak,
    Allah SWT hanya akan menerima kedatangan siapapun
    di kerajaan Nya, dengan hati yang salim, terbebas dari segala
    tanggungan duniawi. Periksa mulai sekarang, adakah di antara harta kita
    terselip milik kaum mustahiq. Bebaskan hatimu dari jeratannya.
    [Turats 22]

    Rahmat
    Allah SWT
    adalah segala bentuk kebaikan
    untuk semua makhluk
    mulai makhluk yang terkecil
    sampai sebentuk alam semesta
    yang tidak terkirakan luasnya.
    Hai kaum Istirhami di seluruh dunia:
    Janganlah bumi dan segala isinya ini
    kalian jadikan rebutan
    hingga melukai keimanan
    janganlah meminta sesuatu
    yang tidak akan membawamu kepada
    kebahagiaan akhirat.
    Janganlah mata, telinga, lidah, tangan dan kaki
    diberi kesempatan untuk membimbing kalian ke jalan
    yang mengundang murka Allah SWT.
    Perhatikanlah: hati kalian adalah tabir halus
    yang dapat dilintasi cahaya Allah SWT
    Dari cahaya itu, kalian dapat terangi dunia,
    dan jangan pernah bangga
    dipermainkan oleh kemilau
    cahaya duniawi
    [Turats : 23]

    Para Imam Istirham
    bagaikan pohon besar yang rindang
    dan berbuah Istirhami yang ranum untuk dibagikan kepada
    kaumnya. Di setiap buah itu terdapat sembilan bij, dan tiap bijinya
    mengandung sepuluh kebaikan. Maka berbahagialah para Imam itu,
    mereka tidak pernah terputus memetik berjuta kebaikan
    sampai hari kiamat, kelak, Insya Allah.
    [Turats: 24]

    Shalawat adalah pohon rahmat
    dan Istirham adalah buahnya.
    Nikmatilah manisnya, tebarkanlah hikamnya
    sampai akhir hayat, kelak, di akhirat,
    insya Allah kita dipertemukan
    oleh Allah SWT kepada kekasih Nya,
    Muhammad SAW
    yang kita sebut namanya siang-malam
    dengan penuh kecintaan dan
    kerinduan
    [Turats: 25]

    Aku berwasiat
    kepada segenap kaum Istirhami
    agar berpegang teguh pada pendawaman Istirham;
    karena mendawam Istirham
    sama dengan mendawam
    perintah al Quran untuk bershalawat
    kepada Rasulullah SAW
    dan turut dalam menebarkan
    serta mengawal rahmat Allah SWT
    ke seluruh alam semesta.
    Berbahagialah kaumku yang berada
    di tengah derasnya arus rahmat Nya.
    Berbahagialah kaumku
    yang dihangatkan oleh rahmat Nya
    Berbahagialah kaumku
    yang menerangi dan diterangi
    oleh cahaya keabadian rahmat Nya
    Berbahagialah kaumku
    yang berkesempatan mengawal rahmat Nya
    sampai berakhirhya umur dunia
    dan bermulanya umur akhirat.
    [Turats: 26]

    Aku
    menyatakan
    kesaksian bahwa
    sepanjang hayatku berjuang
    untuk membesarkan Istirham; bekerja siang-malam
    untuk kebesaran kaum Istirhami dan dari waktu ke waktu selalu
    berdoa agar kelak, di akherat dapat membawa kaum ini menghadap
    baginda Rasulullah SAW dan memperdengarkan
    alunan Istirhamiah di hadapan beliau.
    Kubayangkan kemuliaan senyumnya.
    [Turats : 27]

  • Turats 28 s/d 36

    Sesekali
    Aku kuatkan husnuzzhann,
    berprasangka baik bahwa kelak,
    di akhirat, aku akan memimpin
    berjuta kaum Istirhami
    menghadap Rasulullah SAW,
    dengan mengenakan busana warna hitam.
    Dan aku akan mengatakan:
    Wahai baginda Rasulullah SAW,
    kekasih Allah SWT
    dan penghulu kami;
    aku bersama ummatmu,
    kaum Istirhami,
    kaum yang lidah dan hatinya
    tidak pernah kering dari menyapamu
    dalam kebaikan.
    Sapalah kami
    dalam kebaikan dan rahmat Allah SWT
    yang engkau tebarkan
    untuk seluruh alam
    [Turats: 28]

    Yakinlah
    bahwa pada
    sembilan kalimat arrahimiah
    dan sembilan puluh sembilan kalimat al 'Uzhma
    terdapat kandungan hikam yang tidak tampak oleh mata,
    tidak tercium oleh hidung, tidak terdengar oleh telinga,
    tidak terbilang oleh lidah, tidak teraba oleh tangan
    dan tidak tertapaki oleh langkah
    perjalanan seorang istirhami
    sepanjang hayatnya.
    Kesembilan kalimat itu
    milik Allah SWT.
    Dialah
    yang akan memperlihatkan
    kandungan hikam itu
    kepada kaum Istirhami
    di saat yang paling tepat
    karena kaum ini
    adalah ahli
    waris
    Nya
    [Turats: 29]

    Mengajarkan
    dan mengamalkan Istirham
    serta menganjurkan untuk diamalkan ajarannya,
    sama seperti menanam pohon besar yang berbuah sarat:
    dalam setiap buah terdapat sembilan biji yang subur,
    dan pada tiap bijinya terkandung sepuluh rahmat.
    Setiap kali buah-buah itu dimakan oleh seorang Istirhami,
    maka biji-bijinya akan tertanam dan tumbuh manjadi pohon,
    berkembang dan berbuah lagi.
    Dan demi Zat yang jiwaku
    dalam genggaman Nya,
    aku bersaksi
    bahwa shalawat ini
    menyimpan roh kebaikan
    yang abadi di sisi
    Allah SWT
    [Turats : 30]

    Suatu hari nanti
    akan ditemukan anak-anak kecil
    bermain sambil melantunkan Istirham;
    mereka tidak tahu arti dan kandungan hikamnya,
    mereka tidak pernah bertemu Abi Bismillah dan para sahabatnya ;
    mereka adalah generasi yang tumbuh di tengah kebesaran Istirham.
    Maka bila hari ini kita siapkan 'rempah-rempah' Istirhami untuk mereka
    dengan hati yang tulus maka kelak
    mereka akan menyajikan
    masakan lezat untuk kita.
    [Turats : 31]

    Istirham
    tidak dibesarkan
    oleh para pembesar
    atau oleh para hartawan
    dan tidak akan besar
    hanya karena dibesar-besarkan
    atau digelimangi kekayaan
    sebab Istirham hanya akan
    besar dan kaya
    oleh 'campur tangan'
    Zat Yang Maha Besar
    Lagi Maha Kaya
    [Turats : 32]

    Apabila Islam
    Bagaikan sebuah lstana megah,
    Maka Istirham
    adalah salah satu hiasan
    yang terpajang di dinding kebesarannya.
    Berbahagialah kaum Istirhami
    mereka mendapat kehormatan mengawal hiasan
    di salah satu sudut lstana
    yang dibangun oleh firman-firman Allah SWT.
    [Turats :33]

    Istirham ditegakkan oleh 9 hal:
    Tawashshul, al Istirhamiah arrahimiah,
    al Istirhamiah al'Udzhma, Doa Istirhami, Turats,
    A-imah dan Imamah Istirhamiah, Tabligh Istirhami,
    Ihya-ussunnah dan Tadarrus al Quran.
    [Turats :34]

    Wasiat
    kepada anak-cucu
    yang pendek kalimatnya
    namun panjang hikamnya adalah Istirham.
    Maka kenalkanlah shalawat rahmah ini, tanamkanlah
    ajaran marhamah nya kepada mereka sejak usia dini.
    Dengan marhamah, mereka tidak hanya dapat memberi
    kasih-sayang kepada mahluk di bumi tapi juga memperoleh kasih
    dari Yang Maha Pengasih dan mendapat sayang dari Yang Maha Penyayang
    di langit.
    [Turats :35]

    Aku, para Imam dan kaum Istirhami di seluruh bumi Allah SWT,
    bagaikan tubuh seutuhnya ; duka mereka adalah dukaku dan kebahaglan mereka adalah
    rahmat yang dapat kuhirup sepanjang hidup.
    [Turats :36]

  • Turats 37 s/d 45

    Ketika shalat shubuh
    bersama kaum Istirhami di Majelis Markazi,
    aku berdoa dengan kedua telapak menghadap ke langit untuk membaca qunut.
    Seketika itu aku terbayang perintah Allah SWT dalam surat al Ahzab 56
    agar segenap kaum mukmin bershalawat kepada Nabi
    maka kuucapkan Istirham di akhir qunut
    dengan suara terbata~bata dan linangan air mata yang tak terbendung.
    Aku bersumpah : Demi Allah, aku 'merasa' ayat itu sebagai perintah
    yang ditujukan kepadaku dan segenap kaum Istirhami.
    Dan kita telah tunaikan perintah itu.
    [Turats : 37]

    Jadilah Imam,
    Sebarkanlah Istirham,
    hangatkan rumahmu dengannya siang-malam,
    maka hidup akan tentram.
    [Turats : 38]

    Hati dan pikiranku
    telah terikat erat oleh kaum Istirhami
    yang selalu mendoakanku dan selalu kudoakan mereka.
    Aku senantiasa ingin bersama mereka dalam kelapangan atau kesempitan.
    Sesekali kudekati mereka dari kejauhan atau kujauhi mereka dari kedekatan
    Mata dan hati mereka telah membangun ketajaman matahatiku.
    Kudengar kebaikan dari mereka dan mereka dengar kebaikan dariku.
    Kubawakan setitik api Istirhami untuk menghangatkan kehidupan mereka.
    Dan mereka tebarkan cahaya marhamah sepanjang jalan hidupku.
    [Turats : 39]

    Keluasan hati seorang Istirhami
    diukur dengan anggapan : sekecil apa dunia ini
    dan segala persoalan yang menghiasinya;
    sebaliknya, kesempitan hati mereka
    ditandai dengan anggapan:
    sebesar apa dunia ini
    dan segala persoalan
    yang menghiasinya.
    [Turats : 40]

    Tiga
    Indera utama dan pertama
    yang Allah SWT perlengkapi pada seseorang
    ketika berada di alam rahim :
    as Sami'' [pendengaran], al Abshar [penglihatan]
    dan al Af-idah [matahati] ;
    ketiga indera itu menempati baris terdepan
    untuk menegakkan atau justru tumbang
    dalam membangun nilai-nilai kehidupan.
    Dan Istirham, Insya Allah cukup handal
    sebagai pagarnya.
    [Turats :41]

    Ketika aku sedang rehat di serambi
    masjid Raudhatul Jannah, Rawa Buaya, Cengkareng,
    Jakarta Barat, didampingi dua santri dari Australia : Phillip Ilmenstein dan Ashley,
    Tiba-tiba mereka berdua merundukkan kepala berkali-kali sambil menutupi mata. Karena
    hal itu dilakukan berulang-ulang, kutanyai mereka. Jawabannya : mereka melihat
    cahaya yang teramat terang melingkari kepalaku sehingga mata mereka tidak kuat
    menatapnya. Demi Allah yang jiwa-ragaku dalam genggaman Nya,
    Dia SWT telah menganugerahkan sesuatu yang tak pantas kusebut.
    [Turats : 42]

    Sembilan hari tanpa makan,
    seseorang masih dapat bertahan hidup.
    Sembilan jam tanpa minum,
    Seseorang sungguh-sunguh masih hidup.
    Sembilan menit tanpa udara,
    seseorang sudah berada di jendela kematian.
    Sembilan detik tanpa roh,
    seseorang sunguh-sungguh sudah mati.
    Perhatikanlah :
    makan dan minum
    adalah rizki yang dapat dicari,
    sedangkan udara dan roh
    adalah rahmat yang diberi,
    maka dahulukanlah memelihara
    dan mensyukuri
    dua pemberian yang terakhir
    dari pada memohon
    dan menikmati pencarian
    dua yang pertama
    [Turats : 43]

    Keberhasilan seorang Istiharmi
    tidak disebabkan oleh kelincahan tangannya.
    Kegagalan mereka bukan dikarenakan tergelincir kakinya.
    Kaum ini menganggap keberhasilan dan kegagalan hanya
    sebagai pergeseran rahmat dari depan
    ke belakang atau sebaliknya.
    [Turats :44]

    Kekayaan dan kemiskinan
    dalam pandangan dan sikapan seorang Istirhami
    tidak dengan menggunakan tolok ukur keberhasilan atau kegagalan
    mereka paham bahwa dunia tidak hanya 'akrab'
    dengan keberhasilan kaum kaya
    atau kegagalan kaum miskin, tapi juga 'bersahabat'
    dengan keberhasilan kaum miskin
    dan kegagalan kaum kaya;
    dan seorang Istirhami hanya mendengar
    dan melihat kekayaan,
    kemiskinan, keberhasilan serta kegagalan
    dengan menggunakan fuad,
    matahati yang paling jernih.
    [Turats :45]

  • Turats 46 s/d 54

    Bila
    kehilangan sesuatu
    yang dijaga
    dan tidak menemukan
    sesuatu yang dicari
    berhentilah melakukan pekerjaan sia-sia itu,
    sebab ada dan tiadanya sesuatu,
    hanya tergantung pada pengakuan atau penyangkalan fuad.
    Karena ketika matahati dapat melihat dan mendengar
    dengan jernih, maka bertambah atau berkurangnya
    kepemilikan akan terdengar sama baiknya ; namun
    saat matahati mulai melihat dan mendengar dengan
    keruh, maka pertambahan atau pengurangan
    kepemilikan harta akan terlihat sama buruknya,
    Ketahuilah : redup-jernihnya matahati seseorang
    sangat tergantung pada redup-jernihnya
    rahmat Allah SWT di dalam dada.
    Rawatlah kejernihan rahmat Nya
    dengan Istirham.
    [Turats :46]

    Sepandai-pandainya orang pandai,
    ialah mereka yang membuat orang bodoh
    menjadi pandai ; dan sebodoh-bodohnya orang bodoh,
    ialah mereka yang membuat orang pandai menjadi bodoh.
    Ketahuilah : memperpandai orang bodoh
    adalah ibadah, dan amat dimuliakan Yang
    di langit. Sedangkan memperbodoh orang
    pandai adalah musibah. Yang di bumipun
    menghinakannya.
    [Turats :47]

    Satu
    baris Istirham
    yang diajarkan
    kepada seseorang dengan ikhlas,
    bagaikan bersedekah sebutir gabah
    yang dapat menumbuhkan
    hamparan sawah
    sejauh mata memandang;
    jadikanlah Istirham
    sebagai sedekah
    thulalhayat [sepanjang hidup]
    yang akan dipanen
    ba’dalmamat [sesudah mati]
    [Turats :48]

    Aku
    tidak akan
    lelah berdoa untuk para Imam,
    agar dari tangan mereka
    terus berlahiran kaum Istirhami
    yang dapat ‘menghitamkan' bumi
    dengan busananya
    dan 'memutihkan' langit
    dengan shalawat mereka.
    [Turats :49]

    Adalah kedustaan besar,
    bila di antara kaum Istirhami
    mempercayai mimpi tentang sikapan,
    ucapan dan perbuatanku sampai mereka
    menyatakan kesaksian bahwa hati dan lidah mereka
    selalu dibasahi oleh Istirham di setiap kesempatan.
    Karena ketahuilah bahwa aku adalah manusia biasa seperti mereka,
    yang ucapan, perbuatan dan sikapanku dapat diserupai oleh jin
    atau iblis. Hanya saja Allah SWT menyisihkan rahmat Nya
    untukku, sehingga aku dipilih Nya menjadi Imam
    di antara kaumku, dan aku diberi sesuatu
    yang tidak diberikan kepada banyak
    mahlukNya di dunia ini.
    [Turats : 50]

    Kecantikan
    seorang Istirhamiat
    tidak karena sentuhan kosmetika
    yang menutupi hampir seluruh permukaan wajahnya,
    atau busana yang mengurung keindahan tubuhnya
    tapi dia cantik oleh cahaya kemuliaannya sendiri;
    dia dimuliakan oleh ribuan doa kaum Istirhamiat
    yang tidak dikenalnya dan
    tidak mengenalnya
    samasekali
    [Turats :51]

    Sikap mulia
    seorang Istirhami-Istirhamiat ialah
    apabila dia membacakan Doa Istirhami
    ditujukan untuk sesama Istirhami-Istirhamiat,
    tanpa diketahui atau memberitahu siapapun.
    Akhlak mulia itu sesuai dengan sabda Rasulullah SAW
    dalam Hadist Qudsi bahwa derajat mulia seseorang di sisi Allah SWT
    ialah ketika terbiasa bersedekah melalui tangan kanan,
    tanpa diketahui tangn kirinya.
    [Turats :52]

    Aku
    tidak pernah
    melihat kecantikan
    seorang Istirhamiat
    dan ketampanan seorang Istirhami
    kecuali ketika mereka mengenakan busana
    berwarna hitam, warna kesukaanku dan disukai
    oleh zaman, sebagai warna keabadian. Perhatikanlah Baitullah,
    HajarAswad, dinding maupun Kiswah yang menyelimutinya,
    berwarna hitam, tak akan terubah warnanya oleh siapapun sampai hari kiamat
    [Turats :53]

    Tiga hal yang paling memungkinkan
    terbukanya jendela rahmat Allah SWT bagi seorang Istirhami-Istirhamiat:
    1. Taat kepada Allah SWT dengan membaca al Quran
    di setiap kesempatan,
    sedikitnya membaca surat al Ikhlash 3 kali.
    2. Taat kepada Rasulullah SAW dengan menghidupkan as Sunnah
    di setiap kesempatan,
    seringannya berakhlak mulia di tengah keluarga.
    3. Taat kepada Imam dengan menyebarkan Turats
    di setiap kesempatan,
    setidaknya dengan membaca Istirham.
    [Turats :54]

  • Turats 55 s/d 63

    Tiga tanda-tanda
    kemuliaan seorang Istirhamiat:
    1. Mengenakan jilbab berwarna hitam.
    2. Tidak melukai perasaan sesama Istirhamiat
    3. Mengajarkan Turats kepada muslimah yang dikenalnya
    dan mengamalkannya bersama mereka.
    [Turats : 55]

    Apabila seorang Istirhami
    mendapat rizki yang tidak diduga-duga,
    sementara hatinya diselimuti keraguan antara fitnah
    atau rahmah atas rizki itu, maka segeralah berwudhu, shalat dua rakaat
    dan bacalah Istirhamiah arrahimiah ; bila keraguan itu masih kuat, bacalah
    al'Uzhmu ; dan apabila masih gundah, maka tempatkanlah rizki itu sebagai fitnah.
    Sedekahkanlah dalam jumlah tidak terbatas, sampai hati menjadi tenang. Ketahuilah,
    bahwa fitnah akan membalikkan suasana hati dari tenang menjadi gelisah sedangkan
    rahmah membalikkan suasana hati dari gelisah menjadi tenang.
    [Turats : 56]

    Nilai luhur seorang
    istirhami ialah membaca
    arrahimiah atau al'Uzhmu
    semata-mata karena Allah SWT,
    dengan tidak mengharapkan apapun,
    meski amalan itu dibaca pada saat kita berhajat kepada Nya.
    Yakinlah bahwa Allah SWT Maha Mengetahui tentang
    dua perkara secara pasti: Sirrakum
    [rahasia hati kalian], dan jahrakum
    [Kenyataan hidup kalian}.
    [Turats : 57]

    Shalatmu
    tidak sebaik dan tidak sesempurna shalat Rasulullah SAW
    Shaummu
    tidak sebaik dan tidak sesempurna shaum Rasulullah SAW
    Sedekahmu
    tidak sebaik dan tidak sesempurna sedekah Rasulullah SAW
    Hajimu
    tidak sebaik dan tidak sesempurna ibadah haji Rasulullah SAW
    Kuingatkan: perbaikilah dan sempurnakanlah Istirhammu,
    bangkitkanlah gairah untuk hanya mendamba rahmat Allah SWT.
    Karena di akherat kelak, api neraka akan menyala atau padam
    dan gerbang sorga akan terbuka atau tertutup, hanya oleh
    rahmat Nya. Hai kaumku, telah sampai khabar kepada kalian
    bahwa hanya dengan rahmat Allah SWT sajalah kalian akan diantar
    memasuki gerbang Kemaharajaan Nya. Dan itu pasti.
    [Turats : 58]

    Aku bukanlah orang yang paling taqwa
    di antara kaum Istirhami. Akujuga bukan
    orang yang paling utama dalam barisan kaum ini dan
    Allah SWT tidak melebihkan aku dari mereka, hanya karena
    kususun arrahimiah dan al'Uzhma; kecuali aku selalu berkeinginan
    agar ketaqwaan, keutamaan dan kebaikan selalu menghiasi
    segenap perilaku kaumku, kaum istirham di seluruh dunia.
    Hai kaum yang hati kalian kusembunyikan dalam
    pikiranku dan pikiran kalian kuselipkan dalam hatiku,
    ingatkanlah diriku untuk berteguh hati memelihara ketaqwaan,
    ingatkanlah diriku untuk lebih mengutamakan kaumku dari diri dan
    keluargaku dan ingatkanlah diriku untuk selalu berkata dan berbuat ihsan,
    karena dengan perkataan atau perbuatan seperti itu, aku menguatkan diri untuk
    beribadah seakan-akan melihat Zat Allah SWT,
    namun kalaupun tidak sanggup kulihat Zat Nya
    maka dengan ihsan itu, dapat kuimani bahwa
    Dia melihatku,
    [Turats : 59]

    Sebarkanlah
    Turats ke kiri-kananmu,
    bimbinglah mereka untuk memahami warisanku ini,
    dengan bijak, ikhlas dan penuh kesabaran.
    Ajaklah mereka kejalan istirhami, jalan yang akan mengantar seseorang
    kepada pemahaman sufi dalam betuk yang indah dan teduh.
    [Turats : 60]

    Suatu hari di Majelis, saya merasa lapar sekali, karena sepanjang hari menerima tamu
    yang hampir tidak putus. Dan keadaan saya diketahui oleh ananda Koey bin Siraj. Lalu
    dia menghidangkan makanan di hadapan saya. Seketika itu, datang seorang sahabat
    yang kelihatan sangat letih, Ternyata sahabat itu belum makan siang, padahal
    waktu sudah mendekati maghrib. Maka ketika ditawari makan,
    tanpa basa-basi lagi hidangan itu disantapnya habis tak
    bersisa. Saya tetap menyembunyikan rahasia kecil itu.
    sampai
    sekitar
    pukul
    00.00
    hadir
    tamu
    membawa makanan lezat dan
    kami semua makan bersama.
    Sahabat itu meninggalkan
    Majelis tengah malam,
    Tanpa mengetahui keadaan yang sesungguhnya. Dalam hal seperti itu,
    saya tidak merasa bersedekah sepiring nasi, tapi lebih merasa bersedekah
    dengan merahasiakan keadaan yang sebenarnya.
    [Turats : 61]

    Sebaik-baiknya seorang
    Istirhamiat ialah bila telah bersuami
    maka dia akan menjadi seorang isteri yang bertutur sopan,
    bertingkah santun dan menjaga amanat yang dipercayakan suaminya;
    dan apabila masih menjadi tanggungan orang tua, maka dia akan menjadi qurrota'ain,
    berperangai indah dipandang mata. Camkan:
    keindahan perangai seseorang hanya bisa diperoleh
    dari nilai-nilai lslami-Istirhami
    [Turats :62]

    Setiap kali membaca Istirham
    pada malam Jumat, ruang Majelisku penuh sesak,
    Dalam kegelapan itu, beberapa Istirhami-Istirhamiat
    melihat cahaya bagai
    kilat memasuki ruang
    tempat aku dan para sahabatku duduk bersimpuh. Ada juga di
    antara mereka yang melihat bayang-bayang hitam tinggi besar, duduk
    berhimpitan di sebelah kiri-kananku. Kepada mereka aku uraikan bahwa itu
    sebabnya apabila usai shalat, kita mengucap 'salam' ke kanan lalu ke kiri; karena
    memang kita tidak pernah sendirian dalam kebaikan atau keburukan, di manapun
    berada.
    [Turats :63]

  • Turats 64 s/d 72

    Kemuliaan atau kehinaan
    tidak ditentukan oleh kelebihan atau
    kekurangan harta. Ada yang dimuliakan
    karena kekayaannya, ada juga yang dihinakan
    karenanya. Ada yang dimuliakan karena kemiskinannya, ada juga yang dihinakan
    karenanya. Waspadalah : kemuliaan tidak lebih mulia dari kehinaan, selama kemuliaan
    itu dicapai dengan cara terhina ; dan ‘kehinaan' tidak lebih hina dari kemuliaan selama
    'kehinaan' itu ditempuh dengan cara termulia. Ketahuilah bahwa kemuliaan atau
    kemiskinan dapat terukur melalui ruang kecil
    dalam hati yaitu : fuad; karenafuad
    yang cerah akan menempatkan
    seseorang pada derajat
    kemuliaan, baik kaya
    maupun miskin,
    sementara fuad yang redup akan menempatkan
    seseorang pada derajat kehinaan, baik kaya
    maupun miskin. Maka harapkanlah
    untuk termuliakan dan terkayakan
    hanya karena ruang kecil itu
    telah tercerahkan oleh
    kandungan ke 7
    al Istirhamiah
    ar Rahimiah :
    Alluhumma
    Nawwir
    Warham
    [Turats :64]

    Puncak dari perasaan takut
    adalah kematian. Padahal:
    mereka yang lari mendekat pada kematian, akan mati.
    Mereka yang lari menjauh dari kematian, akan mati.
    Mereka yang meragukan kematian, akan mati.
    Mereka yang meyakinkan kematian, akan mati.
    Aku, para Imam dan seluruh kaum Istirhami akan mati,
    baik dengan cara mendekatkan, menjauhkan, meragukan atau meyakinkannya.
    Kematian adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan dan
    kematian adalah jarak terdekat untuk dapat memahami
    perbedaan antara ketuhanan dan kehambaan.
    Ucapkan 'selamat datang‘ pada kematian,
    kapanpun waktunya Iidah menyuarakan
    ucapan itu, bersama rahmat Allah SWT.
    [Turats : 65]

    Saya berwasiat
    kepada kaum Istirhami agar
    ketika berada dihari-hari nahar:
    Jadikanlah hari-hari itu untuk membangun semangat berkorban.
    Bagi yang mampu, sembelihlah hewan korban yang baik,
    Bagi yang belum mampu, sembelihlah seekor ayam atau sekedar
    membagi-bagikan telurnya,
    sebagai sedekah dan berbagi kebahagiaan
    kepada kaum dhuafa terdekat.
    Ketahuilah bahwa bersedekah di hari berkorban, merupakan doa
    agar dapat menyembelih hewan korban yang sesungguhnya,
    di tahun-tahun mendatang.
    [Turats : 66]

    Aku
    memahami
    sebuah musibah
    dari dua sisi : pertama,
    bila musibah itu disebabkan
    oleh kesalahanku, maka musibah
    yang kutanggung merupakan teguran
    dari langit agar aku lebih berhati-hati menghindari
    musibah di akhirat kelak. Kedua, bila musibah itu terjadi
    tanpa diawali oleh kesalahanku, maka hal itu kuyakini bahwa
    Allah SWT berkehendak untuk memberi sesuatu yang lebih baik. Kuingatkan
    kaum Istirhami agar tidak melihat suatu musibah sebagai ‘siksaan' tapi jadikanlah
    untuk mengukur kejauhan atau kedekatan jiwa kita dari rahmat Allah SWT.
    [Turats : 67]

    Aku dawamkan membaca al Quran,
    langsung sehabis shalat fardhu dengan bacaan tartil
    kecuali pada malam Jumat sampai hari Jumat petang. Aku lazim
    membaca surat-surat : Yasin, al Kahfi, al Mulk, al Waqi'ah dan
    ar Rahman. Bila tidak membaca Al Quran seharian, aku khawatir di akhirat,
    ada hari-hari gelap dan sepi yang menakutkan, tanpa ditemani cahaya dan kehangatan
    Kitab suci itu. Ketahuilah bahwa satu hari akhirat, sama dengan seribu tahun di dunia;
    dan aku tidak pernah berandai-andai untuk berani menghadapi kegelapan dan kesunyian
    di akhirat kelak, walau cuma sehari saja.
    Karenanya aku berusaha sekuat tenaga
    untuk hidup-mati bersama al Quran
    sebagai muara rahmat
    dunia dan akhirat
    [Turats :68]

    97.5 %
    dari waktu, tenaga,
    pikiran serta seluruh milikku,
    telah kusedekahkan untuk Islam dan muslimin; sisanya
    kunikmati sendiri. Majelis-majelisku terbuka siang-malam bagi siapa
    saja yang mengharap rahmat Allah SWT, menginginkan kehidupan akherat dan
    berzikir sebanyak-banyaknya. Kecuali pembaringanku yang berbentuk makam dan
    terbuat dari susunan bata merah, berukuran 2 x 1 meter; dari batu keras tempatku
    menggeletakkan kepala itu, aku berjalan menjenguk kaumku dengan doa-doa indah, dari
    atas batu keras itu kusapa kaumku dengan nyanyian hati yang bening, dan dari atas batu
    keras itu juga kuendapkan berjuta hasrat Istirhami dalam serat-serat halus sarafku. Dan
    aku melayang diterbangkan oleh kehangatan selimut rahmat Allah SWT dengan bekal
    2.5 %.
    [Turats :69]

    Aku membiasakan shalat 5 waktu
    dengan membaca surat-surat yang tetap :
    Shubuh : ad Dhuha dan al Insyirah
    Agar selalu tahadduts dan berlapang dada
    Zhuhur : al‘Falaq dan an Naas
    Agar terlindungi dari kejahatan was-was dalam dada
    Ashar : al'Ashr dan al Kautsar
    Agar selalu beramal saleh, bersabar dan bersemangat berkorban
    Maghrib : al Kafirun dan al Ikhlash
    Agar menjadi penyegar aqidah dan pemantap tauhid
    lsya‘ : Quraisy dan an Nashr
    Agar terlindungi dari kelaparan dan ketakutan
    [Turats : 70]

    Di
    sepanjang
    hari-hari Ramadhan
    aku membaca al Qur'an sama
    seperti membacanya pada hari-hari biasa.
    Dibaca tartil, dan tidak dipaksakan agar khatam
    selama bulan suci itu. Selama membacanya aku berusaha
    memahami arti hikamnya, ayat demi ayat. Demikianlah aku pahami
    tadarrus, bukan sekedar membaca tapi juga mengkaji. Kepada kaum
    Istirhami kuingatkan agar tidak terburu-buru mengejar khatam membaca
    Kalamullah di setiap Ramadhan, bila kemudian akan membiarkan Kalamullah
    itu tidak disentuh lagi hingga bulan suci berikutnya. lmanilah, bahwa dengan al Quran,
    keluhmu tidak hanya akan terobati, tapi al Qur'an juga akan meredam kesahmu,
    [Turats :71]

    Dalam melaksanakan shalat tarawih atau qiyamullail,
    aku bermakmum kepada Imam yang melaksanakan shalat itu,
    baik 20 rakaat maupun 8 rakaat yang masing-masing ditambah dengan shalat witir
    dan bila aku mengimami shalat itu, maka kulakukan sejumlah 8 rakaat dimulai dari surat
    at Takatsur hingga surat al Kafirun, sedangkan shalat witir 3 rakaat,
    masing-masing dua rakaat pertama membaca surat al Kautsar dan surat
    Alkafirun, sedang satu rakaat terakhir membaca sekaligus 3 surat:
    al Ikhlas, al Falaq dan an Naas
    itu kumaksudkan agar terhindar
    dari masalah khilafiah atau perbedaan pandangan
    dan acuan, yang sering menjebak ummat
    dalam perseteruan berkepanjangan. Aku tidak pernah bermimpi
    untuk meninggalkan luka hati akibat perseteruan sia-sia tersebut
    di tengah kaum ini, setelah aku wafat. Kaum Istirhami adalah
    kaum wasath, penengah untuk menjadi saksi
    dari berbagai kepentingan ummat manusia.
    [Turats :72]

  • Turats 73 s/d 81

    Aku selalu membaca Doa Istirhami
    menjelang tidur dan membaca
    doa yang sama, saat terjaga. itu kulakukan
    dengan harapan agar sepanjang tidurku dihangatkan oleh
    rahmat Allah SWT, dan ketika terbangun,
    aku ingin mengawali kehidupan dengan bersilaturahim
    kepada Rasulullah SAW, para Imam Istirham
    dan segenap kaum Istirhami
    melalui doa itu.
    [Turats :73]

    Ketika sedang tidur pulas,
    Koey bin Siraj terbangun oleh dering telepon
    dari Syamsudin, Imam Istirham di Brunei Darussalam.
    ltu terjadi sekitar pukul O3 dinihari. Kepada Koey,
    Syamsudin menanyakan : apakah Abi Bismillah
    sudah kembali ke majelis. Koey bilanjg bahwa Abi Bismillah
    berada di majelis sepanjang malam, tidak pergi kemana-mana.
    Menurut Imam itu, barusan Abi Bismillah datang menengok
    keluarganya di Brunei; karena memang isteri Syamsudin
    sedang sakit. Koey kembali menegaskan bahwa
    Abi Bismillah ada di dalam kamar, sedang istirahat,
    Setelah mendengar penjelasan Koey,
    Syamsudin hanya mengucapkan:
    Syukurlah kalau beliau sudah kembali
    Mereka terperangkap situasi yang membingungkan,
    dan masing-masing bersikukuh dengan keyakinan yang sama:
    Al Imam Syamsuddin mengatakan'ainul yaqin' Abi Bismillah baru
    beberapa menit keluar dari rumahnya, di Brunei, dan beliau akan langsung
    kembali ke majelisnya di Jakarta ; sementara Koey juga bilang 'ainul yaqin' bahwa
    Abi Bismillah tampak di depan hidungnya,
    sedang tidur, karena lelah menerima tamu-tamu sepanjang malam.
    Dari peristiwa itu, ada satu hal yang mereka lupakan bahwa sebagai
    Rabbul ‘alamin, Allah SWT menata seluruh alam semesta
    dengan sempurna, termasuk kesempurnaan Nya
    menghadirkan dua sosok Abi Bismillah
    di dua negara. Allahu Akbar
    [Turats : 74]

    Didamgingi
    al Imam Ir. Bambang Prasetyo
    kuwariskan 4 kalimat Istirhamiah:
    Allahumma Shalli, Allahumma Sallim,
    Allahumma Baa'rik dan Allahumma Akrim
    di waktu fajar kepada 4 santri, masing-masing:
    Shadig, Achmad Gobel, Sachar dan Mahsan Thabrani,
    di teras masjid at Taqwa, Kebon Duaratus, Cengkareng, Jakarta Barat.
    5 kalimat lainnya: Ahsin, Unshur, Nawwir, Ighfir dan Irdha kuturunkan kepada 5
    santri di kediamanku, Vila Taman bandara, Tangerang. Ketika itu, berduyun-duyun
    masyarakat pesisir mempelajari dan mengamalkan Istirham. Salah seorang
    Istirhami, Yasa, mengamalkan shalawat itu sambil berharap agar isterinya
    dapat hamil. Atas rahmat Allah SWT, isteri Yasa hamil dan melahirkan
    bayi yang kemudian kuberi nama Siti Istirhamiah.
    Sebelumnya, nama yang sama kuberikan
    kepada puteri seorang Istirhami, Marullah.
    Atas ayat-ayat rahmat Allah SWT itu,
    aku bersumpah : Demi yang jiwaku
    dalam genggaman Nya, Istirham
    tidak disusun untuk tujuan
    pengobatan apapun,
    namun bila ternyata
    shalawat ini dapat
    dijadikan washilah
    penyembuhan, maka itu adalah
    rahmat Allah SWT dan merupakan
    karamah shalawat ini, yang dapat disaksikan
    oleh mata ummat manusia dengan nyata.
    [Turats : 75]

    Seorang
    Istirhami
    hendaknya
    menjadi Imam bagi
    seluruh anggota keluarganya
    dan seorang Istirhamiat hendaknya dapat
    menjadi imamah bagi anak-anak, pembantu dan mereka
    yang berada di rumah, ketika suaminya sedang bepergian ; dan salah
    seorang anak hendaknya terlatih untuk mengambil alih imamah
    dalam rumah tangga, saat kedua orang tua mereka tidak berada di rumah.
    Seorang pembantu rumah tanggapun hendaknya dipersiapkan untuk menjadi Imam
    bagi harta majikan ketika tidak seorangpun berada di rumah;
    keimanan mereka cukup dengan saling mengingatkan
    untuk menghiasi rumah kediaman dengan Istirham.
    ltulah rumah indah, rumah yang terhiasi shalawat,
    keselamatan, keberkahan, kemuliaan,
    kebaikan, pertolongan, kecerahan,
    keampunan dan keridhaan.
    [Turats : 76]

    Tidak ada amalan khafifan
    [pekerjaan ringan] yang sangat
    bernilai bagi pasangan pengantin baru
    kecuali sebelum 'rehat’ di malam pertama,
    mereka sempatkan membaca Istirham
    kemudian diakhiri dengan membaca doa Istirhami;
    karena di malam rahmah itu, mereka akan menanam
    sebatang pohon kebaikan di atas lahan kebaikan pula;
    dan kedua Istirham yang mereka baca ialah untuk memagari
    kedua kebaikan itu, sedangkan doa Istirhami yang mereka baca ialah
    untuk menyelimuti janin selama 9 bulan di alam rahim. Ketahuilah:
    Rasulullah SAW bersabda bahwa Allah SWT menciptakan manusia dalam
    kandung ibunya selama 3 x 40 hari dan 40 malam, mulai dari setitik air lalu menjadi
    segumpal darah, hingga berbentuk segumpal daging ; sehingga pada hari ke 120, Allah
    SWT mengutus malaikat untuk meniupkan roh ke dalam rahim atas izin Nya,
    kemudian diperintahkan menuliskan 4 perkara : rizkinya, ajalnya,
    pekerjaannya dan suka-dukanya. Sedangkan untuk memberi pupuk
    marhamah kepada janin, hendaklah ibu jabang bayi itu
    tidak putus untuk membaca shalawat Istirhamiah
    sejak usia kehamilan 7 bulan
    sampai hari persalinan.
    [Turats : 77]

    Seorang Istirhamiat yang sedang menghadapi detik-detik persalinan, selain bertasbih
    dengan mengucapkan'Subhanallah‘ maka diutamakan membaca Istirham
    berulang-ulang sampai melahirkan ; dan saat mendengar tangis pertama
    bayinya, seorang ibu hendaklah segera membaca doa Istirhami
    sampai ayahnya membisikkan adzan dan qomat di kanan-kiri
    telinganya. Ingatlah, bahwa alam tempat janin bersemayam
    selama 9 bulan, disebut sebagai alam rahim atau alam rahmat.
    Maka selain mengingat dan mensucikan Allah SWT, Istirham adalah
    lafadz terbaik yang layak diucapkan untuk mengiringi kehadiran bayi suci itu.
    [Turats : 78]

    Keutamaan seorang Imam dibanding dengan kaumnya ialah seperti keutamaan cahaya
    malam purnama atas malam-malam lainnya ; maka jadilah seorang Imam walau
    hanya dengan mengajarkan shalawat ini kepada anak kecil, pembantu
    rumah tangga atau teman dalam perjalanan. Ketahuilah ; aku akan
    bangga mendengar pembicaraan dari seorang Istirhami,
    yang tersita waktunya dengan mengajarkan
    Istirham di tengah-tengah
    kesibukannya.
    [Turats : 79]

    Kaum Istirhami yang ingin mengais rizki yang halal, berkah dan terbungkus rahmah,
    bersikap santunlah kepada Imam terdekatnya, walau hanya dengan sebutir gabah;
    karena para Imam itu Iebih banyak mendoakan makmumnya daripada mendoakan
    keluarganya sendiri ; dan para Imam Iebih banyak didoakan makmumnya dari pada
    didoakan anak-isterinya ; para Imam adalah tempat terkumpulnya
    arus rahmah dari langit dan dari bumi ; insya Allah, dari mereka
    akan diperoleh doa-doa terbaik, karena mereka berdoa kepada
    Allah SWT siang-malam, untuk kaum dan makmumnya
    tanpa diminta dan tidak perlu diharap-harap.
    Mereka berdoa di tengah malam, saat
    makmum dan kaumnya tertidur pulas.
    Mereka memohonkan segala bentuk
    kebaikan untuk makmum dan
    kaumnya, ketika mereka lengah
    dan tidak sadarkan diri. Para
    Imam adalah mereka yang
    berusaha untuk mewarisi
    akhlak para Anbiya yang
    menempatkan kepentingan
    kaumnya Iebih dari keluarga
    dan dirinya sendiri.
    [Turats : 80]

    Silaturrahim
    tercepat dari seorang makmum
    kepada seorang Imam atau sebaliknya,
    ialah dengan bacaan al Fatihah dan Istirham;
    karena antara Silaturrahim
    dan Istirham terdapat kesenyawaan.
    Keduanya berasal dari
    akar kata dengan pengertian
    yang sama : rahmah
    [Turats : 81]

  • Turats 82 s/d 90

    Hari
    Jumat sore,
    Asikin dan isterinya menemuiku
    di Majelis, untuk berpamitan akan berangkat menunaikan
    ibadah hajji tahun 1421 Hijriah. Kepadanya kutitipkan
    sebaris kalimat untuk dibacanya
    setiba di tanah suci, Mekkah
    disertai 'titipan salam' untuk
    baginda Rasulullah SAW,
    segera setelah tiba di maqam beliau di Madinah. Keesokan harinya,
    sabtu, saat berada di tanah suci, konon Asikin melihat 'aku'
    sedang memimpin rombongan di salah satu sudut Ka'bah;
    Rombongan itu terdiri dari sejumlah orang berkulit putih,
    bersih, mengenakan pakaian ihram.
    'Aku‘ menurut Asikin, ketika itu sedang thawaf,
    dan dengan suara lantang membaca doa
    yang justru sedang dibaca Asikin. Hal itu
    diceritakan oleh Asikin di hadapan
    sejumlah tamu di majelisku,
    sepulang dari tanah suci.
    Kukatakan bahwa
    pada hari yang sama,
    aku ditemani Koey
    berada di majelis, tidak ke manapun.
    Dan aku bersaksi bahwa dengan
    kekuasaan Nya, Allah SWT hanya dengan
    perintah 'kun 'dapat menciptakan
    atau menyerupakan orang lain dengan
    wajahku menjadi sebanyak yang
    diinginkan di sebanyak tempat
    yang ditentukan Nya pula.
    [Turats : 82]

    Dua
    Imam Markazi:
    KH. Nur Ali Achmad Dasuki
    dan Abu Fajar Wicoro Jati
    menunaikan ibadah haji bersama pada tahun 1419 hijriah. Kepada kedua
    Imam itu, kutitipkan dua potong kalimat dalam bahasa Arab: lafaz
    'Cahayamu', kuberikan kepada al Imam Nur Ali dan lafaz
    'wajahmu' kutitipkan kepada Al Imam Abu Fajar. Sekembali dari
    tanah suci, Al Imam Nur Ali menceritakan bahwa beliau melihat cahaya
    di makam Rasullullah SAW, yang tidak terlihat oleh orang-orang yang ziarah
    bersamanya. Sementara al Imam Abu Fajar, ketika membaca berulang-ulang
    lafaz tersebut, selama beberapa detik ‘me|ihat' pintu makam Rasulullah SAW
    terbuka hampir separuhnya. Dan sebelum itu, ketika melakukan i'tikaaf di
    sisi kanan makam Rasulullah SAW beliau mendengar suara seseorang
    dari dalam makam, menyapa dalam bahasa Arab yang dipahaminya
    sebagai : ”bagus, teruskan” Demikianlah rahmat dan keutamaan
    Istirham yang dirasakan kedua Imam itu.
    [Turats :83]

    Aku berusaha
    untuk menegakkan shalat dengan khusyu'
    melalui pemahaman lafaz-lafaz yang kuucapkan.
    Bila ucapanku agak cepat, maka kucoba pahami ucapan itu
    kalimat demi kalimat ; dan bila aku masih juga menemukan kesulitan
    menangkap pengertian dari tiap-tiap kalimat yang terucap, maka
    kukosongkan kepala dan dada sambil terus mengucapkan bacaan-
    bacaan shalat hingga selesai, Dan apabila aku masih
    menemukan kesulitan untuk meraih kekhusyuk'an
    maka kulakukan apa yang dilakukan oleh
    kekasih Allah SWT : di rakaat terakhir
    aku sujud berlama-lama untuk bertasbih dan bertahlil membaca:
    Subhanallah Walhamdulillah wa la ilaha illallah Allahu Akbar
    Sedikitnya 9 kali dan sebanyak-banyaknya 33 kali.
    [Turats :84]

    Aku
    bersaksi
    bahwa tidak ada
    Tuhan selain Allah SWT dan
    aku menyatakan kesaksian bahwa
    Nabi Muhammad SAW adalah utusan Nya.
    Kesaksian pertama, kunyatakan dari waktu
    Ke waktu, karena aku telah menyaksikan dengan nyata
    bahwa tidak ada ilah di dunia ini, sehingga tidak layak untuk mencari
    pertuhanan selain Allah SWT, dan tidak layak pula kita membangun
    perhambaan terhadap makhluk. Sedangkan kesaksian
    kedua tentang kerasulan Muhammad SAW
    kutanamkan dalam hati bahwa apapun yang
    difirmankan oleh Allah SWT dalam al Qur'an
    bersifat pasti. Termasuk kepastian bahwa
    Muhammad adalah
    hamba dan
    Rasul Nya
    [Turats : 85]

    Aku
    taati anjuran
    Rasulullah SAW
    shaum 6 hari di bulan Syawal
    mulai tanggal 2 sampai tanggal 7;
    hendaknya hal yang sama juga dilakukan
    oleh segenap kaum Istirhami yang tidak sedang uzur.
    Dan aku tetap tidak ingin kehilangan kehangatan Ramadhan
    dengan tidak memutuskan tadarrus al Qur'an sepanjang tahun
    serta mendawam shalat sunnah 8 rakaat, diakhiri dengan
    shalat witir satu rakaat. Kesembilan rakaat itu
    kulaksanakan pada setiap usai menunaikan
    shalat Isya dan shalat sunnah ba'diah.
    Demi yang jiwaku dalam genggaman
    rahmat Nya, kukatakan bahwa
    hari-hari yang kulewati
    mendekati keindahan
    Ramadhan
    [Turats :86]

    Bila lapang rizki
    dan ingin bersedekah dalam jumlah besar,
    lakukanlah setulus hati.
    Bila sempit rizki
    dan ingin bersedekah dalam jumlah kecil,
    tangguhkanlah setengah hati. Bila lapang rizki
    dan hanya ingin bersedekah dalam jumlah kecil,
    hendaklah berhati-hati. Kecuali bila sempit rizki
    tapi ingin bersedekah dalam jumlah besar,
    Itulah ketajaman matahati.
    [Turats :87]

    Hati seorang alim
    dijadikan tempat untuk menyimpan
    amal kebajikannya dari sorotan mata manusia,
    sementara orang lalim menjadikan hati mereka sebagai
    tempat menyimpan mata manusia untuk menyoroti amal kebajikannya.
    Hai kaum, berhati-hatilah untuk mengenali perbedaan hati dan matahati.
    Sesungguhnya hati adalah sepotong darah kental yang tersembunyi di dalam dada
    namun sehat dan sakitnya darah itu dapat kalian lihat dari lidah dan tangan yang tidak
    tersembunyikan. Sedangkan matahati adalah cahaya yang dapat menyoroti kesehatan atau
    kesakitan hatimu. Dan cahaya itu tidak akan terpotong oleh lidah dan tangan manusia.
    [Turats : 88]

    Kesabaran adalah pintu rahmat yang tersembunyi di dalam hati.
    Bukalah pintu itu seluas mungkin dan jangan biarkan tersisa ruang kosong
    tanpa terisi rahmat Allah SWT. Dan untuk dapat mengenali rahmat Nya, maka ukurlah;
    bila masih menyimpan kalimat 'sudah habis kesabaran' berarti masih ada tersisa
    ruang untuk diisi dengan marhamah. Jangan biarkan iblis mengisinya dengan amarah
    dan dendam berkepanjangan, karena keduanya dapat dengan mudah
    membakar segala kebijakan dan kebajikan yang kita timbun
    dari waktu ke waktu
    [Turats :89]

    Cita-cita paling luhur
    dari seorang Istirhami adalah
    dapat menghidupkan pribadi dan lingkungannya dengan rahmat Allah SWT
    karena keduanya dihidupkan hanya oleh rahmatNya.
    Janganlah seorang di antara seorang kaum Istirhami yang
    berharap lebih dari menginginkan
    kehangatan rohani bersama
    rahmat Allah SWT
    [Turats :90]

  • Turats 91 s/d 99

    Sebaik-baiknya mengharapkan hasanah duniawi adalah
    kebaikan yang tersambung dengan hasanah ukhrawi
    dan seburuk-buruknya kehidupan duniawi adalah mengharapkan hasanah
    yang tidak disisipkan dengan mengharap kebaikan ukhrawi.
    Wahai kaum Istirhami : takutlah kepada Allah SWT
    dengan segala bentuk permohonan kebaikan
    untuk menyempurnakan kemegahan
    hidup dengan membelakangi
    permohonan kemegahan
    sesudah mati
    [Turats :91]

    Sebagian dari akhlak orang-orang mulia ialah :
    Berbicara dengan tangannya, mendengar dengan perutnya dan melihat dengan hatinya.
    Dan sebagian dari akhlak orang-orang hina ialah :
    Membicarakan tangannya, memperdengarkan perutnya dan memperlihatkan hatinya.
    Hai kaum perindu kemuliaan,
    Hinakanlah tanganmu yang membisu, hinakanlah perutmu yang tak pernah lelah
    mendengar dan hinakanlah hatimu yang tak mau terpejam. Dan ketahuilah:
    kemuliaan tidak akan mau dipertemukan dengan kehinaan,
    dalam satu hati.
    [Turats : 92]

    Seorang Istirhami
    akan menjadi mulia oleh tiga sebab:
    1. Bersedekah dengan mengajarkan Istirham kepada orang lain;
    Kemuliaan itu akan diperoleh dengan derajat tinggi sebagai Imam.
    2. bersedekah dengan memberi air kepada orang sakit;
    Kemuliaan itu akan diperoleh dari hamdalah orang yang menderita.
    3. bersedekah dengan membacakan al Fatihah untuk Imam mereka;
    Kemuliaan ini akan diperoleh dari pahala Silaturrahim.
    [Turats :93]

    Penuhilah semua keinginan Allah SWT, maka Dia akan memenuhi semua
    keinginanmu. Bila belum sanggup memenuhi seluruh keinginan Nya, maka jangan
    kecewa bila keinginanmu hanya dipenuhi Nya sebagian.
    [Turats :94]

    Berhati-hatilah dalam
    merangkai hasratmu
    karena untuk suatu hasrat buruk
    jauh lebih sulit dari berhasrat baik. Dan mewujudkan
    hasrat kebaikan jauh lebih mudah dari pada mewujudkan hasrat buruk.
    Kecuali : untuk dapat melihat hasil suatu kejahatan, dapat ditunggu
    hanya dengan beberapa kali tarikan nafas dari dalam dada,
    sementara untuk melihat hasil suatu hasrat kebaikan,
    diperlukan beberapa kali mengusap dada.
    [Turats :95]

    Di halaman salah satu majelisku
    tertumpuk batu kali dan batako belum digunakan untuk melanjutkan
    pembangunan ruang i'tikaaf. Sementara itu tampak beberapa pemuda
    sedang mengumpulkan batu kali. Ketika saya tanyakan maksud
    mereka mengumpulkan batu-batu itu, mereka menjawab
    bahwa batu-batu itu akan digunakan untuk
    membangun pondasi sebuah majelis,
    yang kebetulan tidak jauh dari majelisku sendiri.
    Kepada para pemuda yang
    tampak bekerja keras dengan riang
    tanpa basa basi kuperintahkan untuk
    mengangkut tumpukan batu dan batako milikku,
    mereka sungkan, para pemuda itu tahu bahwa
    aku juga sedang membangun.
    Tapi kepada mereka kukatakan
    bahwa aku sedang menunggu 'kiriman' batu yang sama
    dan jumlahnya dapat memenuhi halaman majelis,
    khawatir tempatnya tidak mencukupi
    karena terhalang batu-batu ini. Mendengar penjelasan itu,
    mereka dengan lega dan suka hati mengangkut seluruh batu yang ada.
    Keesokan harinya mereka menemuiku, menanyakan : kapan bebatuan yang
    kukatakan itu dikirim, karena mereka siap membantu untuk menurunkan
    dan menata dengan baik. Kepada mereka kubilang : karena batu yang
    akan dikirim, jumlahnya dapat menutupi semua permukaan bumi,
    maka batu-batu itu kukembalikan lagi ke langit
    untuk membangun pondasi majelisku di akherat.
    Dengan jawaban demikian : aku merasa tidak bersedekah batu yang banyak
    dan berat timbangannya, tapi yang kusedekahkan adalah
    sebaris senyum untuk menggembirakan hati mereka.
    [Turats :96]

    Mahsan Thabrani
    adalah seorang pengemudi ojeg.
    Ceritanya : setiap kali akan mengemudi,
    dia selalu berdoa agar mendapat 'kelebihan' rizki.
    Dan ternyata benar bahwa bila dia mengemudi dengan berdoa
    sebelumnya, maka penghasilannya jauh lebih besar dibanding mengemudi tanpa
    didahului dengan doa. Usai cerita panjang lebar, kuanjurkan agar Mahsan tidak lagi
    berdoa untuk mendapatkan 'kelebihan' itu. Dan ternyata, sunguh-sunguh
    penghasilannya berkurang drastis. Bahkan setelah itu, Mahsan kuanjuran untuk berhenti
    ngojeg dan mengisi waktu-waktu luangnya hanya dengan membaca al Qur'an
    dan memperdalam lstirham.
    Melihat itu keluarga Mahsan agak gundah
    dan menyatakan keberatan atas anjuranku itu.
    Saat ini, al Imam Mahsan Tabrani,
    muballigh yang pernah menelusuri pulau Jawa, Bali dan Madura
    untuk melakukan tabligh Istirhami, telah menjadi seorang ustadz
    dengan ratusan santri. Mereka diasuh Mahsan
    di majelisnya yang dibangun kokoh, berdiri di sisi selatan
    masjid at Taqwa, tempat pertama kali
    Istirhami kuwariskan
    di waktu fajar
    18 shafar
    tahun
    1419
    [Turats :97]

    Berprasangka baiklah
    kepada Allah SWT, dalam
    keadaan terburuk sekalipun.
    Dan jangan pernah berprasangka
    buruk kepada Nya, dalam keadaan terbaik
    sekalipun. Ketahuilah : berprasangka baik
    kepada Allah SWT dapat mengubah keadaan buruk
    menjadi baik dan sebaliknya berprasangka buruk kepada
    Allah SWT dapat mengubah kebaikan menjadi buruk. Aku bersaksi
    bahwa sepanjang tahun aku melakukan banyak hal yang bertentangan
    dengan yang dilakukan oleh kebanyakan orang. Mereka bekerja
    mencari nafkah di siang hari, sementara saya hanya 'bekerja'
    seorang diri di malam sepi ; aku menangis ketika berjuta
    orang tertawa dan aku ridha untuk merendahkan
    kepala tergeletak di lantai, ketika berjuta
    orang menegakkan kepala mereka
    menatap dunia. Namun aku
    berprasangka baik:
    bahwa Allah SWT
    tak akan membiarkanku
    dan anak-isteri
    lapar serta ketakutan
    atau mejelis-majelis yang
    kutanggung menjadi terbengkalai.
    Dan setiap kali hatiku tergetar untuk
    beramal kebajikan dengan harta, selalu saja
    Allah SWT mengirim rizki Nya dari sumber yang tidak
    kuduga. Aku sungguh-sungguh malu untuk meminta rizki
    dari Nya karena Dia selalu memberi yang lebih baik dari keinginanku.
    Dengan husnuzzhann, Dia senantiasa memberi yang kuinginkan, karena
    Dia Mahatahu bahwa yang kubutuhkan hanya rahmat Nya bukan sekedar
    meminta rizki yang ditebarkan
    sepanjang jalan hidupku
    sampai hari kiamat
    [Turats : 98]

    Ya
    Allah
    Ya Rabbi wa
    Ya Rabbal Istirhamiyyin
    Bila tertulis di dalam Turats ini
    ada sisipan kalimat yang akan menyesatkan
    kaum Istirhami-Istirhamiat, musnahkanlah
    sebelum dibaca, dipelajari, dan diteladani siapapun
    namun bila di dalamnya terkandung hikam yang dapat
    mengantar kaumku menuju keluasan samudera rahmat Mu
    tunjukkanlah kebenarannya kepada alam semesta bahwa Turats ini
    berusia panjang sepanjang umur dunia. Ya Allah, Engkau modali aku jari-jari
    tangan dan atas izin Mu jemari ini menari-nari
    menggoreskan huruf demi huruf hingga tersusun
    Turats ini. Aku ridha menghabiskan
    jutaan detik untuk ini ; dan hamba
    hanya ingin agar Engkau berkenan
    mendengar sedetik saja harapanku :
    ridhailah dan rahmatilah kami.
    [Turats :99]

    Wa shallallahu' ala sayyidina Muhammadin
    wa’ ala alihi wa ash — habihi wattatabi’in al Istirhamiyyin ajma'in
    Walhamdu lillahi rabbil‘alamin

    Puncak: 18 Ramadhan 1422 - 04 Desember 2001

    Abi Bismillah Almischat Radjiun
    Pk : 00.00.00